Pengertian Generalisasi
Generalisasi berasal dari kata “general” yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh karena itu, generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.
Fakih Samlawi (1998:9) mengemukakan bahwa: “Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi”.
Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian. Beberapa generalisasi yang kita terima hari ini, mungkin pada masa yang akan datang harus diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti yang baru pula.
Savage dan Armstrong (1996:26) dalam menyatakan: “Ketika angka pengangguran di suatu negara meningkat, maka kejahatan dan kriminal pun meningkat pula.”
Dari generalisasi di atas terdapat berupa konsep yaitu: konsep pengangguran, konsep negara, konsep kejahatan, dan konsep kriminal. Para siswa sangat perlu memahami konsep-konsep tersebut sebelum ia dapat menangkap makna dari generalisasi di atas.
akta memiliki keberlakuan atau penerapan yang sangat terbatas ke arah waktu, tempat, dan ruang atau kejadian lain. Sedangkan konsep memiliki daya keberlakuan dan penerapan yang lebih luas yang membantu seseorang untuk membentuk dan memahami suatu generalisasi.
Dengan generalisasi kita dapat memperkirakan kejadian-kejadian yang akan datang. Karena memiliki keberlakuan yang lebih luas, maka konsep dan generalisasi lebih bersifat umum (kurang spesifik) bila dibandingkan dengan fakta.
Sesuatu yang perlu digaris bawahi adalah bahwa fakta, konsep, dan generalisasi semua penting bagi menusia. Fakta dapat membedakan contoh-contoh konsep dan generalisasi yang lebih spesifik.
Namun demikian apabila fakta tidak memiliki keterkaitan dengan konsep dan generalisasi, maka fakta itu hanyalah setumpuk hal yang sepele yang sedikit kemanfaatannya.
Fakta, Konsep, Dan Generalisasi Dalam IPS
1. Fakta dalam IPS
Dalam kurikulum Sekolah Dasar tahun 2004 dikemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.
Sedangkan fungsi dari Ilmu Pengetahuan Sosial itu sendiri fungsinya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan negara Indonesia.
Bertitik tolak dari pengertian IPS tersebut, fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada, kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta sangat penting dalam struktur ilmu atau susunan ilmu karena dari fakta yang ada kita dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi.
2. Konsep dalam IPS
IPS sebagai bidang kajian terdiri dari konsep dasar sejarah, seperti konsep peristiwa/ kejadian tempat dan waktu. Geografi erdiri dari konsep lokasi, posisi (kedudukan), situasi, tempat (side), distribusi, dan perancangan.
Dalam ilmu ekonomi terdiri dari konsep kelangkaan (scancity), spesialisasi (specialization), saling ketergantungan (interdepence), pasar (market), dan konsep kebijaksanaan umun (public policy).
Pada sosiologi mengkaji konsep keanggotaan dalam kelompok prilaku, tujuan, norma, nilai, peran, keluwesan, dan lokasi. Sedangkan adat istiadat, etika, tradisi, hukum dan keyakinan.
Dalam psikologi terkandung konsep-konsep kemandirian, motif, sikap, persepsi interpersonal, kelompok, norma kelompok, konflik, dan sebagainya. Sedangkan dalam ilmu politik terkandung konsep negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijaksanaan, pembagian kekuasaan, demokrasi, dan lain-lain.
Dengan menggunakan berbagai konsep ilmu sosial untuk memecahkan masalah sosial, maka pada akhirnya kita harus mengambil sebuah keputusan atau kesimpulan bagaimana hasil penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.
3. Generalisasi dalam IPS
Generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan antara konsep yang mengungkapkan sejumlah besar informasi. Dengan demikian, generalisasi berisi beberapa atau banyak konsep.
Struktur Ilmu Pengetahuan teridir dari fakta, konsep, dan generalisasi.
Dari pernyataan itu, jelas bahwa Ilmu Pengetahuan tidak akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi, maka sudah tentu materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan struktur ilmu yang ada.
Fakta akan bermakna bila terkait dengan konsep, konsep pun baru bermakna bila terkait dengan bentuk generalisasi, dan generalisasi merupakan simpulan-simpulan implementasi yang akan membentuk teori ilmu pengetahuan.
Keterkaitan dan kedudukan atau peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi.
Dengan demikian antara fakta, konsep, dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangka membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS.
C. Model Pembelajaran Konsep, Fakta, Dan Generalisasi Dalam IPS
Memahami fakta, konsep, dan generalisasi sangatlah penting, karena dalam membentuk suatu teori dalam ilmu pengetahuan tidak akan terlepas dari unsur fakta, konsep, dan generalisasi.
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa fakta merupakan suatu informasi atau data yang terjadi dalam kehidupan ini dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin kebenarannya, dan memiliki kemampuan menjelaskan yang terbatas, seperti contoh; angin berhembus, matahari terbit dari sebelah timur, Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia.
Sedangkan konsep adalah penamaan (pemberian label) terhadap sesuatu untuk membantu seseorang mengenal, memahami, dan mengerti sesuatu tersebut (Fakih Samlawi, dkk : 1998).
Dikatakan lebih lanjut bahwa konsep merupakan kesepakatan bersaa untuk penamaan sesuatu sebagai alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah.
Konsep dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk, seperti; konkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata atau frase. Konsep konkrit adalah yang berkaitan dengan objek, lembaga, atau kejadian seperti; pulau, daratan, lautan, manusia, gunung, barang, konsumsi, negara, partai politik, produsen, konsumen, gempa bumi, kemarau, dan sebagainya.sementara konsep yang bersifat abstrak adalah ; demokrasi, adaptasi, kejujuran, kesetiaan, kebudayaan, kemerdekaan, keadaan, tanggungjawab, kerjasama, hak, kesamaan, pertentangan, dan sebagainya.
Sedangkan generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan makna, atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktiannya.
Siswa Sekolah Dasar dalam proses pembelajaran lebih cenderung untuk mempelajari hal-hal yang konkrit dari pada yang bersifat abstrak.
Oleh karena itu, seorang guru dalam membelajarkan fakta, konsep, dan generalisasi hendaklah menggunakan contoh-contoh yang konkrit yang sesuai dengan tingkat berpikir atau perkembangan intelektual siswa.
Lihat Juga;