Pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo yang memberikan pidatonya soal?

Diposting pada
Rate this post

Pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo yang memberikan pidatonya soal?

Jawaban : Dasar Negara

Pemikiran Soepomo dalam pancasila.

Pancasila dilahirkan dangan keringat, darah dan perjuangan oleh Founding Fathers kita yang menjadi tonggak sejarah utama di Republik ini.

Kita pantas memberi penghargaan tinggi bagi pencetus Pancasila selaku dasar negara yaitu Soekarno, M Yamin dan Dr Supomo dan tidak lupa pada Hatta selaku pemberi masukan-masukan berharga bagi eksisnya negara RI juga sejarawan-sejarawan kita yang lain.

Jangan lupakan pula Tan Malaka selaku penggagas paling awal bagi kemunculan Republik Indonesia dlm gagasannya di buku naar de Republiek( 1925).

Dan juga pejuang strategi militer kita yaitu Jenderal Sudirman dan AH Nasution selaku penegak bendera merah putih dari upaya Belanda mencabik-cabiknya.

Dalam khasanah pemikiran Soepomo yang mengarah kepada kebangsaan semenjak tahun 1908 sampai perdebatan di BPUPKI pada tahun 1945 dalam merumuskan dasar negara tersebut,

kerangka pemikiran model Soepomo dianggap sebagai kerangka pemikiran “pinggiran” yang “menyempal” di tengah arus perdebatan kaum intelektual mengenai bentuk Indonesia karena tidak sesuai dengan asas-asas negara Indonesia.

Kerangka pemikiran soepomo dominan yang bergulir dalam rentang waktu tersebut umumnya banyak dipengaruhi gagasan sociaal democratische, baik semenjak diusung ISDV,

Tjiptomangoenkoesoemo, Tjokroaminoto, Semaoen sampai Hatta, Sjahrir, Amir Sjarifuddin dan lain-lain.

Beliau dalam pidatonya mengemukakan teori-teori negara sebagai berikut:

1. Teori negara perseorangan(individualis)
2. Paham negara kelas(class theory)
3. Paham negara integralistik. Selanjutnya dalam kaitannya dengan dasar filsafat
negara Indonesia Soepomo mengusulkan hal-hal mengenai: kesatuan,
kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, keadilan rakyat.

Lalu kata Soepomo, ialah penghidupan bangsa seluruhnya. Baginya, aliran ini sesuai dengan alam pikiran ketimuran dan cocok dengan corak masyarakat Indonesia. Untuk meyakinkan para anggota BPUPKI,

Soepomo menyebut idiom manunggaling kawulo dan gusti, yaitu persatuan antara dunia luar dan dunia batin dalam pancasila sebagai dasar negara kita. Idiom tersebut juga bisa pula bermakna persatuan antara rakyat

dan pemimpin dan persatuan antara golongan di seluruh indonesia. Jadi menurut Supomo, “Dasar persatuan dan kekeluargaan ini sangat sesuai pula dengan corak masyarakat Indonesia yang berideologikan pancasila tersebut,

Pancasila sebagai dasar negara republik indonesia sebelum disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa indonesia mendirikan negara,

yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius, Nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup,

sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa indonesia sendiri.

Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara indonesia.

Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang panitia “9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara republik indonesia.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka untuk memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan jati diri bangsa indonesia yang sebagai kuasa materialisme Pancasila itu sendiri.

Secara epistemologis sekaligus sebagai pertanggung jawaban Ilmiah, bahwa Pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia juga sebagai pandangan hidup bangsa,

jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian seluruh bangsa indonesia pada waktu mendirikan negara.

baca Juga;