Puisi Pendidikan

Diposting pada
5/5 - (52 votes)

Pendahuluan

Pendidikan memiliki banyak tujuan. Salah satu tujuan pendidikan sendiri yang paling pokok adalah adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat dalam berbagai lingkungan.

Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.


Puisi Hari Pendidikan Nasional

Jika dunia kami yang dulu kosong
Tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampagelap
Tak bisa apa-apa
Tak bisa kemana-mana

Tapi kini dunia kami penuh Warna
Dengan goresan garis-garis
Juga kata-kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat
Bukan lagi mimpi

Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca

Terimakasih guruku
dari hatiku

untuk semua pejuang pendidikan
” Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa!”


Contoh Puisi Pendidikan


  • Pahlawan Kehidupan

Karya : Nur Wachid

Ku lihat kau berbuat

Ku dengar kau berbicara

Ku rasakan kau merasakan

              Mata binar tak khayal menjadi panutan

              Sejuk terasa haluan kata – katamu

              Menjadi sugesti pada diri kami

              Hingga jiwa ini tak sanggup berlari

              Menjauhi jalan hakiki

Lelah dirimu tak kau risaukan

Hiruk pikuk kehidupan mengharu biru

Itu jasa tentang pengabdian

Bukan jasa tentang perekonomian

Semangatmu menjadi penghidupan

Untuk kami menjalani kehidupan

              Jangan pernah kau bosan

              Jadi haluan panutan

              Meski pertiwi dalam kesengsaraan

              Kaulah pelita cahaya kehidupan

Terima kasih untukmu

Sang pahlawan kehidupan


  • Aku

Karya : Nur Wachid

Aku berdiri ditengah penjuru

Aku besar dengan nama itu

Aku bukan manusia

Aku hanya sebuah kata

              Namaku lambang kecerdasan

              Namaku membunuh kebodohan

              Betapa hebatnya aku ?

              Tak ada yang menandingiku

Sampai ini ku tak merasa hebat

Ini kali ku menangis

Bukan yang pertama

Bukan yang kedua

              Tiada pemakai namaku

              Yang menjadikanku hebat

              Disana – sini kebodohan

              Belum terbunuh olehku

              Tangisan ini penuh pilu

              Belum banyak kecerdasan

              Yang bertaburan

Jadilah pahlawanku anak negeri

Hentikan pilu tangisku

Buatlah aku tersenyum

Merasa bangga akan namaku


Contoh Pantun Pendidikan

Jika pergi ke padang datar
Jangan lupa pulang berlabuh
Jika kita kepingin pintar
Belajarlah sungguh-sungguh

Jika kamu pergi ke dusun
Jangan lupa bawa beras
Belajarlah dengan tekun
Agar kita naik kelas

Jika kita makan petai
jangan lupa makan kerupuk
Jika kita ingin pandai
Ranjin-rajin baca buku

Hendaklah melempar jangkar
Kalau ada perahu singgah
Kalau anak bangsa pintar
Negeri ini akan bangga


Contoh Syair


Syair Abdul Muluk

Berhentilah kisah raja Hindustan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah Paduka Sultan
Duduklah Baginda bersuka-sukaan

Abdul Muluk putera Baginda
Besarlah sudah bangsa muda
Cantik menjelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya ada

Parasnya elok amat sempurna
Petak majelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina

Seri Negeri gelaran diberi
Sebuah pulau cantik berseri
Bernaung dibawah sebuah negeri
Raja berdaulat Paduka Seri

Lautnya biru pantainya indah
Makam Mahsuri lagenda sejarah
Puteri Melayu tak mudah menyerah
Tujuh keturunan dimakan sumpah

Pulau lagenda dimakan sumpah
Tujuh keturunan tamatlah sudah
Kini makmur melimpah ruah
Semua penghuni tersenyum megah


Syair Johan Malikan

Harganya murah ayuhai akhwan
tawar menawar boleh ketahuan
tiadalah tinggi wahai bangsawan
dengan yang patut Tuan tawarkan

Adat berniaga demikian itulah
tawar menawar bukanlah salah
dengan yang patut Tuan khabarlah
dapat ta’dapat dicobakanlah