Tulisan bismillahirrahmanirrahim
Daftar Isi Artikel
bismillahirrahmanirrahim arab
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Bismillahi Rahmanir Rahim (bahasa Arab:بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ) terkenal dengan basmalah ( البسملة) atau tasmiyah (التسمیة) yang bermakna membaca nama Allah dan mengingat Allah (zikrullah).
Baca Juga; Contoh Mukadimah
Ungkapan ini dalam Alquran berulang sebanyak 114 kali. Bismillah disebutkan pada awal surah-surah Alquran kecuali surah Al-Bara’ah (surah al-Taubah) dan dalam surah al-Naml disebutkan 2 kali, sekali di awal surah dan sekali lagi di ayat 26.
Terdapat banyak riwayat tentang keutamaan membaca basmalah dan sangat dianjurkan untuk memulai setiap pekerjaan dengan membaca basmalah.
Terdapat perbedaan pendapat diantara ulama terkait dengan basmllah, apakah bagian dari satu surah atau tidak. Basmallah juga menjadi perhatian khusus dalam karya sastra dan kesenian Islam
copy paste tulisan arab bismillahirrahmanirrahim
Kata-kata Basmallah
Ayat “Bismillahi Rahmanir Rahim” atau “basmalah” jika disingkat, juga dikenal dengan frasa “tasmiyah”.
Asal kata ini diperoleh dengan metode naht (abreviasi atau pembuatan akronim) yang dibuat dari ungkapan bismillah; sebagaimana yang ada pada derivasi-derivasi hay’alah, hamdalah, Hauqalah, Haylalah dan hasbalah dibuat dengan cara seperti ini,
yaitu peletakan sebagian huruf berdampingan menjadi satu frase dan digunakan dalam bentuk ism fā’il (kata yang bermakna subyek) dengan kata mubasmil bagi orang yang mengucapkannya.
Di samping itu, frase basmalah menempati kedudukan ayat bismillahi al-Rahman al-Rahim, seperti “Bismillah adalah ayat dari Alquran dan Al-Fatihah.”
Sebagian berpandangan bahwa basmalah tidak berkembang sebagai bahasa fasih Arab, tapi para ahli bahasa (linguis) seperti Ibnu Sikkit dan Mutharrazi dengan menukil dari bukti-bukti para penyair Arab, menyatakan akan kefasihan dan keaslian basmalah dari bahasa Arab.
Tidak ada informasi yang menyebutkan bahwa lafaz ini juga digunakan pada masa sebelum Islam, penggunaan lafaz ini pertama kalinya kemungkinan tercatat pada syair Ibnu Abi Rabi’ah.
Basmalah tidak ditemui dalam riwayat yang berasal dari Nabi Muhammad Saw dan para Imam as dan hanya ada dalam riwayat Kaf’ami yang dinukil dari Nabi Muhammad Saw yang dinyatakan dalam bentuk kata dasarnya(masdar).
Baca Juga; Yaumul Qiyamah
Syahid Tsani dalam tafsir basmalah mengutip satu riwayat (Jangan tinggalkan [mengucapkan] basmalah) di mana tentang hal itu juga terdapat kemungkinan bahwa dalam riwayat (jangan biarkan bismillahi rahmanir rahimi) terdapat perubahan lafaz dalam ungkapan Syahid Tsani.
Pada masa sekarang, penganut agama Kristen juga menggunakan basmalah dengan arti (Dengan nama Bapa, Anak dan Roh Qudus)
Susunan Basmalah
Basmalah tersusun dari 5 bagian yang telah diteliti dari berbagai sisi. Basmalah tersusun dari “jar” dan “majrur” yang di dalamnya tidak ada kata kerja (“fi’il”) atau subyek dan predikat (“mubtada” dan “khabar”).
Kata kerjanya dalam bentuk yang berbeda-beda tidak disebutkan secara eksplisit (taqdir). Terdapat 4 nama yang digunakan dalam ayat dimana tiga dari nama-nama tersebut adalah nama-nama “Asmaul Husna” Ilahi dan satu kelompok yang terbentuk dari tiga asma.
arti bismillahirrahmanirrahim dalam bahasa indonesia
Mufradat Ayat
Ba
Huruf ba jar bermakna “ilshaq” (untuk menunjukkan arti bertemu atau dikaitkan), meminta pertolongan, dan menyertai.
Mengingat bahwa sebelum huruf “jar” kata yang harus mendahuluinya adalah kata kerja atau mirip kata kerja sehingga penggunaan kalimat “jar wa majrur” dapat berfungsi.
Sebelum «بسم» terdapat kata kerja “muqaddar” (yang implisit) seperti kata kerja perintah “iqra” (bacalah) atau “ibda’” (mulailah).
Ism
Terkait dengan akar kata ism (nomina, kata benda) terdapat dua pendapat penting sebagaimana berikut:
Derivasinya dari akar kata su-mu-w yang bentuk jamaknya dinyatakan dengan kata “asma.” Sumuw bermakna tinggi dan mulia.
Derivasinya dari akar kata wa-s-m yang bermakna peletakan tanda.
Allah
Kata Allah merupakan lafaz jalalah dan mencakup seluruh nama Tuhan dalam Alquran. Menurut Muqaddasi terdapat 5 pendapat terkait dengan asal kata lafaz jalalah.
Dalam Tafsir Partui az Qurān secara singkat dijelaskan sebagai berikut: Kata kerja Ilah mempunyai arti menghamba, tunduk, dan tentram.
Ilah adalah nama sebuah sesembahan entah sesembahan itu batil ataukah hak. Allah dengan huruf hamzah yang dihapus dan dengan ditambahkan alif dan lam adalah merupakan nama sesembahan yang hak. Allah adalah nama all-inkulsif (“jami”), sifat bagi Allah swt.
Nama ini memiliki derivasi yang banyak dalam berbagai bahasa Sami dan akar katanya kembali kepada agama-agama kuno.
Latar belakang penyembahan Allah di antara agama Sami sangat banyak dan nama ini dikenal mereka khususnya pada dua atau tiga abad sebelum adanya Agama Islam di Arab Saudi, bahkan nama-nama seseorang di antara mereka adalah Abdullah.
Kaum Arab selain meyakini adanya banyak Tuhan, mereka juga percaya adanya Tuhan Sang Pencipta yang berkuasa di langit. Babilonia menamainya dengan “Al.” Nabath mengenalnya dengan nama “Hala.” Herodotos berkata kaum Nabath menyembah Tuhan yang bernama “Aliyah.”
Lafaz ini dalam bahasa Aram adalah Allatu dan dalam bahasa Akkadia adalah Eloi, di mana merupakan Ilah dalam bahasa Arab kuno.
Qurthubi dalam pengambilan nama Lat dari lafaz Allah mengutip pendapat dari beberapa mufassir.
Rahman dan Rahim
Kedua kata ini berkali-kali berada di tempat yang saling berdekatan. Derivsi dua nama ini berasal dari kata rahima yang dalam bahasa Indonesia berarti kasih sayang dan cinta kasih.
Keduanya berasal dari akar kata yang satu seperti “nadmān” dan “nadim”. [14]
Perbedaan antara Rahman dan Rahim
Terdapat makna yang berbeda dalam penggunaan makna rahman dan rahim dalam Alquran sebagaimana berikut:
Kata Rahman dalam Alquran selalu lebih dahulu dari kata Rahim. Dalilnya di antaranya adalah bahwa rahman merupakan “ism alam” (nomina non ajektifa) yang tidak dipakai pada selain Tuhan yang Maha Tinggi sehingga wajib untuk mendahulukan sifat rahman dari pada sifat Rahim-Nya.
Rahmān tidak akan muncul tanpa “alif” dan “lam”, namun rahim tidak ada aturan dan syarat seperti ini.
Rahmān digunakan secara mandiri dan jika digunakan secara bersamaan (“tarkib”), maka hanya akan bersanding dengan kata-kata rahim. Namun rahim bisa bersanding dan disusun dengan asma-asma yang lainnya.
Rahman adalah merupakan “ism ghairi munsharif” (nomina yang tidak menerima tanwin) dan tidak mengandung tanwin, meski tidak memiliki syarat-syarat untuk tidak di”tasharif”.
Rahman dengan adanya dalil khusus dan karena mutlak digunakan pada Tuhan, tidak mempunyai bentuk jamak, “mutsanna” dan “mu’annats”.
Namun rahim bisa juga dalam bentuk jamak, ruhama di mana hal ini ada dalam Alquran dan dalam bahasa Arab juga terdapat bentuk “mutsana” dan “mu’annats”.
Penggunaan wazan “fa’lān” (Rahman) dalam ayat-ayat Alquran menunjukkan “mubalaghah” karena banyak penggunaannya, namun tidak demikian terkait dengan wazan “fa’il” (Rahim).
Wazan ‘”fa’lan” untuk kata rahman adalah “mubalaghah” yang khusus untuk Tuhan. Kebanyakan mufasir mendukung pendapat ini.
Dalam Alquran, kata rahman hanya diberlakukan pada Tuhan dan “ismi alam”, penamaan seseorang dengan rahman tidaklah pantas. Rahman disematkan dalam bentuk sifat Tuhan
Namun rahim kadang-kadang digunakan dalam bentuk sifat yang disebutkan pada Nabi Muhammad saw.
Rahim dalam penggunaannya selalu berpasangan yang berarti murni kasih sayang dan rahmat. Namun rahman terkadang digunakan dalam pelbagai konteks dalam makna keagungan dan kebijaksanaan Tuhan. Penggunaan konteks seperti ini mencakup makna ancaman
Kedudukan Basmalah
Dalam kitab-kitab hadis, tafsir dan fikih telah dijelaskan tentang manfaat-manfaat dan pelbagai pahala membaca basmalah:
Basmalah merupakan ayat Alquran yang paling utama dan terbesar
Basmalah merupakan salah satu nama Allah.
Kedekatan ayat ini dengan “ismi a’zham” (Nama Agung) Tuhan mirip kedekatan warna hitam pada mata dengan warna putihnya.
Demikian juga, bersumpah dengan nama Tuhan “Bismillahi Rahmani Rahim” dalam beberapa doa menunjukkan tingginya nilai ayat ini.
Menulis basmalah dengan indah dan jika dimaksudkan untuk meninggikan Tuhan akan menyebabkan seseorang itu diampuni.
Ketika seorang guru berkata kepada muridnya, “Bismillahir Rahmanir Rahim” kemudian jika murid itu mengucapkannya, maka akan dituliskan kebaikan bagi guru, bapak dan ibu anak itu serta akan dibebaskan dan dijauhkan dari api neraka.”
Dzikir nama Tuhan, khususnya bismillah pada permulaan setiap pekerjaan sangat dianjurkan berdasarkan hadis «کُلُّ أَمرٍ ذی بالٍ لَم یبْدَأ بِاسمِاللّهِ فَهُوَ اَبْتَر»[38] Segala perkara yang tidak dimulai dengan nama Allah maka itu terputus yaitu meninggalkan nama Tuhan dalam setiap awal pekerjaan tidak akan mendapat perhatian, akan menemui kegagalan, hasilnya tidak baik dan tidak akan membawa keberkahan.
Dalam sunnah Nabi dan para Imam as, selain anjuran umum untuk berdzikir dengan basmalah, pada hal-hal khusus seperti ketika makan, menulis surat, mau tidur atau bangun tidur juga dianjurkan untuk mengucapkan dzikir basmalah.
Berdzikir dengan basmalah telah menjadi slogan dan ciri khas bagi kaum muslimin dan agama Islam.
Mengeraskan basmalah menunjukkan keimanan, sebagaimana Nabi Muhammad Saw ketika membaca Alquran, maka ia akan mengeraskan suara basmalah dan kaum musyrikin akan berpaling darinya.
Bismillahir Rahmanir Rahim dalam kaitannya dengan identitas agama Islam mempunyai kedudukan penting setelah syahadah dan merupakan slogan khususnya bagi kaum muslimin karena mereka memulai pekerjaannya dengan membaca basmalah.”
Menulis basmalah kira-kira sudah menjadi kebiasaan dalam setiap awal penulisan sesuatu dengan mengikuti sunnah Rasul saw, namun sepertinya dalam beberapa riwayat masih ditentang untuk penulisannya di dalam syair.
Namun terkadang dalam tulisan-tulisan dan perintah-perintah raja, gelar-gelar raja disebutkan sebelum basmalah sebagaimana monogram-monogram yang dimuat sebelum basmalah