Pengertian Al Muhaimin
Daftar Isi Artikel
Kata Al-Muhaimin
Baca Juga : Al-Mu’min Artinya
berasal dari kata kerja ‘haimana, yuhaiminu’ yang secara behasa mencakup beberapa makna:
1. Menguasai dan mengurusi segala sesuatu
2. Mengawasi dan menyaksikan segala sesuatu
3. Menjaga dan memelihara segala sesuatu
Hak Allah SWT bahwa dia mengurus keperluan makhluk-Nya, berupa pekerjaan mereka, rizqi mereka, dan ajal mereka, yaitu dengan memperhatikan, menguasai dan memeliharanya. Jadi yang menghimpunkan ketiga makna itulah Al-Muhaimin.
Al biqo’iy dalam tafsirnya menjelaskan tentang makna kata al Muhaimin serta penempatannya sebagai al asma’ul husna yang terletak sesudah assalaam dan al mu’min.
Baca Juga : As Salam Artinya
Ulas beliau, bahwa untuk terpenuhinya rasa damai dan aman yang dikandung oleh kata assalaam dan al mu’min tentu diperlukan pengetahuan yang sangat dalam menyangkut hal-hal yang bersifat tersembunyi, karena itu kedua kata ini disusul dengan sifat-Nya al Muhaimin.
Karena sifat ini bermakna kesaksian yang dilandasi oleh pengetahuan menyeluruh tentang detail,serta pandangan yang mencakup keseluruhan yang lahir maupun yang bathin, maka tidak satu yang tersembunyipun yang tersembunyi bagi-Nya apalagi yang lahir dalam kenyataan.
Allah Maha Menyaksikan. Tidak ada perbuatan baik yang tidak disaksikan oleh Allah, tidak ada perbuatan buruk yang lepas dari pengawasan Allah. Perbuatan baik dan benar akan dijamin mendapat balasan yang setimpal, bahkan sangat mungkin dilipatgandakan.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa al-Muhaimin berarti yang menyaksikan amalan makhluk-Nya, dalam artian mengawasi mereka.
Dan dalam tafsirnya al-Wasiith, Syaikh al-Thanthawi menjelaskan bahwa al-Muhaimin berarti yang mengawasi para hamba-Nya, mengetahui perkataan, perbuatan dan segala kondisi hamba-Nya
Jadi secara ringkasnya makna “Al-Muhaimin” adalah yang mengetahui rahasia2 segala perkara dan yang disembunyikan oleh dada2, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang menyaksikan amal perbuatan makhluk, mengawasi mereka dalam berbicara dan berbuat. Tidak ada yang tersembunyi sedikit pun dari perbuatan mereka meskipun sebiji sawi di atas bumi atau di atas langit
Konsekwensi dari nama al-Muhaimin
Konsekwensi dari nama Al-Muhaimin yang mencakup semua makna di atas, menuntut adanya:
1. Sifat ilmu yang tidak ada batasnya dan kekuasaan yang sempurna yang meliputi segala sesuatu.
Sehingga jika kita mengatakan bahwa Allah SWT. sebagai al-Muhaimin, maka itu berarti Allah SWT. memiliki ilmu sempurna yang tidak ada batasnya.
Tidak ada sesuatu apapun yang tersembunyi bagi-Nya di langit dan bumi. Dia maha mengetahui apa yang sudah terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan terjadi.
Baca Juga : Al Quddus Artinya
Allah SWT. berfirman:
وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”. (QS. al-An’am [6]: 59).
هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۚ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۖ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ۚ وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Hadiid [57]: 4).
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. (QS. Ghafir [40]: 19).
اللَّـهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّـهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّـهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS. al-Thalaq [65]: 12).
2. Allah SWT. Maha kuasa atas segala sesuatu.
Tidak ada yang tidak mampu dilakukan Allah SWT. dan tidak ada batas bagi kekuasaan-Nya.
Allah SWT. berfirman:
قُلِ اللَّـهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali ‘Imran [3]: 26).
Baca Juga : Yaumul Qiyamah
وَلِلَّـهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّـهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu. (QS. Ali ‘Imran [3]: 189).
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ ﴿٨٢﴾ فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٨٣﴾
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS. Yaasin [36]: 82-83).
Makna berdoa dengan nama Al-Muhaimin
Ketika kita berdoa kepada Allah dengan nama Al-Muhaimin, berarti kita:
- Mohon supaya Allah menyaksikan amal baik kita, menjamin hidup kita, menjamin masa depan kita, menjamin keselamatan kita di dunia dan akhirat.
- Memohon diawasi tindak-tanduk kita agar tidak melenceng dan terjerumus ke dalam jurang kesengsaraan dan kehancuran.
- Memohon dipelihara dari fitnah dan bencana, kita mohon Allah memberikan keputusan yang terbaik kepada kita.
Buah keimanan kepada nama Allah ‘al-Muhaimin’
Keimanan kepada nama Allah, Al-Muhaimin akan menghasilkan beberapa hal dalam diri kita, yaitu:
1. Merasakan keagungan Allah SWT. dalam penguasaan, pengawasan, penjagaan dan pemeliharaan-Nya terhadap segala sesuatu dengan ilmu dan kekuasaan-Nya yang sempurna.
Baca Juga : Yaumul Mahsyar
Allah SWT. berfirman:
وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِن ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Yunus [10]: 61).
2. Tsiqah (percaya) kepada Allah SWT. dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya sehingga tidak ada perasaan takut kepada apapun dan siapapun kecuali kepada-Nya.
Karena Dia lah yang Maha mengawasi, menguasai, mengatur, menjaga dan memelihara segala sesuatu.
3. Memberikan kekuatan kepada jiwa seorang mukmin untuk dapat menghadapi segala cobaan dan tantangan hidup
Karena dia mengetahui bahwa Allah SWT. Maha mengetahui segala sesuatu dan ia meyakini bahwa Allah SWT. tidak akan memilihkan untuk para hamba-Nya kecuali yang terbaik dan paling bermanfaat untuk kehidupannya, terutama untuk kehidupan akhiratnya.
Sehingga bagaimanapun cobaan dan musibah yang menimpanya ia meyakini bahwa pasti itulah yang terbaik baginya. Allah SWT. berfirman:
فَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّـهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
(maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS. al-Nisa` [4]: 19).
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّـهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. al-Baqarah [2]: 216).
4. Meningkatkan muraqabatullah dan rasa malu terhadap Allah SWT. dalam diri seorang mukmin karena mengetahui bahwa Allah SWT. Maha mengetahui dan mengawasi semua yang dilakukannya.
Allah SWT. berfirman:
Baca Juga : Yaumul Hisab Adalah
إِنَّ اللَّـهَ لَا يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ
Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit. (QS. Ali ‘Imran [3]: 5).