Pengertian Al Wasi
Daftar Isi Artikel
Nama Allah, Al Waasi’u ( الواسع ) dibaca Al Waasik termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah :
- Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (Al-Maa’idah [5]: 54)
- Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (An-Nuur [24]: 32)
- (yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (An-Najm [53]: 32)
Baca Juga : Al Mujib Artinya
Makna Kata Al Wasi
AL-WASI-’U (الْوَاسِعُ) artinya, Maha Luas, yakni rahmat Allah itu Maha luas, merata kepada segala yang maujud dan luas pula nikmat-Nya, ilmunya dan segala-galanya terhadap hamba-Nya meliputi segala makhluk dan merata tidak dibedakan hewan, tumbuhan dan insane, atau kafir dan Islam.
Segala apa yang ada pada makhluq terbatas sekali, ilmunya sedikit, kekayaan-Nya terbatas, kekuasaannya tidak sempurna dan sebagainya. Manusia, janganlah bersombong diri, dan segala sesuatu yang dimilikinya itu adalah pemberian Allah, tidak akan kekal abadi, maka tunduklah diri kepada Allah yang tak ada bandingan-Nya dalam segala hal.
Baca Juga : Ar Raqib Artinya
Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 115 yang artinya : “Timur dan Barat itu kepunyaan Allah, ke mana kamu menghadap maka di sanalah wajah Allah, adalah Allah luas kurnia-Nya lagi Maha Mengetahui”. Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat Al-’Ankabut ayat 56 yang artinya : “Hai hamba-Ku yang beriman! Sesungguhnya bumi-Ku amat lapang maka sembahlah akan Daku”.
Sifat Al-Wasi (Maha Luas Karunia) Allah Swt
Khutbah Jumah kali ini mengenai sifat Al Wasi (Maha Luas Karunia, Maha Karib) Allah Swt.
Bahwa sifat ‘Wasi’ adalah suatu Wujud yang rezeqi-Nya dan karunia-Nya mencukupi segala kebutuhan makhluk ciptaan-Nya. Wujud Yang suka memberi tanpa batas. Semua rujukan mengenai perkara ini dapat ditemukan di dalam Al Qur’an. Di dalam ayat 269 Surah Al Baqarah, Allah Taala berfirman,
الشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْـفَقْرَ وَيَاْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَآءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ؕ وَاللّٰهُ وٰسِعٌ عَلِيْمٌۚ ۙ
yang artinya, ‘Syaitan menakut-nakuti kamu dengan kefaqiran, dan menyuruh kamu berbuat kekejian, padahal Allah menjanjikan kepadamu maghfirah-Nya, dan karunia. Wallahu wasi’un aliim (dan Allah Maha Luas Karunia-Nya, Maha Mengetahui).’ (2:269).
Baca Juga: Al Karim Artinya
Ayat ini mengemukakan dua faktor penggoda yang Syaitan gunakan untuk mengalihkan manusia dari jalan Tuhan. Ialah, takut akan kefaqiran (miskin) dan berbuat kekejian. Takut menjadi miskin banyak bentuknya; sebagaimana Syaitan telah ikrarkan di hadapan Tuhan, bahwa ia akan terus berusaha menggoda semua hamba-Nya dengan berbagai cara sampai berhasil. Keniscayaan keberhasilan tipu daya mereka ini bukan hanya disebabkan kelihayan mereka namun juga karena Tuhan pun mempersilakan mereka.
Allah Taala telah mengingatkan hamba-Nya, bahwa Syaitan akan menggoda mereka dengan berbagai cara, yang seolah-olah tampak baik namun di balik itu mengandung konsekwensi berbagai kesulitan.
Allah Taala telah mengingatkan di dalam Al Qur’an: wa yuridu syaitanu ayyudhillahum dhalaallan ba’iidan, yang artinya, ‘…Dan, Syaitan ingin menyesatkan mereka menuju ke kesesatan yang sejauh-jauhnya’ (Surah Al Nisa – 4:61), dan juga pada ayat, inna syaitana lakum aduw-wummubiin, yang artinya, ‘…sesungguhnya, Syaitan itu adalah musuh yang nyata…’ (Surah Al A’raf – 7:23).
Baca Juga : Al Jalil Artinya
Penuturan berbagai kisah di dalam Al Qur’an bukanlah penyampaian cerita lama belaka, melainkan justru sebagai nubuatan untuk umat manusia di masa-masa yang akan datang, yang oleh karenanya kaum mukminin harus senantiasa ingat untuk menghindarinya.
Syaitan pun merubah siasat tipu daya mereka sesuai dengan perubahan zaman. Pada setiap penemuan baru yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, selalu ada dampak negatifnya yang digunakan oleh Syaitan.
Di dalam Surah Al Baqarah tadi, Allah Taala telah nyatakan bahwa Syaitan menakut-nakuti manusia dengan kefaqiran. Dalam bahasa Arab, kata ‘faqara’ artinya miskin, dan juga ‘mematahkan tulang belakang’ (banting tulang).
Maksudnya, Syaitan membisikkan perasaan was-was di dalam hati manusia, bahwa pengorbanan di jalan Allah akan membuat hidupmu kekurangan. Syaitan menakut-nakuti dengan berbagai cara, antara lain juga dengan menjauhkan mukminin dari peribadatannya kepada Allah dengan alasan mengejar urusan duniawi.
Takut akan rugi finansiil dan kemiskinan sehingga mereka pun berpikir tidak ada waktu untuk urusan rohani. Lebih baik untuk mencari uang.
Baca Juga : Al Hasib Artinya
Disamping menakut-nakuti dengan kemiskinan, Syaitan pun menggoda sebagian lain manusia agar membelanjakan harta benda mereka kepada hal-hal yang laghwi, percuma, hedonisme dan berbagai bentuk perbuatan keji lainnya seperti perjudian ataupun minum minuman ber-alkohol.
Mereka melakukan perbuatan munkar tersebut dikarenakan mereka tidak menyadarinya, bahwa mereka sedang melakukan sesuatu yang salah. Padahal Allah Swt telah memfirmankan di dalam Al Qur’an, wa laa tattabi’uu hutuwaatis-syaitan…, yang artinya, ‘…dan janganlah mengikuti langkah-langkah Syaitan…’ (Surah Al An’am – 6:143).
Bahkan sudah sedemikian degilnya golongan manusia yang seperti itu, sampai-sampai mereka mengatakan ada baiknya juga mengikuti ajakan Syaitan. Bila mereka ditanya apa pendapat mereka tentang tipu daya Syaitan, mereka menjawab, insya Allah akan dilindungi. Padahal, begitulah sikap mereka yang sudah mengikuti langkah Syaitan, mereka sudah tidak menyadari perbuatan keji mereka.
Baca Juga : Al Mumit Artinya
Merujuk kepada kata ‘ya’idukum’ di dalam ayat Surah Al Baqarah tersebut, Allah Taala telah memberikan jaminan akan memberikan pengampunan.