Nama Allah, Asy Syakuuru ( الشكور ) dibaca Asy Syakur termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah :
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman?dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. (An-Nisaa’ [4]: 147)
Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (Asy-Syuura [42]: 23)
Nama Allah, Asy Syakuuru bermakna Yang sangat berterima kasih. Yang pasti membalasi tiap pujian, sanjungan atau ibadat manusia yang ditunjukkan kepada-Nya oleh hamba-hamba_Nya yang taat dan taqwa kepada-Nya.
Kata Syakur dalam Al Quran:
Ditemukan 10x (3 menjadi sifat Allah dan 7 menjadi sifat manusia). Beberapa diantaranya ada dalam QS. Asy Syura ayat 23 dan QS. Fatir: 30.
“Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
“Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
Segala sesuatu yang baik, terwujud atas izin Allah. Apa yang baik dari kita pada hakekatnya adalah dari Allah. Sehingga semua pujian kembali kepada Allah.
2. Allah Yang Maha Melipatgandakan ganjaran bagi amalan manusia yang sedikit. Pelipatgandaan itu sampai dengan 700x bahkan tanpa batas (QS. Al Baqarah: 261).
3. Menurut Imam Al Ghazali
Allah memberi balasan banyak terhadap pelaku kebaikan/ketaatan yang sedikit. Allahlah yang mengaugerahkan kenikmatan yang tidak terbatas waktunya untuk amalah terhitung dengan hari-hari yang terbatas.
4. Menampakkan sesuatu ke permukaan, menampakkan nikmat Allah dalam arti membagi sebagian dari nikmat itu kepada pihak lain.
Misalnya, kita berbagi dengan orang lain, orang lain akan tahu kalau kita sedang mendapat nikmat dari Allah tanpa perlu kita memberi tahu kalau kita sedang mendapat nikmat dari Allah.
1. Menyadari betapa besar nikmat Allah yang diberikan dan membaginya kepada yang lain.
2. Menggunakan anugerah Allah sesuai dengan tujuan penganugerahannya.
Misalnya, fungsi mata adalah untuk melihat dan membaca, kalau punya mata tapi tidak pernah membaca Al Quran berarti tidak bersyukur.
3. Memuji kebaikan orang lain dan membalasnya dengan yang lebih baik.
Contoh sehari-hari adalah saling memberi dan menerima.
Etika untuk yang memberi harusnya ikhlas (mengharap balasan dari Allah).
Sedangkan etika untuk yang diberi antara lain: a) jika memiliki sesuatu balaslah pemberiannya, b) seandainya tidak punya sesuatu untuk membalas, pujilah, c) ucapkan terimakasih.
Cara Memuji: a) Sebelum memuji orang lain, pujjilah Allah dulu, b) puji secara realistis, tidak berlebihan, c) akhiri dengan istighfar.
Al-Syakir ( الشَّاكِرُ ) menurut bahasa ialah isim fa’il atau subjek yang disifati dengan sifat syukur, sedangkan Al-Syakur ( الشَّكُورُ ) ialah sighah mubalaghahyakni bentuk yang menyatakan berlebihan atau bersangatan iaitu banyak syukur.
Asal makna syukur (الشُّكْرُ ) ialah ( الزِّيَادَةُ ) : bertambah ; ( النَّمَاءُ ) : tumbuh ; (الظُّهُورُ ) : nyata atau jelas. Itulah sebabnya jika dikatakan dalam bahasa Arab ( شَكَرَتِ الأَرْضُ ) maka maknanya ( إِذَا كَثُرَ النَّبَاتُ فِيْهَا ) : Jika banyak tumbuhan pada bumi itu ; ( وَ كُلُّ نَبَتٍ يَكْتَفِى بِالْمَاءِ القَلِيْلِ فَهُوَ شَكُورٌ ) : dan setiap tanaman yang tumbuh mencukupi hanya dengan air yang sedikit maka dia disebut syakur.
Dan hakikat Al-Syukur ialah ( الثَّنَاءُ عَلَى المُحْسِنِ بِذِكْرِ إِحْسَانِهِ ) :Sanjungan kepada orang yang berbuat baik sambil menyebut kebaikannya.
Allah SAW Dia-lah yang paling layak dan berhak menyandang sifat syukur dari semua yang disyukuri, bahkan Dia-lah Allah Al-Syakur yang sebenar-benarnya. Oleh itu, jika direnung dengan mendalam maksud Al-Syakir dan Al-Syakur, maka ia akan membaca maksud-maksud seperti berikut, antaranya :
Allah SWT Maha Mensyukuri kebaikan dan ketaatan hamba-hamba-Nya walaupun sedikit, lalu Dia membalasinya dengan ganjaran pahala yang banyak dan berlipat ganda.
Allah SWT memberi ampunan kepada manusia walau bagaimana pun banyak kesalahan yang mereka lakukan dan Allah menerima amal soleh mereka walaupun bilangannya sedikit dan sangat kecil.
Allah SWT mensykuri hamba-Nya yang bersyukur kepada-Nya dan menambah-nambah lagi kebaikan-Nya dan kurnia-Nya sehingga tiada batasannya. Firman-Nya :
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (Ibrahim : 7)
Allah SWT menyatakan kesyukuran-Nya dengan menyanjung dan memuji hamba-Nya yang taat kepada-Nya di hadapan para malaikat di alam malakut.
Di antara kesempurnaan kesyukuran Allah kepada hamba-Nya ialah jika mereka meninggalkan larangan-Nya niscaya Dia akan memberi gantiannya yang lebih afdhal daripada apa yang ditinggalkannya itu. Sebaliknya jika hamba-Nya melakukan kebaikan niscaya akan dibalas-Nya dengan balasan yang berlipat ganda. Dia-lah yang merestui atau memberi taufiq kepada seseorang untuk melakukan sesuatu atau meninggalkannya. Dia akan mensyukuri kedua-duanya, apakah karena melakukan-nya atau meninggalkannya. Kesemua itu bukanlah suatu kewajipan ke atas Allah SWT, tetapi Dia-lah yang telah mewajibkan ke atas Diri-Nya sebagai bukti akan kemurahan-Nya dan kemuliaan-Nya.
KEHEBATAn As Syakur
Di antara bukti betapa hebat kesyukuran Allah SWT kepada hamba-Nya, ialah :
1.Allah SWT memberi balasan kepada musuh-musuh-Nya jika mereka melakukan sesuatu kebaikan dan kebajikan di dunia ini, dan akan meringakan siksaan ke atas mereka di akhirat nanti. Allah SWT tidak sekali-kali menghilangkan setiap ihsan yang mereka buat, walaupun mereka itu makhluk-Nya yang paling dimurkai-Nya.
2.llah SWT memberi keampunan kepada hamba-Nya yang hanya membuang duri yang tajam dari jalan. Ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW.
Seorang lelaki berjalan di suatu jalan yang padanya terdapat ranting yang berduri, lalu dibuangnya ranting berdurui tersebut, maka Allah bersyukur kepadanya, lalu Allah ampunkan dosa-dosanya. ( HR Bukhari No. 652 ; Muslim No. 1914 )
3.Allah SWT mengampuni dosa seorang pelacur kerana memberi minuman kepada anjing yang kehausan. Ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
esungguhnya Allah memberi ampunan kepada seorang pelacur kerana telah memberi minuman kepada anjing (yang kehausan). ( HR Bukhari No. 3467 ; Muslim No. 2245 )
4. Allah SWT bersyukur kepada hamba-Nya yang bersyukur kepada-Nya, kemudian Dia bersyukur kerana hambanya itu berbuat ihsan kepada dirinya sendiri, bukan kerana ihsan-Nya kepadanya. Lalu Dia berjanji akan memberi balasan kepada sesiapa yang berbuat ihsan kepada dirinya dan mereka mendekatkan dirinya di sisi-Nya.
5.Allah SWT menganugerahkan kepada sesiapa yang bersyukur kepada-Nya dua dari Al-Asmaa Al-Husnaa yang Dia Namakan untuk Diri-Nya iaitu ( شَاكِرٌ وَشَكُورٌ ) : Syakir danSyakur. Hal ini sebagaimana tertera di dalam Al-Quran :
6.Allah SWT memberi ganjaran kepada hamba-hamba-Nya terhadap ketaatan mereka yang sedikit dan yang dilakukan dalam hanya beberapa hari dengan ni’mat yang sangat banyak dan kekal abadi selama-lamanya.