Penjelasan Fi’il ‘Amr
Daftar Isi Artikel
fi’il amr ialah kata kerja perintah atau permohonan.
Fi’il amr ialah mabniyy (harakatnya tetap tidak berubah) selamanya (sama laksana fi’il maadhi, fi’il madhi pun mabniyy).
Bagi fi’il madhi yang terdiri dari tiga huruf, maka huruf pertamanya menggunakan hamzah washal.
Contoh:
كَتَبَ terdiri dari tiga huruf, maka fi’il amrnya memakai hamzah washal, yakni : اُكْتُبْ
Sedangkan fi’il madhi yang terdiri dari empat huruf, maka huruf pertamanya menggunakan hamzah qatha’.
Contoh:
أَخْرَجَ fi’il maadhi yang terdiri dari empat huruf, maka fi’il amr nya memakai hamzah qatha yaitu: أَخْرِجْ
Lihat pemakaian hamzah washal dan hamzah qatha guna lebih jelasnya.
Berikut Ini adalah Dhamirnya fi’il amr, yaitu:
- أَنْتَ
- أَنْتِ
- أَنْتُمَا
- أَنْتُمْ
- أَنْتُنَّ
Kaidah harakat hamzah washl pada fi’il amrKita lihat harakat ‘ain fi’il pada fi’il mudhari, terdapat tiga macam yaitu:1. Jika harakatnya dhammah, maka harakat hamzah washal pada fi’il amr pun dhammah.Contoh:
- كَتَبَ – يَكْتُبُ (kataba – yaktubu):
- ‘ain fi’ilnya ialah ت (ta).
- ت pada fi’il mudharinya berharakat dhammah.
2. Jika ain fi’ilnya berharakat kasrah, maka harakat hamzah washal pada fi’il amr ialah kasrah.Contoh:
جَلَسَ – يَجْلِسُ (jalasa-yajlisu)
- ‘ain fi’ilnya ialah ل (lam).
- harakat ل pada fi’il mudhaari’ ialah kasrah.
- maka harakat hamzah pada fi’il amr ialah kasrah, yakni اِجْلِسْ (ijlis).
3. Jika ain fi’ilnya berharakat fat-hah, maka harakat hamzah washlnya ialah kasrah.Contoh:
فَتَحَ – يَفْتَحُ (fataha – yaftahu)
- ‘ain fi’ilnya ialah ت
- harakat ت pada fi’il mudhaari’ ialah fat-hah
- maka harakat hamzah washal pada fi’il amr nya ialah kasrah yakni اِفْتَحْ (iftah).
Baca selengkapnya tentang dhamir di sini.Jika sesudah fi’il amr ini terdapat الْ (al) maka sukunnya berubah jadi kasrah. Contohnya:minumlah, bahasa arabnya اِشْرَبْ (isyrab).
Lalu saat kita berkeinginan berkata, minumlah kopi itu, maka menjadi -> اِشْرَبِ الْقَهْوَةَ (isyrabil qahwata)
Hamzah washal tidak berharakat
Berikut Ini contohnya:
يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا ‘Wahai anakku, naiklah (mengendarai kapal) bersama kami’
Pada contoh fi’il amr di atas, perhatikan hamzah washal yang Tak berharokat, ia tetap ditulis tapi Tak dibaca. Karena itulah hamzah washal sesuai namanya hamzah yang disambung artinya Dari kata sebelumnya ke Dan ke huruf setelah hamzah washal itu langsung disambung tanpa membaca hamzahnya.
kaidah hamzah washal pada fi’il amr
Pada contoh di atas diberikan misal bahwa andai didahului oleh sebuah kata laksana pada contoh di atas, maka hamzah washal tidak berharakat, bacanya disambung ke huruf setelahnya.
Contoh:
Yang benar ialah يَا حَامِدُ اذْهَبْ (yaa haamidudzhab), dengan kata lain wahai hamid pergilah.
Isnad fi’il amr dengan dhamir mukhaathab (الْمُخَاطَبُ), yaitu:
Contohnya dengan fi’il كَتَبَ – يَكْتُبُ
- أَنْتَ : اُكْتُبْ
- أَنْتِ : اُكْتُبِي
- أَنْتُمَا : اُكْتُبَا
- أَنْتُمْ : اُكْتُبُوا
- أَنْتُنَّ : اُكْتُبْنَ
Saya tulis ulang dengan ejaan Indonesia:
- anta : uktub
- anti : uktubii
- antumaa: uktubaa
- antum: uktubuu
- antunna: uktubna
wazan fi’il amr
Dengan wazan di atas, sobat dapat melihat polanya kan? Coba anda lihat satu satu ya, mulai dari anta.
fi’il mudhari untuk anta ialah تَكْتُبُ
Untuk menjadikannya ke fi’il amr adalah sebagai berikut:
- hilangkan huruf mudhara’ahnya yakni ت , dan ganti dengan hamzah washal.
- berhubung harakat ‘ain fi’il dhammah maka hamzah washalnya berharakat dhammah.
- Jadi fi’il amrnya ialah اُكْتُبْ
fi’il mudhari untuk anti ialah تَكْتُبِينَ
- hilangkan huruf mudhara’ahnya yakni ت , dan ganti dengan hamzah washal.
- Lihat harakat ‘ain fi’il nya pada fi’il mudhaari di atas, harakatnya dhammah.
- sebab harakat ‘ain fi’il dhammah maka hamzah washalnya berharakat dhammah.
- hilangkan nun (ن)
- Jadi fi’il amrnya ialah اُكْتُبِي
fi’il mudhari guna antum ialah تَكْتُبُونَ
Untuk menjadikannya ke fi’il amr merupakan :
Dengan tahapan yang sama maka anda dapatkan fi’il amrnya ialah اُكْتُبُوا
Contoh dua fi’il yang huruf pertamanya hamzah qatha
Pada latihan kali ini, dikenalkan format fi’il amr nya, yaitu:
1. أَكَلَ – يَأْكُلُ (akala- ya’kulu), dengan kata lain makan.
Fi’il amr nya ialah كُلْ (kul)
Tashrif lengkapnya merupakan :
– أَنْتَ : كُلْ
– أَنْتِ : كُلِي
– أَنْتُمَا : كُلَا
– أَنْتُمْ : كُلُوا
– أَنْتُنَّ : كُلْنَ
2. أَخَذَ – يَأْخُذُ (akhadza – ya’khudzu), dengan kata lain mengambil; menerima.
Fi’il amrnya ialah خُذْ (khudz).
Tashrif lengkapnya adalah sebagai berikut :
– أَنْتَ : خُذْ
– أَنْتِ : خُذِي
– أَنْتُمَا : خُذَا
– أَنْتُمْ : خُذُوا
– أَنْتُنَّ : خُذْنَ
Ciri – Ciri Fi’il Amar
a. Sukun (disukun) bagi huruf shahih selain fi’il Mudha’af
Contoh:
كَتَبَ – يَكْتُبُ – اُكْتُبْ
قَرَأَ – يَقْرَأُ – اِقْرَأْ
جَلَسَ – يَجْلِسُ – اِجْلَسْ
b. Membuang huruf akhirnya, bagi huruf ‘ilat (alif, wawu , dan ya’)
Contoh:
دَعَا – يَدْعُوْ – اُدْعُ
رَأَى – يَرَى – رَ
فَرَّ – يَفِرُّ – فِرُّc. Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha’af, yaitu fi’il yang kelihatannya tasydid.
Contoh:
ظَنَّ – يَظُنُّ – ظُنُّ
مَسَّ – يَمَسَّ – مَسَّ
فَرَّ – يَفِرُّ – فِرُّ
2. Fi’il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan perintah itu.
Contoh:
Bersungguh-sungguhlah engkau belajar اِجْتَهِدَنَّ فىِ الْمَطَالَعَةِ
Sungguh, diamlah kamu semua!3 اُسْكُتُنَّ
4. Dapat dimasuki atau menerima ya’ mukhotobah.
5. Mengikuti wazan yang digunakan