Fi’il Amr

Diposting pada
4.8/5 - (501 votes)

Fi'il Amr

Penjelasan Fi’il ‘Amr

 معنا فعل الأمر : الطَّلب

fi’il amr ialah  kata kerja perintah atau permohonan.

– فعل الأمر : مبنيّ دائما

Fi’il amr ialah  mabniyy (harakatnya tetap tidak berubah) selamanya (sama laksana  fi’il maadhi, fi’il madhi pun mabniyy).

Bagi  fi’il madhi yang terdiri dari tiga huruf, maka huruf pertamanya  menggunakan hamzah washal.

Contoh:

كَتَبَ terdiri dari tiga huruf, maka fi’il amrnya memakai  hamzah washal, yakni  : اُكْتُبْ

Sedangkan fi’il madhi yang terdiri dari empat huruf, maka huruf pertamanya  menggunakan hamzah qatha’.

Contoh:

أَخْرَجَ fi’il maadhi yang terdiri dari empat huruf, maka fi’il amr nya memakai  hamzah qatha yaitu: أَخْرِجْ

Lihat pemakaian  hamzah washal dan hamzah qatha guna  lebih jelasnya.

Berikut Ini adalah Dhamirnya fi’il amr, yaitu:

Baca Juga ; Fi’il Lazim
  •  أَنْتَ
  •  أَنْتِ
  • أَنْتُمَا
  • أَنْتُمْ
  • أَنْتُنَّ

Kaidah harakat hamzah washl pada fi’il amr
Kita lihat harakat ‘ain fi’il pada fi’il mudhari, terdapat  tiga macam  yaitu:1. Jika harakatnya dhammah, maka harakat hamzah washal pada fi’il amr pun  dhammah.Contoh:
Baca Juga : Fi’il Mudhari
  • كَتَبَ – يَكْتُبُ (kataba – yaktubu):
  • ‘ain fi’ilnya ialah  ت (ta).
  •  ت pada fi’il mudharinya berharakat dhammah.

2. Jika ain fi’ilnya berharakat kasrah, maka harakat hamzah washal pada fi’il amr ialah  kasrah.Contoh:

جَلَسَ – يَجْلِسُ (jalasa-yajlisu)

  • ‘ain fi’ilnya ialah  ل (lam).
  • harakat ل pada fi’il mudhaari’ ialah  kasrah.
  • maka harakat hamzah pada fi’il amr ialah  kasrah, yakni  اِجْلِسْ (ijlis).

3. Jika ain fi’ilnya berharakat fat-hah, maka harakat hamzah washlnya ialah  kasrah.Contoh:

فَتَحَ – يَفْتَحُ (fataha – yaftahu)

  • ‘ain fi’ilnya ialah  ت
  • harakat ت pada fi’il mudhaari’ ialah  fat-hah
  • maka harakat hamzah washal pada fi’il amr nya ialah  kasrah yakni  اِفْتَحْ (iftah).
Kaidah fi’il amr mabniyy di atas sukunfi’il amr yang mabniyy di atas sukun ialah  fi’il amr yang dhamir mustatirnya أَنْتَ, misalnya  : اِشْرَبْ , اذْهَبْ , افْهَمْ, dll

Baca selengkapnya tentang dhamir di sini.Jika sesudah  fi’il amr ini terdapat  الْ (al) maka sukunnya berubah jadi kasrah. Contohnya:minumlah, bahasa arabnya اِشْرَبْ (isyrab).

Lalu saat  kita berkeinginan  berkata, minumlah kopi itu, maka menjadi -> اِشْرَبِ الْقَهْوَةَ (isyrabil qahwata)

Baca Juga : Fiil Majhul

Hamzah washal tidak berharakat

Berikut Ini contohnya:

يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا     ‘Wahai anakku, naiklah (mengendarai kapal) bersama kami’ 

Pada contoh fi’il amr di atas, perhatikan hamzah washal yang Tak berharokat, ia tetap ditulis tapi Tak dibaca. Karena itulah hamzah washal sesuai namanya hamzah yang disambung artinya Dari kata sebelumnya ke Dan ke huruf setelah hamzah washal itu langsung disambung tanpa membaca hamzahnya.

kaidah hamzah washal pada fi’il amr

Baca Juga : Jumlah Ismiyah

Pada contoh di atas  diberikan misal  bahwa andai  didahului oleh sebuah  kata laksana  pada contoh di atas, maka hamzah washal tidak berharakat, bacanya disambung ke huruf   setelahnya.

Contoh:

Yang benar ialah  يَا حَامِدُ اذْهَبْ (yaa haamidudzhab), dengan kata lain  wahai hamid pergilah.

Bukan يَا حَامِدُ اِذْهَبْ (yaa haamiduidzhab) -> ini ialah  salah.

Isnad fi’il amr dengan dhamir mukhaathab (الْمُخَاطَبُ), yaitu:

Contohnya dengan fi’il كَتَبَ – يَكْتُبُ

  • أَنْتَ : اُكْتُبْ
  • أَنْتِ : اُكْتُبِي
  • أَنْتُمَا : اُكْتُبَا
  • أَنْتُمْ : اُكْتُبُوا
  •  أَنْتُنَّ : اُكْتُبْنَ

Saya tulis ulang dengan ejaan Indonesia:

  •  anta : uktub
  • anti : uktubii
  • antumaa: uktubaa
  • antum: uktubuu
  • antunna: uktubna

wazan fi’il amr

Dengan wazan di atas, sobat dapat  melihat polanya kan? Coba anda  lihat satu satu ya, mulai dari anta.

fi’il mudhari untuk  anta ialah  تَكْتُبُ

Untuk menjadikannya ke fi’il amr adalah sebagai berikut:

  1.  hilangkan huruf   mudhara’ahnya yakni  ت , dan ganti dengan hamzah washal.
  2.  berhubung  harakat ‘ain fi’il dhammah maka hamzah washalnya berharakat dhammah.
  3. Jadi fi’il amrnya ialah  اُكْتُبْ

fi’il mudhari untuk  anti ialah  تَكْتُبِينَ

  1. hilangkan huruf   mudhara’ahnya yakni  ت , dan ganti dengan hamzah washal.
  2.  Lihat harakat ‘ain fi’il nya pada fi’il mudhaari di atas, harakatnya dhammah.
  3. sebab  harakat ‘ain fi’il dhammah maka hamzah washalnya berharakat dhammah.
  4. hilangkan nun (ن)
  5. Jadi fi’il amrnya ialah  اُكْتُبِي

fi’il mudhari guna  antum ialah  تَكْتُبُونَ

Untuk menjadikannya ke fi’il amr merupakan :

Dengan tahapan  yang sama maka anda  dapatkan fi’il amrnya ialah  اُكْتُبُوا

Contoh dua fi’il yang huruf pertamanya hamzah qatha

Pada latihan  kali ini, dikenalkan format  fi’il amr nya, yaitu:

1. أَكَلَ – يَأْكُلُ (akala- ya’kulu), dengan kata lain  makan.

Fi’il amr nya ialah  كُلْ (kul)

Tashrif lengkapnya merupakan :

– أَنْتَ : كُلْ
– أَنْتِ : كُلِي
– أَنْتُمَا : كُلَا
– أَنْتُمْ : كُلُوا
– أَنْتُنَّ : كُلْنَ

2. أَخَذَ – يَأْخُذُ (akhadza – ya’khudzu), dengan kata lain  mengambil; menerima.

Fi’il amrnya ialah  خُذْ (khudz).

Tashrif lengkapnya adalah sebagai berikut :

– أَنْتَ : خُذْ
– أَنْتِ : خُذِي
– أَنْتُمَا : خُذَا
– أَنْتُمْ : خُذُوا
– أَنْتُنَّ : خُذْنَ

Baca Juga : Isim Maushul

Ciri – Ciri Fi’il Amar

1. Ciri (tanda) fi’il Amar dapat dilihat pada huruf terakhir.
a. Sukun (disukun) bagi huruf shahih selain fi’il Mudha’af
Contoh:
كَتَبَ – يَكْتُبُ – اُكْتُبْ
قَرَأَ – يَقْرَأُ – اِقْرَأْ
جَلَسَ – يَجْلِسُ – اِجْلَسْ
b. Membuang huruf akhirnya, bagi huruf ‘ilat (alif, wawu , dan ya’)
Contoh:
دَعَا – يَدْعُوْ – اُدْعُ
رَأَى – يَرَى – رَ
فَرَّ – يَفِرُّ – فِرُّc. Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha’af, yaitu fi’il yang kelihatannya tasydid.
Contoh:
ظَنَّ – يَظُنُّ – ظُنُّ
مَسَّ – يَمَسَّ – مَسَّ
فَرَّ – يَفِرُّ – فِرُّ
2. Fi’il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan perintah itu.
Contoh:
Bersungguh-sungguhlah engkau belajar اِجْتَهِدَنَّ فىِ الْمَطَالَعَةِ
Sungguh, diamlah kamu semua!3 اُسْكُتُنَّ
3. Hendaklah menunjukan permintaan.
4. Dapat dimasuki atau menerima ya’ mukhotobah.
5. Mengikuti wazan yang digunakan