Hayat Artinya

Diposting pada
Rate this post

Pengertian Hayat

Hayat (Hidup) adalah Sifat Ma’ni artinya sifat wujud Allah yang qadim (dahulu), berdiri pada dzat-Nya. Allah Maha Hidup, dan hidup Allah adalah kehidupan abadi, tidak pernah musnah dan tidak akan mati.

Dia memiliki tujuh sifat yang teratur yaitu sifat Qudrat, Iradat, Ilmu,  Sama’, Bashar dan Kalam yang berlangsung terus, abadi dan tidak musnah.

اللَّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

”Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.

Baca Juga : Ilmun Artinya

Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (al-Baqarah: 255)

Adapun sifat mustahil al-hayatu adalah al-mautu, artinya mati. Hidupnya Allah berbeda dengan hidupnya manusia. Perbedaan itu antara lain dapat kita lihat bahwa Allah hidup tanpa ada yang menghidupkan. Sedangkan manusia dan makhluk hidup lainnya hidup karena ada yang menghidupan. Mereka dihidupkan oleh Allah.

Allah hidup tidak bergantung dengan yang lain, sedang manusia hidupnya sangat bergantung dengan yang lain.

Sifat Allah adalah hidup selama-lamanya, tidak mati, tidak dibunuh, atau disalib. Kalau bisa mati, dibunuh atau disalib berarti bukan Allah, berarti manusia. Allah yang Hidup kekal lagi terus menerus ini mengurus semua makhluk-Nya; tidak pernah ngantuk dan tidak pernah tidur apalagi mati.

Maka dari itu kita harus selalu berhati-hati dalam segala tindakan, karena gerak-gerik yang kita lakukan selalu diawasi dan dicatat oleh Allah, tak ada yang terlewatkan. Kelak di akhirat seluruh amalan yang kita lakukan akan dipersoalkan.

Baca Juga : Iradat Artinya

Hikmah Dan Atsar

Al-hayatu ( الحياة ) adalah salah satu sifat Allah, yaitu Allah hidup. Hidupnya Allah berbeda dengan hidupnya manusia. Dia hidup tanpa ada yang menghidupkan. Sedangkan semua makhluk hidup karena ada yang menghidupan.

Mereka dihidupkan oleh Allah. Allah adalah hidup selama-lamanya, tidak mati, tidak dibunuh, atau disalib. Hidupnya Allah kekal lagi terus menerus. Allah hidup memilik sumber kehidupan, kekal selama lamanya, tidak berawal dan tidak berakhir.

Hua Al-Hayyu; Dialah yang sebenar hidup. Dialah sumber segala kehidupan yang sebenarnya. Dialah tuhan, dialah Allah. Tidak ada yang sebenarnya hidup, melainkan Dia.

Sebab segala yang kelihatan hidup ini, bersumber dari hidup itu dan kembali ke dalam hidup itu. Maka hidup yang sebenar hidup itu tidaklah pernah merasai mati. Dia hidup terus. (Hamka, dalam tafsir al-azhar).

Kehidupan yang menjadi sifat Allah Yang Maha Esa ini adalah kehidupan dzatiyah yang tidak datang dari sumber lain seperti hidupnya makhluk yang merupakan pemberian dan karunia dari Allah Penciptanya.

Oleh karena itu, Allah Esa (bersendirian) dengan kehidupan dalam pengertian ini. Kehidupan-Nya itu adalah kehidupan yang azali dan abadi, yang tidak berawal dari suatu permulaan dan tidak berakhir pada suatu kesudahan. Kehidupan Allah adalah kehidupan yang lepas dari ikatan waktu dan dimensi yang senantiasa menyertai kehidupan makhluk yang terbatas, berpermulaan, dan berkesudahan.

Tujuan kehidupan makhluk Nya merupakan sarana untuk beramal demi kehidupan yang kekal abadi di akhirat. Allah adalah dzat yang senantiasa mengurus makhluk-Nya. Artinya, Allah hidup dengan sendiri-Nya dan membuat yang lain menjadi hidup.

Baca Juga : Qudrat Artinya

Menurut ibn Abbas, “al-Qayyum” kehidupan Allah itu berarti tidak binasa dan tidak berubah. Menurut Mujahid, al-Qayyum adalah yang berdiri sendirinya, sedangkan yang lain bergantung kepada Nya. Menurut Qattadah, al-Qayyum adalah dzat yang mengatur makhluk-Nya.

Sayyid Quthb mengartikan al-Qayyum adalah bahwa Allah selalu mengurusi segala yang hidup. Maka, tidak ada urusan sesuatu melainkan bersandar kepada keberadaan dan pengaturan-Nya.

Karena itu, kehidupan, keberadaan manusia dan keberadaan segala sesuatu di sekitarnya selalu berhubungan dengan Allah Yang Maha Esa, yang mengatur urusannya dan urusan segala sesuatu di sekitarnya, sesuai dengan hikmah dan aturanNya

Dalam kehidupan Allah, Dia tidak tidur dan ngantuk. Itulah kesempurnaan hidup Allah. Karena, rasa ngantuk dan tidur hanya hinggap pada makhluk yang bisa merasa letih, lemah, dan binasa. ngantuk dan tidur tidak akan ada pada Dzat pemilik keagungan, kekuasaan, dan kemuliaan.

Sebab, tidur itu merupakan perubahan dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Sedangkan Allah sama sekali tidak berubah. Jika seandainya berobah, maka perubahan itu merupakan sesuatu yang baru.

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ – الشورى ﴿١١

“Dan Allah tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya. Dia Maha mendengar lagi Maha melihat. (ash-Syura:11).

Baca Juga : Wahdaniyah Artinya