Isim Fa’il

Diposting pada
2.4/5 - (39 votes)

Isim Fa’il

Pengertian Isim Fa’il

Isim fa’il termasuk salah satu dari isim musytaq. Ia dibuat dari fi’il bina ma’lum, untuk menunjukkan pelaku perbuatan. Para ahli mengemukakan defenisi isim fa’il sebagai berikut:

“Isim fa’il adalah sifat yang terjadi dari fi’il bina ma’lum, yang menunjukkan makna orang yang melakukan perbuatan dari aspek terjadinya bukan dari aspek tetapnya (sifat tersebut pada diri pelaku)”.

Dalam bahasa Arabnya sbb:

اسم الفاعل : صفة تؤخذ من الفعل المعلوم ، لتدل على معنى وقع من الموصوف بها أو قام به على وجه الحدوث لا الثبوت

Seperti kata “  كاتب  “ , isim fa’il dari fi’il “ كتب   “ yang berarti “ penulis “. Makna penulis dalam konteks ini  adalah aspek terjadinya perbuatan “ menulis “, bukan aspek tetapnya sifat dalam diri pelaku sebagai penulis. Hal tersebut adalah untuk membedakan isim fa’il dengan sifat musyabbahah yang menunjukkan sifat yang tetap dalam diri pelaku. Tentang sifat musyabbahah akan dibahas pada pembahasan yang akan datang.


Wazan-Wazan isim Fa’il

Isim fa’il dibentuk dari tsulasy mujarrad dan ghair tsulasy mujarrad:

  1. Isim fa’il yang dibentuk dari fi’il tsulasi mujarrad berwazankan  [فاعل].

Contoh:  kata “   جَالِسٌ  “  adalah isim fa’il dari “   جَلَسَ   “ , begitu juga kata “   نَاظِرٌ    “ adalah isim fa’il dari  “    نَظَرَ    “  .

Apabila ‘ain fi’ilnya telah melalui proses i’lal maka diganti dengan hamzah.

Contoh:

  • Fi’il “  قَالَ – يَقُوْلُ    “ asalnya adalah “  قَوَلَ – يَقْوُلُ  “ , maka isim fa’ilnya adalah “    قَائِلٌ   “ .
  •  Fi’il “   بَاعَ – يَبِيْعُ   “  asalnya adalah  “ بَيَعَ – يَبِيْعُ  “ , maka isim fa’ilnya   adalah  “  بَائِعٌ  “.

 Jika ‘ain tersebut tidak dii’lal maka isim fa’il tetap seperti adanya.

Contoh:

  • Fi’il “  عَوِرَ – يـَعْوَرُ  “ isim fa’ilnya adalah “  عَاوِرٌ  “ .
  • Fi’il “  صَيِدَ – يـَصْيَدُ   “ isim fa’ilnya adalah “  صَايـِدٌ   “.

Terkadang isim fa’il datang dengan makna isim maf’ul.

Contohnya seperti firman Allah : “  فَهُوَ فِي عِيْشَةٍ رَاضِيَةٍ  “.

Kata “   راضية  “ bermakna “  مَرْضِيَّةٌ  “ dan   “  مرضية  “   adalah isim maf’ul.

  1. Isim fa’il yang terjadi dari fi’il mazid tsulasy dan fi’il ruba’i baik mujarrad maupun mazid berwazankan fi’il mudhari’ ma’lum dengan mengganti huruf mudhara’ah dengan mim yang berharkat dhammah, dan dikasrahkan huruf sebelum akhir.

Contoh:

  • Fi’i “  يُكـْرِم  “ isim fa’ilnya adalah “  مُكـْرِمٌ  “ .
  • Fi’il  “  يـُقَـَدِّمُ   “ isim fa’ilnya adalah “  مُقـَدِّمٌ  “  .
  • Fi’il “  يـَسْتـَغـْفِرُ  “  isim fa’ilnya adalah “  مُسْتـَغـْفِرٌ   “ .

Adapun  fi’il  dari wazan “  أَفْعَلَ  ,  اِنْفَعَلَ   , dan  اِفْتَعَلَ  “ yang ‘ain fi’ilnya huruf ‘ilat yang telah melalui proses i’lal, maka isim fa’ilnya mengikuti mudhari’nya yang telah dii’ilal tersebut.

Contoh:

  • “ أَعَانَ  “  , mudhari’nya adalah  يُعِيْنُ  , maka isim fa’ilnya adalah مُعِيْنٌ .
  • اِسْتَعَانَ   , mudhari’nya adalah  يَسْتَعِيْنُ , maka isim fa’ilnya adalah مُسْتَعِيْنٌ .
  • اِحْتَالَ  , mudhari’nya adalah  يَحْتَالُ , isim fa’ilnya adalah  مُحْتَالٌ   .

Adapun fi’il-fi’il yang tidak melalui proses i’lal maka pada isim fa’ilnya mengikuti fi’il mudhari’nya yang tidak dii’lal tersebut.

Contoh:

  • fi’il “أَعْوَلَ   “ mudhari’nya adalah “  يُعْوِلُ   “ , maka isim fa’ilnya adalah  “  مُعْوِلٌ   “.
  • أَرْوَحَ  mudhari’nya yaitu “  يُرْوِحُ   “ , maka isim fa’ilnya adalah “  مُرْوِحٌ   “  .
  • أَخْوَلَ   mudhari’nya adalah “   يُخْوِلُ   “ , maka isim fa’inya adalah  “،، مُخْوِلٌ  “.

Dengan demikian, maka isim fa’il dari fi’il-fi’il ghair tsulasy mengikuti fi’il mudhari’nya, baik shahih maupun mu’tal.

Jika isim fa’il dibangun dari fi’il mu’tal lam yang sunyi dari “ ال   “  dan idhafah, maka lamnya dihazafkan ketika rafa’ dan jar.

Contohnya:

  • هذا رَجـُلٌدَاعٍإلى الحقِّ

Kata “  داع  “ pada contoh di atas adalah isim fa’il dari fi’il mu’tal lam ( دعا ) yang dihazafkan hurufkan huruf  ‘ilatnya, karena tidak menggunakan “  ال  “ atau tidak sedang diidhafahkan kepada kata lain.  Kata “  دَاعٍ  “ tersebut dalam keadaan rafa’, menjadi sifat dari kata “  رَجـُلٌ  “.

Bandingkan dengan contoh berikut:

  • رأيت دَاعِيَالحقِّ  , ketika diidhafahkan huruf ‘ilatnya tidak dihazafkan.
  • رأيتالداعيفي المسجد  , ketika menggunkan  ال  huruf ‘ilatnya juga tidak dihazafkan.

Contoh lainnya:

  • تمـَسَّكْ بـِرَجُلٍ هَادٍ إلى الخيرِ

Kata “هَاد      “ pada contoh di atas merupakan isim fa’il dari fi’il “  هدى  “, yang huruf ‘ilatnya dihazafkan karena tidak menggunakan “  ال  “ atau tidak sedang diidhafahkan kepada kata lain. Kata “هَاد “ tersebut dalam keadaan jar sebagai sifat dari isim majrur.

Amal Isim Fa’il

Isim fa’il  beramal apabila menunjukkan dilakukannya sebuah perbuatan. Dengan demikian, ia beramal seperti amal fi’ilnya, baik lazim maupun muta’addy, baik dari isim fa’il yang qiyasiy maupun yang sima’iy.

Ada dua kondisi dimana isim fa’il tersebut beramal:

  1. Ketika isim fa’il menggunakan “  ال  “ .

Dalam konteks seperti ini, isim fa’il beramal tanpa syarat. ً Contoh:

  • الواسعُ خطواتـُه يفوز في السباق

Kata “  الواسع   “ pada contoh di atas adalah isim fa’il  “. Ia beramal seperti amal fi’ilnya yang lazim  “  وسع  “ tanpa syarat, karena ia menggunakan “  ال “.  Fa’ilnya adalah “  خطواة   “.

  • العادل هو الـمـُعْطِي الحقَ

Kata “  المعطي  “ pada contoh di atas adalah isim fa’il. Ia beramal seperti amal fi’ilnya yang muta’adiy “  أعطى  “ tanpa syarat, karena ia menggunakan “ ال   “.  Fa’ilnya adalah mustatir “  هو “ dan maf’ulnya adalah “  الحق  “ .

  1. Ketika isim fa’il tidak menggunakan “  ال  “.

Dalam konteks seperti ini, isim fa’il beramal dengan dua syarat:

  • Isim fa’il menunjukkan masa “  حال   “ (sekarang) atau “ استقبال    “ (akan datang).
  • Isim fa’il bersandar kepada salah satu dari; “ نفي  “ (nafy) , “  استفهام   “ (istifham), “   مبتدأ   “ (mubtada’),  dan “  موصوف  “ (maushuf).

ًContoh:

  • ما مـُخفقةٌ جهودُ الشعوبِ

Kata “  مـُخفقةٌ  “ adalah isim fa’il. Ia beramal seperti amal fi’ilnya walaupun tidak menggunakan “  ال  “, karena ia memenuhi dua syarat; pertama, ia memiliki/menunjukkan  masa “  استقبال  “; kedua, ia bersandar kepada “  نفي  “ yaitu “  ما  “. Karena berasal dari fi’il lazim, maka ia hanya membutuhkan fa’il, yaitu “   جهود “.

  • أ فائقةٌ منسوجاتـُنا منسوجات العدو

Kata “ فائقةٌ   “ adalah isim fa’il. Ia beramal seperti amal fi’ilnya walaupun tidak menggunakan “  ال  “, karena ia memenuhi dua syarat; pertama, ia memiliki/menunjukkan  masa “  استقبال  “; kedua, ia bersandar kepada “استفهام   “ yaitu “  أ  “. Karena berasal dari fi’il  muta’addy, maka ia membutuhkan fa’il , yaitu “ُمنسوجاتـُـ   “ dan maf’ul bih , yaitu “ منسوجاتِ “.

  • المنافق خائن الأمانة

Kata “ٌ خائن  “ adalah isim fa’il. Ia beramal seperti amal fi’ilnya walaupun tidak menggunakan “  ال  “, karena ia memenuhi dua syarat; pertama, ia memiliki/menunjukkan  masa “  حال  “; kedua, ia bersandar kepada “ مبتدأ  “ yaitu “  المنافق  “. Karena berasal dari fi’il  muta’addy, maka ia membutuhkan fa’il , yaitu  mustatir “ هو  “ dan maf’ul bih , yaitu ‎ِ” الأمانة  ”   .

  • رأيت بحرا هادرا موجه

 Kata “ٌ هادرا “ adalah isim fa’il. Ia beramal seperti amal fi’ilnya walaupun tidak menggunakan “  ال  “, karena ia memenuhi dua syarat; pertama, ia memiliki/menunjukkan  masa “  حال  “; kedua, ia bersandar kepada “ موصوف “ yaitu “  بحرا  “. Karena berasal dari fi’il  lazim, maka ia hanya membutuhkan fa’il saja , yaitu  “  موجُ  “.

Dengan demikian, isim fa’il yang beramal seperti amal fi’il tidak berlaku ketika ia diidhafahkan kepada fa’ilnya mapun kepada maf’ulnya.


Bentuk-bentuk Isim Fa’il

  1. Dari fi’il 3 huruf:

– Isim fa’il dari 3 huruf dibentuk dengan wazan ( فَاعِلٌ ). Apabila ‘ain fi’ilnya huruf alif, maka dirubah menjadi hamzah.

Contoh:

كَتَبَ : كَاتِبٌ – طَعَنَ : طَاعِنٌ – قَرَأَ : قَارِئٌ – رَمَى : رَامٍ

صَامَ : صَائِمٌ – قَالَ : قَائِلٌ – بَاعَ : بَائِعٌ (‘Ain fi’il alif)

– Isim fa’il berwazan ( فَاعِلٌ ) untuk semua fi’il 3 huruf yang ‘ain fi’ilnya difathah, sebagaimana dalam contoh-contoh yang telah lewat (kecuali fi’il-fi’il yang sangat sedikit walau ‘ainnya difathah, seperti: طَابَ, شَابَ, شَاخَ dst… maka isim fa’ilnya berwazan yang berbeda-beda). Sebagaimana juga wazan ( فَاعِلٌ ) berlaku bagi semua fi’il 3 huruf yang ‘ainnya dikasrahkan dan muta’addi (contoh:

رَكِبَ فَهُوَ رَاكِبٌ

عَلِمَ فَهُوَ عَالِمٌ

dst…)

– Adapun apabila fi’il ‘ain fi’ilnya didhammahkan, contoh: ضَعُفَ – صَعُبَ – جَمُلَ dst…

– Atau ‘ain fi’ilnya dikasrahkan dan lazim (contoh: فَرِحَ – حَمِرَ – عَطِشَ dst…

Maka isim fa’ilnya tidak berwazan ( فَاعِلٌ ), tetapi berwazan yang berbeda dengan wazan yang bermacam-macam.

Contoh:

ضَعِيفٌ – صَعْبٌ – جَمِيلٌ – فَرِحٌ – أَحْمَرُ – عَطْشَانُ dst…

Ketika itu dinamakan shifah musyabbahah bismil fa’il.

(Akan lengkap pembahasan hal itu setelah isim maf’ul secara langsung)

  1. Dari fi’il lebih dari 3 huruf:

Isim fa’il dari fi’il lebih dari 3 huruf dibentuk secara mutlak dengan wazan mudhari’nya dengan merubah huruf mudhara’ah menjadi mim yang didhammahkan dan mengkasrahkan huruf sebelum terakhir.

Contoh:

قَاتَلَ : مُقَاتِلٌ – أَحْسَنَ : مُحْسِنٌ – أَفَادَ : مُفِيدٌ – شَرَّعَ : مُشَرِّعٌ – تَقَدَّمَ : مُتَقَدِّمٌ – اِسْتَغْفَرَ : مُسْتَغْفِرٌ – اِسْتَقَامَ : مُسْتَقِيمٌ


I’rab Isim Fa’il

Isim fa’il digunakan dalam bentuk mufrad, mutsanna dan jama’ bersamaan dengan mudzakkar dan muannats. Dii’rab sesuai kedudukannya dalam kalimat.

Contoh:

مِنَ الْأَفْضَلِ أَنْ تَكُونِي مُقْتَصِدَةً

Sebaiknya engkau (wanita) berhemat.

(مُقْتَصِدَةً : Khabar kana manshub dengan fathah)