√ Titrasi Asam Basa : Pengertian, Contoh dan Titiknya

Diposting pada
3.5/5 - (2 votes)

Pengertian Titrasi Asam Basa

Titrasi adalah cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang dibutuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dalam larutan lain. Analisis yang berkaitan dengan volume-volume larutan pereaksi disebut analisis volumetri.


Dalam volumetri sering juga dipakai istilah titer yang berarti bobot suatu zat yang ekuivalen dengan 1 mL larutan standar. Umpamanya 1 mL larutan zat A ekuivalen dengan 0,010 gram NaOH. Maka dikatakan bahwa titer larutan standar A terhadap NaOH adalah 0,010 gram.

Titik Ekuivalen

Penetapan volumetri kadar zat B sebagai berikut. Pada larutan zat B dari suatu buret dititrasi (diteteskan) larutan standar A sampai titik ekuivalennya tercapai, yaitu sampai: Banyak mol zat A : banyak mol zat B = perbandingan koefisiennya menurut persamaan reaksi.

Dalam titrasi titik ekuivalen tersebut ditetapkan dengan memakai suatu indikator yaitu suatu zat yang harus mengalami perubahan pada saat titik ekuivalen tercapai. Perubahan indikator tersebut dapat merupakan perubahan warna.

Untuk titrasi asam dan basa:

 Bila dilakukan pada larutan asam kuat berbasa satu dengan basa kuat berasam satu, atau asam kuat berbasa dua dengan basa kuat berasam dua diterapkan rumus sebagai berikut.

  • Reaksi Penetralan

Bila larutan asam bereaksi dengan larutan basa, akan terjadi reaksi antara ion hidrogen dari asam dan ion hidroksida dari basa membentuk molekul air.

Reaksi tersebut dinamakan reaksi penetralan jika jumlah mol ion H+ dari asam sama dengan jumlah mol ion OH dari basa. Pada reaksi antara asam dan basa yang konsentrasinya sama tidak selamanya menghasilkan larutan netral, karena tergantung dari kekuatan dari asam dan basa tersebut.

Salah satu cara menetralkan asam dengan basa atau sebaliknya adalah dengan melakukan titrasi. Titrasi adalah penambahan larutan baku atau larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan bantuan indikator.


Salah satu cara titrasi yaitu dengan menggunakan perangkat alat seperti pada gambar di samping. Untuk reaksi penetralan indikator yang digunakan adalah indikator yang berubah warna pada pH netral atau mendekati netral.

Hal-hal penting pada titrasi

  • Titik ekivalen

Titik ekivalen adalah saat jumlah mol H+ sama dengan jumlah mol OH. Biasanya ditunjukkan dengan harga pH.

  • Titik akhir titrasi

Titik akhir titrasi adalah saat di mana indikator berubah warna. Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar/konsentrasi berbagai jenis larutan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya, atau sebaliknya.

Proses penetapan kadar larutan dengan cara ini disebut titrasi asam basa/asidialkalimetri. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan sedikit demi sedikit/tetes demi tetes larutan basa melalui buret ke dalam larutan asam yang terletak dalam labu erlenmeyer, sampai keduanya tepat habis dengan ditandai berubahnya warna indikator, disebut titik akhir titrasi. Titik ekuivalen diketahui dengan bantuan indikator.

Untuk mengetahui berapa molaritas larutan NaOH, maka 10 mL larutan ini dititrasi dengan HCl 0,1 M dengan menggunakan indikator fenolftalein. Bila yang dibutuhkan 20 mL HCl 0,1 M, berapa molaritas NaOH?

  • Penetralan asam kuat oleh basa kuat

Perubahan pH pada penetralan asam kuat oleh basa kuat, sebagai contoh 25 mL larutan HCl 0,1 M yang ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit hingga mencapai 50 mL, ditunjukkan oleh gambar 5.4. Setiap perubahan pH dicatat volume NaOH yang ditambahkannya. Data yang diperoleh tertera pada tabel berikut.

Pada titrasi HCl dengan NaOH, mula-mula pH naik sangat lambat kemudian terjadi lonjakan pH dan selanjutnya kenaikkan pH lambat lagi. Titik tengah bagian vertikal grafik adalah titik ekivalen titrasi. Pada titrasi asam kuat dan basa kuat titik ekivalen terjadi pada pH 7. Larutan dengan pH 7 bersifat netral yaitu jumlah ion H+ sama dengan ion OH.

  • Penetralan asam lemah oleh basa kuat

Perubahan pH pada penetralan asam lemah oleh basa kuat, dalam hal ini 25 mL larutan CH3COOH 0,1 M yang ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit

hingga mencapai 50 mL, ditunjukkan oleh gambar 5.5. Setiap perubahan pH dicatat volume NaOH yang ditambahkannya. Data yang diperoleh tertera pada tabel berikut.

Titrasi asam lemah dengan basa kuat prinsipnya sama tetapi ada sedikit perbedaan. Pada titrasi CH3COOH dengan NaOH, pH dimulai dari pH 3 dan titik ekivalen terjadi pada pH yang lebih tinggi pula. Hal ini disebabkan CH3COOH adalah asam lemah dan menghasilkan ion H+ dalam jumlah yang sedikit.


Titik ekivalen terjadi pada pH 8,72. Pada campuran terdapat pula natrium asetat yang bersifat basa lemah dan meningkatkan pH. Setelah titik ekivalen kedua grafik sama kembali karena pH hanya bergantung pada ion hidroksida yang ditambahkan saja.


Kurva titrasi membantu untuk menentukan indikator apa yang cocok untuk suatu titrasi. Pada titrasi asam kuat dengan basa kuat, indikator fenolftalein dapat digunakan walaupun perubahan warna dari tidak berwarna ke merah muda mulai pH 8,72 tetapi dari titik ekivalen penambahan NaOH hanya 0,01 cm3, jadi dapat diabaikan. Untuk titrasi asam lemah dengan basa kuat indikator fenolftalein sudah tepat digunakan karena titik ekivalen berada pada awal trayek pH (8,3).


  1. Penetralan basa lemah oleh asam kuat Perubahan pH pada penetralan basa lemah oleh asam kuat, misalnya larutan 100 mL NH4OH 0,1 M dititrasi dengan larutan HCl 0,1 M atau sebaliknya.

demikianlah artikel dari dosenmipa.com mengenai Titrasi Asam Basa, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.