Wazan dan Mauzun

Diposting pada
5/5 - (125 votes)

Wazan dan Mauzun

Pengertian wazan (وَزْنٌ)

Wazan “وَزْنٌ” adalah pola dasar dalam ilmu Bahasa Arab, yang mana terdiri dari tiga huruf asli yaitu fa’ fi’il “فَ”, ‘ain fi’il “عَ”, dan lam fi’il “لَ”, yang mana jika digabung akan membentuk sebuah kata, yaitu “فَعَلَ” artinya adalah “mengerjakan/melakukan“. Pola (wazan) tersebut nantinya dirubah baik dengan ditambah huruf maupun hanya dirubah harakatnya saja.

Baca Juga ; PENGERTIAN HAAL ( حال )

Dalam bab tashrif di ilmu sharaf, wazan dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:


  • Tsulasi Mujarrod “الثُلَاثِي المُجَرَّدُ” (fi’il yang tersusun dari tiga huruf saja tanpa ada pengulangan huruf/tambahan huruf), wazan-wazan dari Tsulasi Mujarrod dibagi menjadi enam bab, sebagai berikut:
    فَعَلَ-يَفْعُلُ
    فَعَلَ-يَفْعِلُ
    فَعَلَ-يَفْعَلُ
    فَعِلَ-يَفْعَلُ
    فَعُلَ-يَفْعُلُ
    فَعِلَ-يَفْعِلُ
    Perhatikanlah perubahan harokat pada ‘ain fi’il di setiap pembagian di atas, keenam pembagian di atas adalah pola resmi yang biasa dipakai dalam merubah bentuk setiap kata dalam bahasa Arab.


  • Tsulasi Mazid Ruba’i “ثُلَاثِي المَزِيْد الرُبَاعِي” (fi’il yang tersusun dari tiga huruf asli dan satu huruf tambahan, sehingga menjadi empat huruf atau “Ruba’i”) wazan-wazan dari Tsulasi Mazid Ruba’i adalah sebagai berikut:
    ﺃَﻓْﻌَﻞَ-يُفْعِلُ
    ﻓَﺎﻋَﻞَ-يُفَاعِلُ
    ﻓَﻌَّﻞَ-يُفَعِّلُ
    Jika kita perhatikan wazan-wazan di atas, sebenarnya ada tiga huruf asli (فعل) dan tambahan satu huruf (baik itu hamzah seperti di wazan pertama, alif di wazan kedua, atau mudlo’af/pengulangan ‘ain fi’il pada wazan ketiga) yang akhirnya disebut Tsulasi Mazid Ruba’i.


    Baca Juga ; Maf’ul Liajlih

  • Tsulasi Mazid Khumasi “ثُلَاثِي المَزِيْدِ الخُمَاسِي” (fi’il yang tersusun dari tiga huruf asli dan dua huruf tambahan, sehingga menjadi lima huruf atau “Khumasi“), wazan-wazan dari Tsulasi Mazid Khumasi adalah sebagai berikut:
    ﺗَﻔَﺎﻋَﻞَ-يَتَفَاعَلُ
    ﺍﻧْﻔَﻌَﻞَ-يَنْفَعِلُ
    ﺗَﻔَﻌَّﻞَ-يَتَفَعَّلُ
    ﺍﻓْﺘَﻌَﻞَ-يَفْتَعِلُ
    ﺍﻓْﻌَﻞَّ-يَفْعَلُّ
    Masih sama dengan tsulasi mazid lainnya, karena wazan-wazan di atas adalah tsulasi maka tetap ada tiga huruf asli di sana, dan karena ini mazid khumasi, maka ada dua huruf tambahan agar menjadi lima huruf, maka jadilah tsulasi mazid khumasi.


    Baca Juga ; Maf’ul Muthlaq

  • Tsulasi Mazid Sudasi  “ثُلَاثِي المَزِيْد السُدَاسِي” (fi’il yang tersusun dari tiga huruf asli dan tiga huruf tambahan, sehingga menjadi enam huruf atau “Sudasi“), wazan-wazan dari Tsulasi Mazid Sudasi adalah sebagai berikut:
    ﺍﺳْﺘَﻔْﻌَﻞَ-يَسْتَفْعِلُ
    ﺍﻓْﻌَﺎﻝَّ-يَفْعَالُّ
    ﺍﻓْﻌَﻮْﻋَﻞَ-يَفْعَوْعِلُ
    ﺍﻓْﻌَﻨْﻠَﻰ-يَفْعَنْلِى
    ﺍﻓْﻌَﻮَّﻝَ-يَفْعَوِّلُ
    Pembagian Tsulasi yang terakhir adalah Tsulasi Mazid Sudasi, masih tetap sama karena ini adalah tsulasi, maka huruf aslinya tetap tiga huruf, dan terdapat tiga huruf tambahan, sehingga terdiri dari enam huruf  atau “Sudasi“.


  • Ruba’i Mujarrod “الرُبَاعِي المُجَرَّدُ” (fi’il yang tersusun dari empat huruf asli tanpa huruf tambahan). Cuma ada satu bab, yaitu:
    ﻓَﻌْﻠَﻞَ-ﻳُﻔَﻌْﻠِﻞُ
  • wazan di atas tersusun dari empat huruf asli, tanpa ada tambahan apapun. Kalaupun temen-temen lihat ada tambahan lam di atas “ﻓَﻌْﻠَﻞَ”, sebenarnya lam tersebut adalah masih terhitung huruf asli, dan bukan huruf tambahan.

  • Ruba’i Mazid Khumasi رُبَاعِي المَزِيْد الخُمَاسِي (fi’il yang tersusun dari empat huruf asli dan satu huruf tambahan, sehingga menjadi lima huruf  atau “khumasi“), fi’il ini juga cuma mempunyai satu bab, yaitu:
    ﺗَﻔَﻌْﻠَﻞَ-يَتَفَعْلِلُ
    Perhatikan wazan di atas, huruf aslinya ada empat “ف ع ل ل” dan ditambah huruf tambahan di awal “ت”, sehingga menjadi lima huruf.


  • Ruba’i Mazid Sudasi رُبَاعِي المَزِيْد السُدَاسِي (kata yang tersusun dari empat huruf asli dan dua huruf tambahan, sehingga menjadi enam huruf atau “Sudasi“). Terdapat dua bab, yaitu:
    ﺍﻓْﻌَﻨْﻠَﻞَ-يَفْعَنْلِلُ
    masih sama ruba’i, maka huruf aslinya ada empat yaitu “ف ع ل ل” dan ditambah dua huruf tambahan “ا ن”
    ﺍﻓﻌَﻠَﻞَّ-يَفْعَلِلُّ
    berbeda dengan yang terakhir ini, bentuknya hampir sama dengan huruf asli, hanya saja ada huruf tambahan berupa tasydid yang menunjukan arti mudlo’af atau pengulangan, dan ini termasuk huruf tambahan bukan huruf asli, jadi huruf aslinya teteplah “ف ع ل ل”, dan huruf tambahannya adalah “ا dan huruf lam dari tasydid di akhir ل”.

Baca Juga ; Maf’ul Fiih


Wazan dan Mauzun

Wazan adalah pola kata dalam bahasa Arab dengan pola dasar terdiri dari fa’ ‘ain, dan lam untuk tsulatsi (kata yang huruf asalnya 3 huruf) serta fa’, ‘ain, lam, lam untuk ruba’i (kata yang huruf asalnya 4 huruf). Hampir semua kata bahasa Arab yang termasuk kategori isim dan fi’il itu memiliki pola. Adapun diantara isim yang tidak berpola adalah isim maushul, isim isyarah, isim istifham, dll. Sedang fi’il yang tidak berpola adalah fi’il jamid.

Wazan dasar untuk kata yang huruf asalnya ada 3 adalah (فعل) dan untuk kata yang huruf asalnya ada 4 adalah (فعلل). Nantinya dari wazan dasar ini diubah baik dengan ditambah huruf maupun hanya diubah harakatnya saja.

Baca Juga ; Contoh Fail

Mauzun adalah kata yang dipolakan atau dicetak berdasarkan pola. Bisa difahami bahwa mauzun itu harus mengikuti bentu wazannya. Kesesuaian antara mauzun dan wazan disebut muthabaqah. Muthabah yang mendasar adalah kesamaan harakat pada wazan dan juga mauzunnya.

Coba perhatikan tabel berikut ini!

Tabel di atas meruapakn contoh wazan dan mauzun untuk kata yang huruf asalnya ada tiga. Semua wazan dan mauzun sama harakat dan huruf tambahannya.

Baca Juga ; Maf’ul Bih

Sekarang telaah tabel yang kedua

Pada tabel kedua ini terdapat contoh wazan dan mauzun untuk kata yang asal hurufnya ada 4. Pada contoh di atas pun sama harakat dan huruf tambahannya antara wazan dengan mauzunnya.

Untuk fi’il-fi’il dan isim tertentu seperti fi’il mu’tal atau fi’il yang terdapat huruf alif, wawu dan ya’ makan muthabaqah antara wazan dan mauzunnya secara muaqaddarah. Artinya sekilah seperti tidak sesuai namun apabila digali lebih dalam maka keduanya adalah muthabaqah. Coba lihat contoh berikut:

Baca Juga : Maf’ul Ma’ah 

Perubahan dari bentuk asalnya menjadi bentuk mauzun seperti tabel di atas akan dibahas pada i’lal, ibdal, dan idgham.