Huruf Nashab

Diposting pada
4.6/5 - (111 votes)

MACAM-MACAM HURUF NASHOB

Huruf nashob adalah jenis huruf yg berfungsi membuat fi’il mudhori’ menjadi manshub. Adapun tanda manshub pada fi’il mudhori’ adalah :
a. Fathah
b. Hilangnya NUN pd Al Af’al Al Khamsah.

Huruf nashob hanya berlaku pada fi’il (kata kerja) dan tidak berlaku atau tdk bisa masuk ke dalam isim (kata benda).

Baca Juga : Ta’ Marbutah dan Ta’ Mabsuthah

Adapun jenis-jenis huruf nashob adalah sbb :

1. أنْ (an) : tidak ada artinya
Contoh : أُرِيدُ أَنْ أشْرَبَ اللبَنَ (uriidu an asyraba al laban) : saya mau minum susu.

2. لَنْ (lan) : tidak akan
Contoh : لَنْ نَشْرَبَ الخمرَ (lan nasyraba al khamra) : Kami tidak akan minum khamar.

3. إِذَنْ (idzan) : kalau begitu, jika demikian
Contoh : إِذَنْ نَرْجِعَ إلى البَيْتِ الآنَ (idzan narji’a ilal baiti al aan) : Kalau begitu kita pulang ke rumah sekarang.

4. كَيْ (kai) : agar, supaya
Contoh : أتَعَلَّمُ كَيْ أنْجحَ في الامتِحَانِ (ata’allamu kai anjaha fii al imtihaan) : Saya belajar agar sukses dalam ujian.

5. حَتَّى (hattaa) : sampai, hingga
Contoh : يَتَعَلَّمُ الطالِبُ حتَّى يَنْجَحَ في دِرَاسَتِهِ (yata’allamu atthoolibu hattaa yanjaha fii dirosatihi) : Mahasiswa itu belajar hingga ia sukses dalam studinya.

6. لِ (li) : untuk, agar
Contoh : جَلَستُ لأَستَريحَ (jalastu li astariiha) : Saya duduk untuk istirahat.

HURUF- HURUFYANG MEMBUAT NASHAB

Huruf- huruf Nashab adalah huruf- huruf yang membuat fi’il Mudhari’ menjadi manshub, diantaranya;

Baca Juga : Naibul Fa’il

  1. أَنْ    : Tidak mempunyai arti khusus, dan berfungsi sebagai pemisah dua kata kerja, contoh:
أَنَا أُرِيْدُ أَنْ أَذْهَبَ ; Saya mau pergi
نَحْنُ نُرِيْدُ أَنْ نَرْجِعَ ; Kami mau pulang
  1. لَنْ   : Tidak akan, contoh:
لَنْ يَنْجَحَ الكَسْلاَنُ ; Tidak akan beruntung orang yang malas
لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ ; Kami tidak akan beriman kepadamu
  1. إِذَنْ  : Jika demikian, contoh:
إِذَنْ تَنْجَحَ ; Jika demikian pasti kau lulus
إِذَنْ تَسْلَمَ ; Jika demikian pasti kau selamat
  1. كَيْ   : Supaya, contoh:
كَيْ تَنْجَحَ ; Supaya kau lulus
كَيْ تَحْصُلَ ; Supaya kau berhasil
  1. لاَمُ كَيْ : Supaya/ Untuk, contoh:
جِئْتُ لِأتَعَلَّمَ ; Saya datang untuk belajar
لِيَعْبُدُوْا اللهَ ; Agar mereka menyembah Allah
  1. لاَمُ الجُحُوْدِ   : Tidak mempunyai arti khusus, dan berfungsi untuk menyangkal. Biasanya tanda Lam Juhud adalah Lam yang didahului oleh kata;…………مَا كَانَ atau لَمْ يَكُنْ……., contoh:
لَمْ يَكُنِ اللهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ ; Allah tidak akan mengampuni mereka
مَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ ; Alloh tidak akan menyiksa mereka
  1. حَتَّى : Sehingga : sampai pada, contoh:
حَتَّى يَسْمَعَ كَلاَمَ اللهِ ; Sehingga mendengar firman Allah
حَتَّى يَرْجِعَ ; Sehingga dia pulang

Pengertian I’rab

Pengertian i’rob dibagi menjadi 2 bagian. Secara bahasa dan istilah ilmu nahwu.

Baca Juga : Masdar

الإِعْرَابُ فِي اللُّغَةِهُوَ الْإِبَانَةُ وَالْإيْضَاحُ

Secara bahasa i’rob adalah penjelasan dan penerangan.

وَفِي الْاِصْطِلَاحِهُوَتَغْيِيْرُ الَّذِيْ يَطْرَأُ عَلَى أَوَاخِرِ الْكَلِمَاتِ لَفْظاً أَوْ تَقْدِيْراً بِاخْتِلَافِ الْعَوَامِلَ الدَّاخِلَةِ عَلَيْهِ

I’rob menurut istilah adalah perubahan yang terjadi pada akhir kata/kalimah secara lafal maupun kira-kira karena perbedaan amil yang masuk ke kata tersebut.

          Yang dimaksud denga amil adalah kata yang mempengaruhi i’rob kata yang lain. Seperti (الْمَسْجِدُ) menjadi (فِي الْمَسْجِدِ) dimana bunyi “du” menjadi “di”. Kata (فِيْ) merupakan salah satu amil karena bisa memengaruhi i’rob kata berikutnya. Perubahan akhir kalimah ada dua macam, ada yang secara jelas dan kira-kira. Coba perhatikan contoh perubahaan kata (البَيْتُ) dan (تَدْخُلُ) berikut:

اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ – إِنَّ الْبَيْتَ – فِي الْبَيْتِ

تَدْخُلُ – لَنْ تَدْخُلَ – لَا تَدْخُلْ

Contoh di atas merupakan perubahan secara jelas/dzohir karena terdeteksi secara mudah dan jelas. Coba bandingkan dengan kata (الْفَتَى) dan (قَاضٍ) pada kalimah di bawah.

Baca Juga : Isim Mufrad

جَاءَ الْفَتَى – رَأَيْتُ الفَتَى – إِلَى الْفَتَى

جاء قَاضٍ – رَأَيْتُ قَاضِيًا – مَرَرْتُ بِقَاضٍ

Sekilas tidak ada perubahan, namun sebenarnya ada karena pada asalnya seperti di bawah

جَاءَ الْفَتَيُ – رَأَيْتُ الفَتَيَ – إِلَى الْفَتَيِ

جاء قَاضِيٌ – رَأَيْتُ قَاضِيًا – مَرَرْتُ بِقَاضِيٍ