Sifat Allah al-‘Alim
Daftar Isi Artikel
Al-‘Alim artinya Maha Mengetahui. Allah Swt. Maha Mengetahui yang tampak atau yang gaib. Pengetahuan Allah Swt. tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Segala aktivitas yang dilakukan oleh makhluk diketahui oleh Allah Swt. Bahkan, peristiwa yang akan terjadi pun sudah diketahui oleh Allah Swt. Dengan kata lain,pengetahuan Allah Swt. itu tanpa batas.
Baca Juga : Al Fattah Artinya
Firman Allah SWT.
قُلْ اَ تُعَلِّمُوْنَ اللّٰهَ بِدِيْـنِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
Artinya: “padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS.al-Hujurat:16)
Allah Swt. menyuruh kita untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya, agar kalian dapat mengetahui ciptaan-Nya, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Sesungguhnya, Allah Swt. sangat menyukai orang yang rajin mencari ilmu pengetahuan dan mengamalkannya.
Pengertian Al Alim
Pakar bahasa Arab menerangkan bahwa kata ‘alim’ berasal dari kata ‘ain lam dan mim’. Dalam berbagai bentuknya, rangkaian huruf itu kemudian membentuk kata yang mengandung makan “penggambaran sesuatu sampai jelas, sehingga tidak terdapat lagi sebuah keraguan”. Misalnya saja ada kata “alamat”.
Kata “alamat” mengandung makna, keterangan mengenai tempat, sehingga setiap orang bisa sampai ke tujuan tanpa harus kesasar.
Baca Juga : Ar Razzaq Artinya
Dengan makna dasar serupa itu, kata al-Alim, mengandung makna Zat yang mampu menggambarkan sesuatu, baik yang tampak atau tidak tampak, baik yang besar maupun kecil, baik yang dekat maupun yang jauh, baik yang sederhana maupun kompleks dengan jelas tanpa ada satu keraguan apapun.
- Pertama
Allah Swt mengetahui perbuatan orang-orang zalim. “..dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.” (Qs. Al-Baqarah, 2:95)
- Kedua
Allah Swt mengetahui apa yang ada dalam hati. “Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, Padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada Kitab-Kitab semuanya. apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” (Qs. Ali Imran, 3 : 119)
- Ketiga
Allah Swt mengetahui orang yang berbuat kerusakan. “telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Qs. Ruum, 30:41)
- Keempat
Allah Swt mengetahui orang-orang yang bertakwa, “ orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” (Qs. At-Taubah, 9:44)
Baca Juga : Al Wahhab Artinya
Nilai Praktis al-Alim bagi seorang Hamba
Paparan itu menjadi bahan bagi kita, untuk menggali nilai-nilai praktis dan inspiratif bagi pengembangan diri kita, sebagai hamba Allah. Kita semua menyadari, bahwa kata “Ilmu”, selain menjadi asma Allah Swt juga bisa digunakan untuk menggambarkan kemampuan manusia dalam menggambarkan sesuatu. Oleh karena, asma al-Ilmu memiliki kaitan yang erat dan jelas, dengan pengembangan diri seorang muslim.
-
Pertama, Mengimani Allah Sebagai Al-Alim
Seorang muslim wajib beriman, bahwa Allah Swt maha Mengetahui. Mengetahui apapun, yang ada di muka bumi, dan ada dalam diri kita. Tidak ada yang tertutup. Atau tersembunyi bagi Allah Swt. Semua jelas dan diketahui-Nya.
Kalangan filosof atau ilmu kalam terbelah dua. Ada yang membela, bahwa Allah Swt mengetahui hal-hal yang bersifat umum semata, dan kelompok lainnya, menegaskan bahwa Allah Swt mengetahui hal perbagian dan detilnya.
Bagi kita di sini, hal pokok adalah kita mengimani bahwa Allah Swt Maha Mengetahui, ragam sisi kehidupan manusia, baik yang detil maupun global, sebagaimana yang sudah tertera dalam firman Allah Swt.
-
Kedua, Bersikap Hati-Hati dalam Hidup
Imbas dari kesadaran itu, maka seorang muslim yang baik, hendaknya bersikap hati-hati, Pikiran, rasa dan perbuatannya akan diketahui Allah Swt, dan akan dituliskannya sebagai bagian amal perbuatannya di dunia ini.
Untuk kemudian harinya, seluruh catatan itu, akan dijadikan alasan untuk memberikan imbalan atau balasan kepada hamba-Nya tersebut.
Baca Juga : Al Qahhar Artinya
Andaipun pada malam hari yang gelap gulita ada semut di atas batu laut hitam, keadaan dan gerak geriknya diketahui Allah Swt. Mirip dengan sebuah ucapan ahli tasawuf, “boleh kalian berbuat sesuka hatimu, tetapi jangan ketahuan oleh Allah Swt, dan jangan tinggal di bumi Allah Swt..”.
Anjuran ini, sebagai sebuah sindiran, mengenai tidak adanya peluang sedikitpun untuk kita menghindar dari pantauan dan pengetahuan Allah Swt.
-
Ketiga, menjadi abd al-Alim
Abd al-Alim adalah orang yang mendapat anugerah dari Allah Swt dapat menguasai pengetahuan tanpa harus belajar apapun dari siapapun. Ilmu yang dimilikinya hadir (ilmu hudhuri) langsung dari Allah Swt. Perjalanannya hidupnya, banyak dilakukan dengan proses penyucian diri, sehingga menjadikan hatinya bening bak cermin yang bisa memantulkan cahaya ilahi bagi kehidupannya.
Pribadi abd al-Alim adalah hamba dari Maha Mengetahui. Hamba ini, tersinari oleh ilmu-Nya, berjalan dengan ilmu-Nya, bertindak sesuai dengan ilmu-Nya, dan bergerak sesuai dengan ilmu-Nya.\
Nilai Praktis al-Alim bagi seorang Khalifah
Selepas mendalam makna al-Alim ini, kita menemukan beberapa kajian penting yang relevan untuk diterapkan dalam konteks pemungsian posisi kita sebagai seorang khalifah.
-
Pertama, ilmu untuk kebijaksanaan
Asma al-Alim dirangkaikan dengan asma al-Hakim (kebijaksanaan). Seperti yang tertera pada firman Allah Swt :
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Qs. An-Nisa, 4 : 17)
Baca Juga : Al Ghaffar Artinya
Dalam tafsir yang umum dan mudah ditemukan oleh kita, maksud dari kemaksiatan yang dilakukan dengan kejahilan itu,
- orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu.,
- (orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak,
- orang yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau karena dorongan hawa nafsu.
Inspirasinya bagi kita, bahwa kehadiran ilmu dalam diri kita, pada dasarnya adalah untuk memberi tambahan modal kepada kita, supaya kita mampu menjadi pribadi yang bijak dalam mengambil keputusan.
-
Kedua, ilmu menyerap aspirasi
Kata al-Alim di rangkai dengan asma sami’, Maha Mendengar. Mendengar sesuatu dari luar, baik yang dekat maupun yang jauh, baik yang sedikit maupun dalam keramaian.
Maka Barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, Maka Sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Qs. Al-Baqarah : 181)
Inspirasinya, mengetahui dengan cara mendengar, mendengarkan untuk bisa mengetahui. Dalam konteks lain, ilmu pengetahuan yang kita miliki ini, dapat digunakan untuk menyerap dan merumuskan keinginan dari orang lain, khususnya doa, harapan, keinginan, kebutuhan atau aspirasi orang lain.
Baca Juga : Al Mushawwir Artinya
-
Ketiga, ilmu untuk membentuk kearifan
Kata al-Ilmu dirangkai dengan al-washi’u atau karunia yang luas. Firman Allah Swt ini, terungkap pada ayat :
perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (Qs. Al-Baarah, 261)
Karunia yang Allah turunkan, adalah berdasarkan ilmu pengetahuan. Tanpa ilmu, karunia atau pemberikan akan salah sasaran. Oleh karena itu, inspirasnya, ilmu pengetahuan yang dimiliki dapat digunakan untuk mengambil keputusan sehingga tepat sasaran dan tepat tujuan.
-
Keempat, ilmu untuk perluasan wawasan
Asma al’Alim bersanding dengan al-Khabir, yang mengandung makna Maha Mengenal. Rujukannya, diantaranya ada pada ayat :
dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam[293] dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs. An-Nisa, 4 : 35)
Mengetahui dengan pasti mengenai sesuatu, sama dengan mengenal. Dengan mengenali sesuatu hal secara tepat, berarti kita mengetahuinya. Sehubungan hal itu, inspirasi positifnya, ilmu pengetahuan itu dalam rangka memperluas wawasan, sehingga kita bisa berpikir kritis dan analitis.
Baca Juga : Al Bari Artinya
-
Kelima, ilmu untuk kelembutan sikap
Al-Ilmu disandingkan dengan al-Halim, Maha Lembut. Firman Allah Swt yang dapat kita rujuk, diantaranya :
Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat (syurga) yang mereka menyukainya. dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun. (Qs. Al-Hajj, 22:59)
Inspirasinya, dengan pengetahuan yang mendalam, dengan wawasan yang tepat, kita dapat bersikap dengan baik, proporsional dan bijak, Tidak kasar tetapi tegas, dan tidak kaku tetapi tepat. Kelembutan sikap, didapat dari wawasan yang benar mengenai sesuatu hal.
-
Keenam, ilmu untuk kekuatan pribadi
Al-Ilmu digandengkan dengan al-Aziz, yang Maha Perkasa. Firman Allah Swt yang dapat dirujuknya, yaitu :
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. (Qs. Al-An’am, 6:96)
Tidak bisa diingkari, orang yang berilmu, potensial akan menjadi pribadi yang kuat, istiqomah dalam sikap dan pendirian. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan itu pada dasarnya untuk memperkuat kredibilitas pribadi (al-Aziz).
-
Ketujuh, ilmu untuk pemecahan masalah
Menariknya lagi, al-Ilmu disandingkan dengan al-Fattah, yang mengandung Makna Maha Membuka. Firman Allah Swt yang dapat dirujuknya, yaitu :
Baca Juga : Al Khaliq Artinya
Katakanlah: “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. dan Dia-lah Maha pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui“. (Qs. Saba, 34:26)
Informasi ini menegaskan kepada kita, maka Ilmu Pengetahuan itu, dapat digunakan sebagai modal untuk memecahkan masalah. Atau Pemecahan masalah yang tepat membutuhkan pengetahuan yang luas, karena itu, Allah Swt disebut dengan asma al-Fattah dan al-Alim secara bersamaan.
Baca Juga : Al Mutakabbir Artinya