Ceramah Singkat Tentang Ibu

Diposting pada

Ceramah Singkat Tentang Ibu

Ceramah Singkat Tentang Ibu 01

Assalamu’alaikum Wr.  Wb.

Pertama–tama dan paling utama marilah kita tingkatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT, karna berkat Rahmat, Taufiq dan Hidayah–Nya kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk berbuat baik, termasuk terhadap ibu.

Selanjutnya, shalawat dan salam kita curah-limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikut beliau hingga hari Kiamat.

Hadirin yang saya hormati!

Kita semua sudah tahu siapa itu ibu?! Ibu adalah orang yang telah melahirkan kita ke dunia ini. Karena ibu, maka  saya dan kalian ada. Karena ibu, kita bertumbuh sehingga seperti sekarang ini.

Marilah sejenak kita lihat ke belakang, sebelum kita dilahirkan ke dunia ini, ibu kita mengandung kita selama 9 bulan. Walaupun ada yang kurang dari itu atau mungkin lebih, tapi umumnya masa kehamilan ibu yaitu 9 bulan. Setelah itu, ibu mempertaruhkan nyawanya sembari menahan rasa sakit yang begitu dahsyat hanya demi untuk melahirkan kita.

Kurang-lebih dua tahun ibu menyusui kita tanpa kenal waktu. Siang beliau jadikan malam karena semalaman tak bisa nyenyak tidur. Malampun dijadikan siang karena beliau terusik dengan suara rengekan dan tangisan kita (di kala kecil).

Di masa kita anak-anak, tak jarang harus membuat ibu bingung mencari kita yang keasikan bermain hingga ke tempat yang terlampau jauh. Tak jarang juga ibu harus menanggung malu karena ulah usil kita terhadap anak tetangga, dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, ibupun harus menanggung berbagai beban selama kita sekolah. Seragam kita kotor, ibu yang mencucikan. Seragam kita hilang, ibu yang mencarikan. Seragam kita sobek, ibu yang menjahitkan. Dan seterusnya, dan seterusnya.

Hadirin yang berbahagia!

Sungguh begitu besar jasa ibu kepada kita. Sehingga kalaupun kita membalas jasa-jasa itu dengan menggendong ibu mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali, itu belum cukup. Maka cukuplah kiranya kita membalas jasa ibu dengan cara mencukupkan keperluan hidupnya. Kita benahi rumahnya, kita lengkapi perabotannya, kita tanggung belanjanya, dan kita perhatikan kesehatannya. Tapi pertanyaannya…… Mampukah kita melakukannya? Semoga saja iya. Tapi…… jika tidak mampu melakukan semuanya, maka jangan tinggalkan semuanya.

Oleh karena itu marilah kita bersungguh-sungguh berupaya membahagiakan ibu kita dengan berbuat yang terbaik kepada beliau, paling tidak, mendo’akan beliau agar dimudahkan segala urusannya, dimurahkan rizkinya, dipanjangkan umurnya, dan diberkahkan hidupnya. Amin.

Dan  janganlah sekali–kali kita menyakiti beliau karna surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu. Maksudnya, kita tidak akan mungkin masuk surga apabila ibu tidak meridhai kita. Kita juga harus mewaspadai do’a jelek (kutukan) dari ibu lantaran kelakuan kita, karena do’a ibu itu betul-betul mustajab. Cukuplah kutukan ibu terjadi pada yang namanya Si Malin Kundang dalam cerita legendaris itu dan tidak terjadi pada anak cucunya atau anak cucu kita termasuk kita semua. Amin.

Hadirin yang berbahagia!

Ini saja  yang dapat saya sampaikan. Semoga pidato singkat ini dapat memotivasi kita menjadi anak yang shaleh dan berbakti kepada kedua orang tua, utamanya ibu. Terima kasih atas segala perhatian dan mohon ma’af jika ada kehilafan.

Wassalamu’alaikum  Wr.  Wb.


Ceramah Singkat Tentang Ibu 02

Nah, berikut ini adalah contoh ceramah singkat tentang pentingnya berbakti kepada ibu.

Bismillahiraahmanirahim

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Sebelumnya, marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua di sini.

Shalawat serta salam semoga terus tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Dan semoga kita mendapat syafaatnya di yaumul qiyamah nanti. (Amiin).

Saudara-saudaraku yang dirahmati oleh ALLAH SWT….

Bila kita membicarakan tentang Ibu, saya teringat akan kisah Malin Kundang. Dalam kisah tersebut, menceritakan seorang anak yang dikutuk menjadi batu oleh Ibunya. Hal itu terjadi karena dirinya tidak mengakui ibunya kepada calon istrinya.

Namun sayangnya, pada zaman sekarang ini tidak pernah kita jumpai seorang anak yang benar-benar menjadi batu akibat kutukan ibunya karena durhaka kepada ibu.

Sekarang ini, seringkali kita jumpai seorang anak yang sudah masuk dalam kategori durhaka karena mereka sering berkata kasar, berbohong, memerintah ibu dan bahkan ada yang sampai tega berperilaku kasar kepada orang tua. Padahal ibu dengan ikhlas melahirkan, menyusui, dan merawat kita, saat kita masih lemah.

Berkaitan dengan hal ini, Allah SWT telah berfirman dalam Q.S Luqman ayat 14

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Artinya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS Luqman, 31:14)

IBU lah yang merawat kita sejak bayi, balita, hingga kita dewasa pun kasih sayangnya tidak akan hilang. Karena pengorbanan yang besar inilah, kita wajib menyayangi ibu kita, lebih dari sayang kita kepada orang lain.

Dahulu ada seseorang sahabat bertanya kepada Rasulullah

“Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?”

Nabi SAW menjawab,

“Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu dan kemudin yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu,”

Di antara keajaiban Syari’at Islam itu adalah bahwa Islam itu memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada ibu, meskipun ia musyrik. Sebagaimana yang ditanyakan oleh Asma’ binti Abu Bakar kepada Nabi SAW tentang hubungannya dengan ibunya yang musyrik. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Ya, tetaplah kamu menyambung silaturrahmi dengan ibumu.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih).

Di antara perhatian Islam terhadap seorang ibu dan haknya serta perasaannya bahwa Islam telah menjadikan ibu yang dicerai itu lebih berhak untuk merawat anaknya dan lebih baik daripada seorang ayah.

Keberadaan ibu yang telah diperhatikan oleh Islam dengan sepenuh perhatian ini dan yang telah diberikan untuknya hak-hak, maka dia juga mempunyai kewajiban, yakni mendidik anak-anaknya, dengan menanamkan kemuliaan kepada mereka dan menjauhkan mereka dari kerendahan. Membiasakan mereka untuk taat kepada Allah dan mendorong mereka untuk mendukung kebenaran dan tidak menghalang-halangi mereka untuk turut berjihad karena mengikuti perasaan keibuan dalam hatinya. Sebaliknya ia harus berusaha memenangkan seruan kebenaran daripada seruan perasaan.

Karena itu, ada beberapa kewajiban kita sebagai anak kepada orang tua :

  • Taat dan berbakti pada orang tua. Selama mereka tidak memerintah pada kemusyrikan, dan kita tetap menjaga tata krama dan kebaikan.
  • Mendoakan kedua orang tua. Diantara doa kita pada orang tua adalah : “robbil firli wali wa lidaya war hamhumma kama robbayani soghiro”.
  • Menjaga ucapan kita agar tetap sopan, nada bicara jangan terlalu tinggi, jangan membentak, jangan menolak ketika diperintah. Jika tidak bisa, katakan dengan baik alasannya, jangan menggerutu.
  • Itulah beberapan pedoman kita untuk berbuat baik kepada orang tua terutama terhadap ibu. Mudah-mudahan kita, ibu-ibu kita, bapak-bapak kita, saudara-saudara kita, bersaudara dalam keimanan dan ketakwaan, sehingga dipertemukan kembali di Surganya ALLAH SWT atas Ridho-Nya.. Amin amin Ya robal ‘aalamin.

jadi kita sebagai anak harus berbakti kepada kedua orang tua, terutama pada ibu. Karena ibu yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan merawat lalu membesarkan kita sampai saat ini. ibu bawel,cerewet bukan karena jahat, akan tetapi sangat menyayangi kita dan ia takut jika kita terluka.

Demikian saya akhiri kurang lebihnya mohon maaf.

Wabilahi taufik wal hidayah, wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber : https://www.indojayareadymix.com/harga-readymix/