Contoh Soal BEP

Diposting pada

Definisi Break Event Point

Pengertian Break Even Point adalah kondisi dalam suatu operasi entitas bisnis tidak menghasilkan laba, pun tidak mengalami kerugian. Dalam bahasa sederhana: IMPAS  (pendapatan = beban). Break Even Point seringkali disingkat BEP dalam penyebutannya agar mudah oleh kebanyakan orang.

Contoh Soal BEP

  1. Manfaat Break Event Point
  2. a)Sebagai alat dalam perencanaan untuk menghasilkan laba
  3. b)BEP menydiakan informasi tentang berbagai tingkat jumlah volume suatu penjualan dan hubungannya dengan potensi mendapatkan laba berdasarkan tingkat volume penjualan yang bersangkutan
  4. c)Untuk mengevaluasi laba entitas secara keseluruhan.
  5. d)Mengganti tebalnya sistem laporan dengan grafik yang sangat mudah dibaca ataupun dimengerti.
  1. Kegunaan Break Event Point

Diatas  sudah dijabarkan analisa BEP penting bagi pimpinan manajemen suatu perusahaan untuk bisa mengetahui berapa tingkat produksi dimana total biaya yang dikeluarkan akan sama dengan total jumlah penjualan. Dengan kata lain, dengan: BEP manajemen akan tahu hubungan antara produksi, harga jual, penjualan, biaya, laba ataupun rugi sehingga bisa mempermudah manajemen dalam pengambilan sebuah keputusan.


Contoh kasus dan penyelesaian

Sebuah perusahaan mempunyai data sebagai berikut:

Kapasitas normal200.000 unit

Biaya tetapRp 12.000.000,00

Biaya variabelRp 135,00 per unit

Harga jualRp 225,00 per unit

Diminta:

  1. a)Membuat break even point dalam rupiah, unit, dan persentase dari kapasitas!
  2. b)Margin of safety ratio bila operasi pada kapasitas normal!
  3. c)Berapa break even point apabila harga jual turun Rp 25,00!
  4. d)Berapa penjualan harus dilakukan untuk memperoleh laba : Rp 3.000.000,00 dengan data a dan data c!
  5. e)Break Event Point dalam rupiah bila biaya tetap turun Rp. 2.000.000!

Jawab :

a)

Break Event Point = biaya tetap 1-(VC/Harga jual)  = Rp.12.000.0001-135225   =Rp.12.000.0000.4 = Rp. 30.000.000

Dalam Unit = Rp. 30.000.000/225 = 133.330 unit

Dalam presentase = 133.330 unit/200.000 unit x 100% = 66.6%

b)

Presentase margin of saley = 100%-66.6% = 33.3%

Bila di nyatakan dengan rupiah = 33.3%(200.000 x Rp. 225) = Rp. 15.000.000

c)

BEP Biaya tetap1-(VC/Harga jual) = Rp.12.000.0001-(135200) = Rp.12.000.0000.325 = Rp.37.000.000

d)

Jumlah unit yang diperlukan (Rp. 12.000.000 + Rp. 3.000.000)/0.4 = Rp. 37.500.000

e)

Jumlah Unit yang diperlukan (Rp. 12.000.000 + Rp. 3.000.000)/0.325 = Rp. 46.100.000

Penulis:

Ryan Riyadi (49214893)

3DA02


2. Contoh soal Break Even Point

eorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung jawab dalam operasional produksi dan persediaan stok barang dan ingin mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk menutup biaya operasional sebesar Rp 50.000.000,- dan ingin mendapat keuntungan sebesar Rp 20.000.000,- penyebaran biaya yang dikeluarkan untuk operasinya adalah sebagai berikut :

Total biaya tetap         = 50.000.000

Biaya variabel per unit = 30.000

Harga jual per unit      = 50.000

Keuntungan yang diinginkan = 20.000.000

Carilah nilai break even point terlebih dahulu, saat nilai BEP sudah diketahui, selanjutnya Anda dapat mengetahui juga nilai margin kontribusi.

Break Even Point = 50.000.000 : (margin kontribusi)

Break Even Point = 50.000.000 : (50.000 – 30.000)

Break Even Point = 50.000.000 : 20.000

Break Even Point = 250 unit

Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika hanya menjual 250 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.


Konsep Break Even Point

Perhitungan atau penutupan BEP tergantung pada konsep-konsep yang mendasari atau asumsi yang digunakan di dalamnya. Menurut Susan Irawati dalam bukunya “Manajemen Keuangan” asumsi dasar yang digunakan dalam BEP adalah sebagai berikut :

  1. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
  2. Biaya variabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
  3. Jumlah biaya biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya tetap perunit akan berubah-ubah.
  4. Harga jual per-unit konstan selama periode dianalisis.

Komponen Penghitungan Dasar

Ada empat konsep dalam penggunaan break even point analysis yang perlu diketahui:

  1. Fixed cost atau biaya tetap artinya biaya yang tidak berubah meskipun volume produksi berubah.
  2. Variable cost atau biaya variabel, artinya biaya yang berubah sesuai dengan perubahan volume produksi.
  3. Penghasilan atau revenue, merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh penjual barang.
  4. Laba atau profit, merupakan sisa penghasilan setelah dikurangi biaya tetap dan biaya variabel.

Metode Perhitungan dan Rumus

Dalam dunia akuntansi BEP sering digunakan untuk menemukan persamaan di mana biaya yang dikeluarkan untuk produksi barang sesuai dengan pendapatan yang diperoleh dalam satu periode. Perhitungan break even point berguna sebagai salah satu management tool dalam menentukan persoalan di atas. Ada beberapa rumus BEP yang bisa digunakan :

BEP = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya Variabel per unit).

BEP = Biaya tetap : Margin kontribusi per unit

BEP dalam bentuk mata uang = harga jual per unit x BEP per unit.

Margin kontribusi : Total sales – Biaya variabel  

 

Sumber :  https://www.indojayareadymix.com/harga-readymix/