Pengertian Maf’ul Liajlih
Daftar Isi Artikel
Maf’ul liajlih atau maf’ul lah adalah isim mashdar yang dibaca manshub untuk menujukkan sebab atau motif terjadinya perbuatan. Bisa juga diartikan maf’ul liajlih ini untuk menjawab “untuk apa” perbuatan ini dilakukan.
Maf’ul liajlih ialah Isim yang dibaca nashob yang bermanfaat untuk menyatakan sebab atau motif terjadinya perbuatan.
Contoh:
جَلَسْتُ عَلَى الكُرْسِيِّ تَعْبًا
(Aku duduk di atas kursi karena lelah)
رَجَعْتُ إِلَى البَيْتِ شَوْقًا لِلْأسْرَةِ
(Aku pulang ke rumah karena kangen dengan keluarga)
أكَلْتُ الطَعَامَ جَوْعًا
(Aku memakan makanan karena lapar)
أذهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ رَغْبَةً فِيْ الْعِلْمِ
( Aku berangkat ke sekolah sebab mencintai Ilmu)
ضَرَبْتُ الْوَلَدَ تَأْدِيْبًا لَهُ
( Aku memukul anak tersebut karena bermaksud guna mendidiknya)
Penjelasan :
Baca Juga : Maf’ul Muthlaq
kata ‘mendidik’, ‘cinta’, ‘lelah’, ‘lapar’, dan ‘rindu’ adalah menjadi Maf’ul Li Ajlih, hukumnya Nashob dan tanda Nashob nya adalah Fathah.
Lafazh-lafazh yang biasa menjadi maf’ul liajlih:
إِكْرَامًا (sebab hormat) حيَاءً(karena malu)
حُزْنًا (karena sedih) رَحْمَةً (karena sayang)
خَوْفًا (karena takut) حَسَدًا (karena iri)
حُبًّا (karena cinta) بُغْضًا ( sebab marah)
شَفَقَةً (sebab kasihan) فَرْحًا (karena senang)
تَعْبًا (karena lelah) شُكْرًا (karena bersyukur)
غَضْبًا (karena marah) رَغْبَةً (karena cinta)Penjelasan :
Sebenarnya hukum Maf’ul li Ajlih ialah dibaca Nashob, tetapi dapat di Jarr dengan huruf Lam (ل) dan terkadang Maf’ul li Ajlih sama sekali tidak menduduki sebagai ma’ful li ajlih, namun menjadi Jarr-Majrur dan mempunyai ta’aluq atau hubungan dengan kata sebelumnya.Contoh:
أَعْطَيْتُ الْفَقِيْرَ طَعَامًا لِشَفَقَتِهِ
(Aku memberi orang fakir tersebut makanan sebab kasihan kepadanya)
perhatikan kata ‘لِشَفَقَتِهِ’, kata tersebut sebenarnya berkedudukan sebagai ma’ful liajlih, tapi dalam kalimat tersebut kata ‘لِشَفَقَتِهِ’ dibaca jar karena ada huruf lam ‘لِ’, karena kata tersebut diawali dengan huruf lam (huruf jar) maka ia mempunyai hubungan dengan kata sebelumnya, perhatikan : ‘saya memberi orang fakir tersebut makanan’ ini adalah kalimat pertamanya,, karena kemasukan huruf jar pada kata ‘لِشَفَقَتِهِ’ maka jar majrur tersebut mempunyai hubungan, dan diterjemahkan dengan kata ‘sebab kasihan kepadanya’.
Contoh I’ROB :
أكَلْتُ الرُزَّ جَوْعًا
Saya makan nasi karena lapar
أكَلْتُ : “أكَلْ” فِعْلٌ مَاضٍ مَبْنِيٌّ عَلَى السُّكُوْنِ ،
وَ “التَّاءُ” ضمير مُتَّصِلٌ مَبْنِيٌّ عَلَى الضَمِّ فَاعِلٌ
الرُرَّ : مَفْعُوْلٌ بِهِ مَنْصُوْبٌ و عَلَامَةُ نَصْبِهِ فَتْحَةٌ
جَوْعًا: مَفْعُوْلٌ لِأجْلِهِ مَنْصُوْبٌ و عَلَامَةُ نَصْبِهِ فَتْحَةٌ
أكَلْتُ : ‘telah makan’ fiil madhi mabni sukun, adapun huruf “Ta” ialah Dhomir Fa’il mabny atas Dhommah dibaca rofa.
الرُرَّ: maf’ul bih dibaca nashob, tanda nashobnya adalah fathah.
جَوْعًا: maf’ul liajlih dibaca nashob, tanda nashobnya adalah fathah.
Ketentuan-ketentuan Maf’ul Li ajlih :
Terdapat sejumlah ketentuan Maf’ul Li Ajlih diantaranya :
1. Maf’ul Li ajlih me sti senantiasa memakai Mashdar
Contoh :
إِكْرَامًا (sebab hormat) حيَاءً(karena malu)
حُزْنًا (karena sedih) رَحْمَةً (karena sayang)
خَوْفًا (karena takut) حَسَدًا (karena iri)
حُبًّا (karena cinta) بُغْضًا ( sebab marah)
تَاْدِيْبًا ( sebab mendidik) إِيْمَانًا (karena beriman)
شَفَقَةً (sebab kasihan) فَرْحًا (karena senang)
تَعْبًا (karena lelah) شُكْرًا (karena bersyukur)
غَضْبًا (karena marah) رَغْبَةً (karena cinta)
2. Maf’ul Li Ajlih me sti terdiri dari tindakan yang bersangkutan dengan hati dan dinamakan أَفْعَالُ الْقَلْب
تَأْدِيْبًا , رَغْبَةً , إِيْمَانًا, حُبًّا, طَعَامًا
Penjelasan :
Lafazh-lafazh tersebut tindakan yang sehubungan dengan hati.
3. Untuk menggali Maf’ul Li Ajlih dapat dipakai kata tanya
( kenapa ).
تَأْدِيْبًا , رَغْبَةً , إِيْمَانًا, حُبًّا, طَعَامًا
Penjelasan :
Lafazh-lafazh itu adalah jawaban dari pertanyaan “ mengapa”, atau terdapat hubungan sebab-akibat dari sebuah perbuatan.
contoh maf’ul liajlih
Contoh:
حَضَرَ أَحْمَدُ إِكْرَامًا لِمَحْمُوْدٍ
صَلَّيْتُ اِبْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللهِ
Artinya:
Ahmad datang untuk menghormati Mahmdud.
Saya shalat untuk mengharapkan ridha Allah.
Kata yang dicetak merah merupakan contoh maf’ul liajlih. Keduanya merupakan motif dari adanya fi’il pada kalimat di atas.
Dalam membuat maf’ul liajlih, ada beberapa syarat yang harus dipenuh, di antaranya:
- Harus isim masdhar manshub
Isim mashdar adalah kata ketiga dalam tashrifan istilahi. Contoh:
نَصَرَ – يَنْصُرُ – نَصْرًا
خَافَ – يَخَافُ – خَوْفًا
- Fi’il dan mashdar terjadi di waktu bersamaan
أَمْسَكْتُهُ خَوْفًا مِنْ فِرَارِهِ
Artinya:
Saya menahannya karena takut dia lari.
Perbuatan “menahan” dan “takut” terjadi dalam waktu yang bersamaan.
- Fa’ilnya (pelakunya) satu
صَلَّيْتُ اِبْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللهِ
Baca Juga : Maf’ul Ma’ah
Artinya:
Saya shalat untuk mengharapkan ridha Allah.
Pelaku untuk fi’il dan mashdar merupakan orang yang sama.
- Mashdar merupakan tujuan atau hasil dari fi’il
حَضَرَ أَحْمَدُ إِكْرَامًا لِمَحْمُوْدٍ
Kata (إِكْرَامًا) pada contoh di atas merupakan tujuan dari hadirnya Ahmad. Bandingkan dengan kalimat di bawah!
أَرَادَ أَحْمَدُ إِكْرَامَ مَحْمُوْدٍ
Artinya:
Ahmad ingin memuliakan Mahmud.
Kata (إِكْرَامَ) bukan merupakan maf’ul liajlih melainkan maf’ul bih.
- Boleh mendahulukan mashdar
Pada dasarnya posisi mashdar setelah kalimat. Boleh posisi keduanya ditukarkan. Contoh:
رَغْبَةً فِي الْعِلْمِ أَتَيْتُ
Artinya: karena kecintaan terhadap ilmu, aku datang.
- Bila mashdarnya didahului huruf jar, maka menjadi jar majrur walaupun artinya sama. Contoh:
وَلَا تَقْتُلُوْا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ
حَضَرَ أَحْمَدُ لإِكْرَامِ لِمَحْمُوْدٍ
Contoh Maf’ul Liajlih di Al-Qur’an
- Al-Baqarah: 19
يَجْعَلُوْنَ أَصَابِعَهُمْ فِيْ آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ
- Al-Baqarah: 90
بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْياً أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ
- Al-Baqarah: 109
Baca Juga : Contoh Fail
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ
- An-Nisa: 6
فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ وَلَا تَأْكُلُوهَا إِسْرَافًا وَبِدَارًا
- Al-An’am: 154
ثُمَّ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ تَمَامًا عَلَى الَّذِي أَحْسَنَ وَتَفْصِيلًا لِكُلِّ شَيْءٍ
- Al-‘Anfal: 10
وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَى وَلِتَطْمَئِنَّ بِهِ قُلُوبُكُمْ
Baca Juga : Fi’il Lazim
- Al-Isra: 59
وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا
- An-Nahl: 89
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
- Ar-Rum: 24
وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
- Al-Mursalat: 5-6
فَالْمُلْقِيَاتِ ذِكْرًا. عُذْرًا أَوْ نُذْرًا
Baca Juga : Fi’il Amr