Maf’ul liajlih atau maf’ul lah adalah isim mashdar yang dibaca manshub untuk menujukkan sebab atau motif terjadinya perbuatan. Bisa juga diartikan maf’ul liajlih ini untuk menjawab “untuk apa” perbuatan ini dilakukan.
Maf’ul liajlih ialah Isim yang dibaca nashob yang bermanfaat untuk menyatakan sebab atau motif terjadinya perbuatan.
Contoh:
جَلَسْتُ عَلَى الكُرْسِيِّ تَعْبًا
(Aku duduk di atas kursi karena lelah)
رَجَعْتُ إِلَى البَيْتِ شَوْقًا لِلْأسْرَةِ
(Aku pulang ke rumah karena kangen dengan keluarga)
أكَلْتُ الطَعَامَ جَوْعًا
(Aku memakan makanan karena lapar)
أذهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ رَغْبَةً فِيْ الْعِلْمِ
( Aku berangkat ke sekolah sebab mencintai Ilmu)
ضَرَبْتُ الْوَلَدَ تَأْدِيْبًا لَهُ
( Aku memukul anak tersebut karena bermaksud guna mendidiknya)
( sebab mendidik) إِيْمَانًا (karena beriman)
شَفَقَةً (sebab kasihan) فَرْحًا (karena senang)
تَعْبًا (karena lelah) شُكْرًا (karena bersyukur)
غَضْبًا (karena marah) رَغْبَةً (karena cinta)Penjelasan :
Sebenarnya hukum Maf’ul li Ajlih ialah dibaca Nashob, tetapi dapat di Jarr dengan huruf Lam (ل) dan terkadang Maf’ul li Ajlih sama sekali tidak menduduki sebagai ma’ful li ajlih, namun menjadi Jarr-Majrur dan mempunyai ta’aluq atau hubungan dengan kata sebelumnya.Contoh:
أَعْطَيْتُ الْفَقِيْرَ طَعَامًا لِشَفَقَتِهِ
(Aku memberi orang fakir tersebut makanan sebab kasihan kepadanya)
perhatikan kata ‘لِشَفَقَتِهِ’, kata tersebut sebenarnya berkedudukan sebagai ma’ful liajlih, tapi dalam kalimat tersebut kata ‘لِشَفَقَتِهِ’ dibaca jar karena ada huruf lam ‘لِ’, karena kata tersebut diawali dengan huruf lam (huruf jar) maka ia mempunyai hubungan dengan kata sebelumnya, perhatikan : ‘saya memberi orang fakir tersebut makanan’ ini adalah kalimat pertamanya,, karena kemasukan huruf jar pada kata ‘لِشَفَقَتِهِ’ maka jar majrur tersebut mempunyai hubungan, dan diterjemahkan dengan kata ‘sebab kasihan kepadanya’.
Contoh I’ROB :
أكَلْتُ الرُزَّ جَوْعًا
Saya makan nasi karena lapar
2. Maf’ul Li Ajlih me sti terdiri dari tindakan yang bersangkutan dengan hati dan dinamakan أَفْعَالُ الْقَلْب
تَأْدِيْبًا , رَغْبَةً , إِيْمَانًا, حُبًّا, طَعَامًا
Penjelasan :
Lafazh-lafazh tersebut tindakan yang sehubungan dengan hati.
3. Untuk menggali Maf’ul Li Ajlih dapat dipakai kata tanya
( kenapa ).
تَأْدِيْبًا , رَغْبَةً , إِيْمَانًا, حُبًّا, طَعَامًا
Penjelasan :
Lafazh-lafazh itu adalah jawaban dari pertanyaan “ mengapa”, atau terdapat hubungan sebab-akibat dari sebuah perbuatan.