Pengertian Pantun
Daftar Isi Artikel
Pantun adalah salah satu karya sastra daerah yang banyak digemari masyarakat. Sebab, isi pantun lebih banyak berupa nasihat dan ajaran moral, walau ada juga jenis pantun lain yang sekadar hiburan seperti pantun jenaka.
Sebagai bahan ajaran moral, kami sajikan sejumlah contoh pantun yang bisa menjadi bahan ajar dan bahan didik buat anak-anak, terutama anak-anak sekolah SD, SMP dan SMA. Karena itu, dalam buku ini terhimpun pantun-pantun yang lebih banyak ditujukan untuk mendidik dan mengajar anak sekolah tentang moral dan kebaikan hidup.
Mudah-mudahan, buku kecil ini akan bermanfaatkan bagi siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Bagi anak-anak, karena menjadi sumber ilmu dan pelajaran morak, sedangkan bagi orangtua akan menjadi tambahan pengetahuan untuk mendidik anak-anak. Semoga.
Pantun Anak Sekolah 1
Ke laut kita berlayar
Mencari paus dan ikan hiu
Jadi anak harus rajin belajar
Demi meraih cita-citamu
Burung hantu berbulu biru
Terbang tinggi dikejar ular
Jika kita ingin banyak ilmu
Rajinlah kita dalam belajar
Bandung kota kembang
Jakarta ibu kota Indonesia
Ayo menabung kita ke bank
Sebagai bekal di usia tua
Buah nanas buah mengkudu
Buah duku dimakan kutu
Jangan malas membaca buku
Karena buku sumber ilmu
Buah nangka buah semangka
Paling enak si buah naga
Patuhilah nasihat orang tua
Jika tidak ingin jadi anak durhaka
Tugu muda di Semarang
Di Jakarta bernama Monas
Rajin belajar sejak sekarang
Biar tidak tinggal di kelas
Burung merak giginya ompong
Gigi ompong tidak bisa makan
Jadi anak janganlah bohong
Karena bohong dibenci Tuhan
Beli buah di Pulau Sumatera
Naik becak kapan sampainya
Patuhilah nasihat orang tua
Kelak menjadi anak yang berguna
Malam dingin gelap gulita
Tak ada cahaya tak melihat wajah
Boleh kita rajin bekerja
Asal jangan lupa beribadah
Yogyakarta kota pelajar
Surabaya kota pahlawan
Anak yang suka rajin belajar
Pasti punya banyak pengetahuan
Ada bintang ada bulan
Ada daun ada kayu
Jangan suka bermalas-malasan
Tapi rajin-rajinlah membantu ibu
Gajah besar berwarna abu-abu
Lari ketakutan dikejar ular
Jika ingin punya banyak ilmu
Maka harus rajin dalam belajar
Gudeg dari Yogyakarta
Empek-empek dari Palembang
Tutur kata harus dijaga
Bertingkah-laku jangan sembarangan
Burung dara terbang ke angkasa
Burung penguin menyelam di lautan
Patuhlah kita terhadap nasihat orang tua
Karena itu adalah suatu kewajiban
Burung bangau terbang bersama-sama
Terbang ke utara membawa pesan
Punya teman baru boleh-boleh saja
Asalkan teman lama jangan ditinggalkan
Di pasar ada penjual parang
Di sebelahnya si penjual bawang
Belajarlah hingga ke negeri orang
Sebagai bekal di masa mendatang
Anak-anak membeli bubur
Bubur merah enak rasanya
Jadilah kamu anak yang jujur
Karena jujur mahal harganya
Naik sepeda bersama bagong
Karena bagong malas berlari
Jadi anak jangan suka berbohong
Sekali berbohong tidak dipercaya lagi
Angsa putih mandi di kali
Setelah mandi terbanglah tinggi
Jadilah anak yang baik hati
Suka menolong dan suka memberi
Pagi hari hujannya deras
Saat siang hujan berhenti
Sejak kecil suka bekerja keras
Di masa depan nanti banyak rezeki
Ikan teri dimakan buaya
Terinya satu buayanya seribu
Belajarlah demi meraih cita-cita
Membuat bangga ayah dan ibu
Ada bakmi berkuah pedas
Ditambah cabe dan merica
Jadilah anak yang cerdas
Kelak berguna bagi nusa dan bangsa
Merah putih bendera Indonesia
Bendera Amerika ada gambar bintangnya
Bertemanlah dengan siapa saja
Jangan membeda-bedakan miskin atau kaya
Kura-kura masuk ke kelas
Si kepiting berputa-putar di halaman
Berbuat sesuatu harus tulus dan ikhlas
Jangan pernah mengharapkan imbalan
Aladin terbang naik sajadah
Berkelana mengelilingi dunia
Rajin-rajinlah engkau beribadah
Karena itu kewajiban manusia
Tuan Raja sedang marah
Tuan putri sedang mengajar
Kalau sekolah jangan marah
Hilangkan marah sekolah di al azhar
Sutera ini sutera gulungan
Sutera biru pemalut kaca
Surat ini surat kiriman
Kalau rindu boleh dibaca
Dingin-dingin enaknya minum teh
Teh disedu rasanya manis
Dengan orang tua jangan bersedih
Kalau bersedih ibu menangis.
Makan nasi uduk ikan tongkol
Sambil duduk pegang jempol
Punya hati jangan dongkol
Buat pikiran jadi tumpul
Ada burung bermain-main
Terpeleset jatuh ke kali
Jangan belajar sambil bermain
Nilai jelek nangis sendiri
Buah jeruk buah delima
Buah rambutan biji selasih
Tulisan jelek jangan dihina
Cukup sekian dan terima kasih
Tiga empat angka dan tanggal
Tanggal merah kena lingkar
Lima waktu jangan ditinggal
Kalau tinggal surga diingkar
Dalamnya laut ada berlian
Dalamnya gunung batu merah
Dalamnya miskin tak bisa makan
Dalamnya hati beri sedekah
Masak babat jangan ditambat
Menanak nasi jangan dijilid
Mari seringlah kita sholat
Sholat tenang tempat di masjid
Jika kulit bermasalah
Mungkin karna ulat
Jatuh berulang tak masalah
Jangan menyerah tetap semangat
Semua membuat pantun
Pantun ada empat bait
Jangan buang sampah sembarangan
Sampah itu jadi penyaki
Istirahat makan manggis
Manggis merah rasa manis
Olahraga setiap kamis
Lari bersama ketawa cengingis
Kaki seribu kakinya banyak
Badannya lonjong warnanya merah
Buah apa bijinya banyak
Jika dibelah warnanya merah
Orang buta kejebur sumur
Dalam sumur tak berenang
Jika kita sering jujur
Saat besar tentulah senang
Pagi-pagi pergi ke sawah
Ke sawah naik sepeda tua
Jika ingin jadi anak sholehah
Berbaktilah pada orang tua
Ada anak namanya Hening
Baik Akhlak juga hatinya
Jika bohong terlalu sering
Sifat dengki jujur obatnya
Mangga masak ada empat
Dikali dua jadi delapan
Jagalah bumi tetap sehat
Untuk generasi masa depan
Kaki seribu kakinya banyak
Badannya lonjong warnanya merah
Buah apa bijinya banyak
Jika dibelah warnanya merah
Orang buta kejebur sumur
Dalam sumur tak berenang
Jika kita sering jujur
Saat besar tentulah senang
Pagi-pagi pergi ke sawah
Ke sawah naik sepeda tua
Jika ingin jadi anak sholehah
Berbaktilah pada orang tua
Ada anak namanya Hening
Baik Akhlak juga hatinya
Jika bohong terlalu sering
Sifat dengki jujur obatnya
Mangga masak ada empat
Dikali dua jadi delapan
Jagalah bumi tetap sehat
Untuk generasi masa depan
Dari Seram ke Pulau Buru
Dalam kota beli papaya
Anak baik menghormati guru
Berbakti jua pada orangtua
Ke kota Medan membeli ulos
Beli ulos penuh bergambar
Anak sekolah jangan membolos
Jika membolos tak jadi pintar
Buah duku dari Palembang
Pulau Bali mashur mangganya
Baca buku janganlah jarang
Sebab buku jendela dunia
Pohon jati kuat kayunya
Pohon nyiur tinggi batangnya
Murid sejati banyak ilmunya
Bekal mengabdi nusa bangsa
Air laut asin rasanya
Kelapa muda manis airnya
Jika ingin hidup bahagia
Sejak muda tekun bekerja
Masuk toko membeli kain
Kain batik buatan Tasik
Jika engkau banyak bermain
Kepada ilmu tidak tertarik
Tanam padi di tengah sawah
Sawah subur selalu basah
Pagi hari pergi sekolah
Sore hari ke madrasah
Tanah tandus penuh batu
Tanah subur selalu gembur
Jika orang banyak berilmu
Sehat makmur sepanjang umur
Tinta hitam untuk menulis
Pensil warna untuk melukis
Ilmu itu tak pernah habis
Turun temurun ke ahli waris
Hujan angin bercampur badai
Hujam reda pergi ke pantai
Di sekolah jangan berkelahi
Kalau berkelahi tak jadi pandai
Anak bambu bernama rebung
Rebung dibeli di pasar pagi
Anak sekolah suka menabung
Semua keperluan bisa dibeli
Tamasya ke kota Bogor
Jangan lupa ke Kebun Raya
Meski kau sudah tersohor
Jangan lupakan ayah bunda
Gajah perang melawan gajah
Seekor pelanduk mati di tengah
Jika kau tiada masuk sekolah
Ayah bunda pastilah resah
Kain tenun dari Sumbawa
Kain batik dari Pekalongan
Jika ingin jadi mahasiswa
Sekolah Dasar jangan diabaikan
Merah warna buah tomat
Membuat sayur terasa nikmat
Beta ingin mencari sahabat
Agar hidup punya manfaat
Tinggi batang pohon jambu
Tumbuh di sisi pohon mangga
Engkau dan aku adalah satu
Bersahabat dalam suka duka
Pohon ceri subur tumbuhnya
Petik buahnya masukkan kantong
Saling memberi saling menerima
Saling bantu tolong menolong
Pergi ke Medan membeli ulos
Singgah di kedai membeli gulai
Jangan ajak aku membolos
Dorong aku jadi anak pandai
Jika ke kota beli kain kaca
Beli pita dua seuntai
Rajin menulis rajin membaca
Itu pertanda anak yang pandai
Di sana gunung di sini gunung
Di tengah-tengah gunung Rajabasa
Ke sana bingung ke situ bingung
Lebih baik ke sekolah saja
Kau mandi aku pun mandi
Kau renang aku pun renang
Jika kawan mampu mandiri
Beta pasti merasa senang
Bulu cenderawasih berkilauan
Burung merak sering menari
Walau kawan anak perantauan
Sidah jadi saudara sendiri
Pergi ke pasar membeli mangga
Belinya di Pematang Siantar
Kalau ingin orang tua bangga
Jadilah anak yang pintar
Pergi ke pasar membeli tomat
Tidak lupa membeli tas baru
Kalau ingin ilmumu bermanfaat
Hormatilah bapak ibu guru
Tanam padi di tengah sawah
Sawah subur selalu basah
Pagi hari pergi sekolah
Sore hari membantu ayah
Pohon jati kuat kayunya
Pohon nyiur tinggi batangnya
Murid rajin banyak ilmunya
Murid malas banyak bohongnya
Ada jarum dan juga peniti
Jangan ditusuk pastilah sakit
Sesama teman jangan berkelahi
Tak ada guna badanpun sakit
Ke Pekanbaru membeli ulos
Beli ulos penuh bergambar
Anak sekolah jangan membolos
Jika membolos tak jadi pintar
Ada sisir monyet berkaca
Ada kuda mirip keledai
Rajin menulis rajin membaca
Itu pertanda anak yang pandai
Buah duku dari Palembang
Pulau Bali mashur mangganya
Baca buku janganlah jarang
Sebab buku jendela dunia
Kain tenun dari Sumbawa
Kain batik dari Pekalongan
Jika ingin jadi mahasiswa
Sekolah Dasar jangan abaikan
Tinggi batang pohon jambu
Tumbuh di sisi pohon mangga
Engkau dan aku adalah satu
Bersahabat dalam suka duka
Merah warna buah tomat
Membuat sayur terasa nikmat
Beta ingin mencari sahabat
Agar hidup punya manfaat
Gajah perang melawan gajah
Seekor pelanduk mati di tengah
Jika kau tiada masuk sekolah
Ayah bunda pastilah resah
Pohon ceri subur tumbuhnya
Petik buahnya masukkan kantong
Saling memberi saling menerima
Saling bantu tolong menolong
Bangau terbang iring-iringan
Terbang jauh satu kepakan
Firman Tuhan adalah pegangan
Jangan pernah dilupakan
Tari piring tari saman
Tari lilin apinya berpijar
Friman Tuhan adalah pedoman
Rajin-rajinlah ananda belajar
Mentari pagi sinarnya hangat
Berangkat kerja ke Pulau Rengat
Belajar haruslah semangat
Jangan tersalah pada niat
Kancil menulis di daun lontar
Ketika mentari telah bersinar
Belajar bukan sekedar pintar
Tapi menjadi pribadi benar
Memancing ikan diberi umpan
Agar datang si ikan toman
Ilmu ibarat kemudi sampan
Agar hidup di garis tujuan
Apa gunanya tumbuhan temu
Ramuan jamu dengan lengkuas
Bila hati dipenuhi ilmu
Jiwanya besar pikirannya luas
Ikan nila berpindah kolam
Mencari kawan namanya tiram
Jika ilmu semakin dalam
Jiwa berani hatinya tentram
Sungguh indah syair setanggi
Merangkai kata bagai hiasan
Ilmu itu harus tinggi
Jangan dunia sebagai batasan
Apa namanya kepala kereta
Namanya masinis bukan nakhoda
Apa tujuan ilmu kita
Tujuannya mengenal Sang Pencipta
Kolam penuh ikan sepat
Untuk dimasak di daun talas
Jika ingin ilmu bermanfaat
Cari guru yang tulus ikhlas
Elang terbang ke atas awan
Turun bangau badannya kumal
Bukan banyaknya pengetahuan
Ilmu adalah banyaknya amal
Pantun Nasehat Orang Tua
Ibu merenda adik main layang
Anak Melayu bermain gada
Wahai nanda yang kusayang
Dengarkan olehmu nasehat ayahanda
Air tajin menyiram talas
Membeli bumbu duitnya di laci
Hiduplah rajin jangan malas
Orang malas banyak yang benci
Tuan raja belajar menari
Ditemani para hulubalang
Hidup rajin bagaikan mentari
Kelak hidupmu akan cemerlang
Kucing hutan belang di kaki
Dipungut oleh anak petani
Rajin itu mengundang rezeki
Membuat mudah hidup ini
Kereta berjalan di atas roda
Raja menghela memberi tanda
Dengarkanlah wahai ananda
Cukup-lah nasehat dari ayahanda
Bahtera berlayar ke Selat Sunda
Gelombangnya besar senantiasa
Turuti-lah nasehat ibunda
Kelak hidupmu makmur sentosa
Pantun Nasehat
Terik mentari enak berenang
Sambil makan buah kelapa
Berbuat baik menolong orang
Pasti akan dapat banyak pahala
Mengerjakan kerja janganlah malas
Lahir dan batin janganlah culas
Jernihkan hati hendaklah ikhlas
Jadilah seperti air di dalam gelas
Jika anda menjadi besar
Tutur dan kata janganlah kasar
Janganlah seperti orang yang sasar
Banyaklah orang menjadi gusar
Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu sungguh-sungguh
Supaya engkau tak ketinggalan
Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan
Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju
pergi merantau membawa bekal
naiklah kuda dengan cemeti
tiada manusia yang hidup kekal
pastilah kelak akan mati
Berenang di dalam telaga
masuk angin mintalah dipijat
orang dijamin masuk surga
asal kan rajin beribadah
Tiada boleh memetik jati
Papan di Jawa dibelah-belah
Tiada boleh sesuka hati
Kita di bawah perintah Allah
Nasihat ayahanda ananda fikirkan
Keliru setan ananda jagakan
Orang berakal ananda hampirkan
Orang jahat ananda jauhkan
Menjemur padi terhujan basah
beli di pasar ditukar benang
Walau hancur badan dikandung tanah
Budi yang baik selalu dikenang
Anak ayam belajar berkokok
Meniru suara ayam jantan
Anak kecil jangan merokok
Kalau merokok pasti penyakitan
Dari Seram ke Pulau Buru
Dalam kota beli papaya
Anak baik menghormati guru
Berbakti jua pada orangtua
Ke kota Medan berbaju polos
Baju polos tiada bergambar
Anak sekolah jangan membolos
Jika membolos tak jadi pintar
Buah duku dari Palembang
Pulau Bali mashur mangganya
Baca buku janganlah jarang
Sebab buku jendela dunia
Pohon jati kuat kayunya
Pohon nyiur tinggi batangnya
Murid sejati banyak ilmunya
Bekal mengabdi nusa bangsa
Air laut asin rasanya
Kelapa muda manis airnya
Jika ingin hidup bahagia
Sejak muda tekun bekerja
Masuk toko membeli kain
Kain batik buatan Tasik
Jika engkau banyak bermain
Kepada ilmu tidak tertarik
Tanam padi di tengah sawah
Sawah subur selalu basah
Pagi hari pergi sekolah
Sore hari membantu ayah
Tanah tandus penuh batu
Tanah subur selalu gembur
Jika orang banyak berilmu
Sehat makmur sepanjang umur
Tinta hitam untuk menulis
Pensil warna untuk melukis
Ilmu itu tak pernah habis
Turun temurun ke ahli waris
Hujan angin bercampur badai
Hujam reda pergi ke pantai
Di sekolah jangan berkelahi
Kalau berkelahi tak jadi pandai
Anak bambu bernama rebung
Rebung dibeli di pasar pagi
Anak sekolah suka menabung
Semua keperluan bisa dibeli
Tamasya ke kota Bogor
Jangan lupa ke Kebun Raya
Meski kau sudah tersohor
Jangan lupakan ayah bunda
Gajah perang melawan gajah
Seekor pelanduk mati di tengah
Jika kau tiada masuk sekolah
Ayah bunda pastilah resah
Kain tenun dari Sumbawa
Kain batik dari Pekalongan
Jika ingin jadi mahasiswa
Sekolah Dasar jangan diabaikan
Merah warna buah tomat
Membuat sayur terasa nikmat
Beta ingin mencari sahabat
Agar hidup punya manfaat
Tinggi batang pohon jambu
Tumbuh di sisi pohon mangga
Engkau dan aku adalah satu
Bersahabat dalam suka duka
Pohon ceri subur tumbuhnya
Petik buahnya masukkan kantong
Saling memberi saling menerima
Saling bantu tolong menolong
Pergi ke Medan membeli ulos
Singgah di kedai membeli gulai
Jangan ajak aku membolos
Dorong aku jadi anak pandai
Jika ke kota beli kain kaca
Beli pita dua seuntai
Rajin menulis rajin membaca
Itu pertanda anak yang pandai
Di sana gunung di sini gunung
Di tengah-tengah gunung Rajabasa
Ke sana bingung ke situ bingung
Lebih baik ke sekolah saja
Kau mandi aku pun mandi
Kau renang aku pun renang
Jika kawan mampu mandiri
Beta pasti merasa senang
Bulu cenderawasih berkilauan
Burung merak sering menari
Walau kawan anak perantauan
Sudah jadi saudara sendiri
Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan merana
Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntulah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan
Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan
Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
jadikan itu jalan yang dituju
Jika pergi ke padang datar
Jangan lupa pulang berlabuh
Jika kita kepingin pintar
Belajarlah dengan sungguh-sungguh
Jika ingin mendulang cadas
Jangan lupa palu baja
Jika murid tumbuh cerdas
Guru pun ikut bahagia
Jika kamu pergi ke dusun
Jangan lupa bawa beras
Belajarlah dengan tekun
Agar kita naik kelas
Jika kita makan petai
jangan lupa makan kerupuk
Jika kita ingin pandai
Rajin-rajin baca buku
Ke hutan mencari rusa
Hendaklah membawa tali
Wahai anak-anak bangsa
Cepat bangun lekas mandi
Andai ini hari rugi
Tentu mujur esok lusa
Jangan lupa gosok gigi
Sebab kamu anak bangsa
Hendaklah melempar jangkar
Kalau ada perahu singgah
Kalau anak bangsa pintar
Negeri ini akan bangga
Masak angsa dikuali
Bukan saja di perigi
Hendaklah kamu mengabdi
Di pangkuan ibu pertiwi
Pergilah ke tepi kali
Jangan lupa bawa guci
Bangkitlah anak pertiwi
Bangunlah negerimu ini
Jika kita pegang kuas
Melukislah pada kertas
Jika anak bangsa cerdas
Bangsa pun berkualitas
Jika hendak kamu melamar
Jangan banyak tulis dihapus
Jika siswa rajin belajar
Sudah tentu pasti lulus
Anak ayam belajar berkokok
Meniru suara ayam jantan
Anak kecil jangan merokok
Kalau merokok pasti penyakitan
Dari Seram ke Pulau Buru
Dalam kota beli papaya
Anak baik menghormati guru
Berbakti jua pada orangtua
Ke kota Medan membeli ulos
Beli ulos penuh bergambar
Anak sekolah jangan membolos
Jika membolos tak jadi pintar
Buah duku dari Palembang
Pulau Bali mashur mangganya
Baca buku janganlah jarang
Sebab buku jendela dunia
Pohon jati kuat kayunya
Pohon nyiur tinggi batangnya
Murid sejati banyak ilmunya
Bekal mengabdi nusa bangsa
Air laut asin rasanya
Kelapa muda manis airnya
Jika ingin hidup bahagia
Sejak muda tekun bekerja
Masuk toko membeli kain
Kain batik buatan Tasik
Jika engkau banyak bermain
Kepada ilmu tidak tertarik
Tanam padi di tengah sawah
Sawah subur selalu basah
Pagi hari pergi sekolah
Sore hari ke madrasah
Tanah tandus penuh batu
Tanah subur selalu gembur
Jika orang banyak berilmu
Sehat makmur sepanjang umur
Tinta hitam untuk menulis
Pensil warna untuk melukis
Ilmu itu tak pernah habis
Turun temurun ke ahli waris
Hujan angin bercampur badai
Hujam reda pergi ke pantai
Di sekolah jangan berkelahi
Kalau berkelahi tak jadi pandai
Anak bambu bernama rebung
Rebung dibeli di pasar pagi
Anak sekolah suka menabung
Semua keperluan bisa dibeli
Tamasya ke kota Bogor
Jangan lupa ke Kebun Raya
Meski kau sudah tersohor
Jangan lupakan ayah bunda
Gajah perang melawan gajah
Seekor pelanduk mati di tengah
Jika kau tiada masuk sekolah
Ayah bunda pastilah resah
Kain tenun dari Sumbawa
Kain batik dari Pekalongan
Jika ingin jadi mahasiswa
Sekolah Dasar jangan diabaikan
Merah warna buah tomat
Membuat sayur terasa nikmat
Beta ingin mencari sahabat
Agar hidup punya manfaat
Tinggi batang pohon jambu
Tumbuh di sisi pohon mangga
Engkau dan aku adalah satu
Bersahabat dalam suka duka
Pohon ceri subur tumbuhnya
Petik buahnya masukkan kantong
Saling memberi saling menerima
Saling bantu tolong menolong
Pergi ke Medan membeli ulos
Singgah di kedai membeli gulai
Jangan ajak aku membolos
Dorong aku jadi anak pandai
Jika ke kota beli kain kaca
Beli pita dua seuntai
Rajin menulis rajin membaca
Itu pertanda anak yang pandai
Di sana gunung di sini gunung
Di tengah-tengah gunung Rajabasa
Ke sana bingung ke situ bingung
Lebih baik ke sekolah saja
Kau mandi aku pun mandi
Kau renang aku pun renang
Jika kawan mampu mandiri
Beta pasti merasa senang
Bulu cenderawasih berkilauan
Burung merak sering menari
Walau kawan anak perantauan
Sidah jadi saudara sendiri
Pantun Ulang Tahun
ada harimau sedangbidik
sang pemburu harta karun
Buat sobat ku yang terbaik
Kuucapkan Selamat ultang tahun
Terbuat dari apa itu bangku
Terbuatnya itu dari kayu
Kukatakan kepada temanku
”Happy birthday to U”
Di gudang makan soto
Moga panjang umur bro
Beli buah di pasar Babat,
beli sofa di Tawangmangu.
Selamat ultah ya sobat,
tetap sehat dan sukses selalu.
Paling enak emang makan
Apalagi makannya sate kerang
Hanya ini yang dapat kuucapkan
Selamat ulang tahun pada sobatku seorang
Ada berang berang mata sipit
Lagi mandi di hari rabu
Maaf sayang tiada duit
Buat beli kado HUT kamu
Nonton wayang, sambil makan pepaya.
O kawan, selama ulang tahun ya.
Batu karang kok berjubah
Buat kawan selamat ultah
Bandar Malaka indah bandarnya
Sungguh elok bila dipandang
Semakin matang kawan usianya
Makin eloklah pribadi dipandang
Pantun Perpisahan
Kalau tidak karen tugas
Tidaklah rusak padi di sawah
Kalau bukan karena tugas
Tidaklah kita akan berpisah
Tanjung sauh di pulau Bintan
Tmepat berlabu orang penyengat
Berpisah jauh bercerai badan
Sahabat hadai tetap kuingat
Gunung Bintan lekuk di tengah
Putihnya melur di ujung dahan
Atas kerja sama dan bantuannya
Puji syukur terima kasih kuucapkan
Bunga kamboja putih berseri
Putihnya melur di ujung dahan
Atas kerja samanya dan bantuan diberi
Puji syukur dan terima kasih diucapkan
Kalau menjemur papan panjang
Baik disusu tegak berdiri
Kalaulah ada umur panjang
Semoga kita berjumpa lagi
Hari ini menjual jagung
Hari esok menjual jelai
Hari ini berkampung
Hari esok kita bercerai
Dari mana hendak ke mana
Tinggi rumput hingga ke padi
Hari mana bulan yang mana
Dapat kita bertemu lagi
Kelap-kelip kusangka api
Kalaulah api mana puntungnya
Hilang ghaib kusangka mati
Kalau mati mana kuburnya
Batang selasih permainan budak
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga
Orang Aceh sedang sembayang
Hari jumat tengah hari
Pergilah kasih pergilah kawan
Pandai-pandai menjaga diri
Berhembus bayu angin semilir
Sejuknya sampai ke ujung pohon
Sambutlah salam pesan terakhir
Kusampaikan lewat untaian pantun
Hendak menebang nibung berduri
Dibuat pagar tepi perigi
Pantun dikarang melepas diri
Entahkan bila berjumpa lagi
Orang Mentigi mengail tenggiri
Tenggiri dijual dalam pekan
Kami yang pergi memohon diri
Silap dan salah mohon dimaafkan
Dari Tungkal pergi Siantan
Singgah berlabuh di Kuala Maras
Selamat tinggal handai tolan
Kita berpisah karena tugas
Pantun Kebersihan Sekolah
Sungguh cantik ikan louhan
Hidup nyaman di kolam taman
ayo kawan jaga kebersihan
kebersihan itu bagian dari iman
Kancil suka bunga selasih
Bunga mawar bunganya berduri
Jika sekolah kita bersih
Hati kitapun ikut berseri
Memang indah bunga selasih
Selasih bunga tanpa getah
Lingkungan asri juga bersih
Belajarnya nyaman hatinya betah
Siapa suka naik motor
Makan dulu tempe penyet
Orang-orang yang suka kotor
Itu memang temannya monyet
Anak buaya sakit mata
Anak monyet bermain cinta
Ayo hijaukan lingkungan kita
Udara segar pikiranpun tertata
Kerupuk gurih kacang gurih
Simpan semua di daun lontar
Di rumah bersih, sekolah bersih
Badan sehat otaknya pintar
Kancil ditangkap dalam kurungan
Sakit badannya terkena kuman
Yang buang sampah sembarangan
Pasti jomblo sepanjang zaman
Burung nuri hinggap di dahan
Mematuk ikan dalam nampan
Yang suka menjaga kebersihan
Orangnya pasti akan tampan
Pantun Lingkungan Hidup 1
Ke jakarta naik kereta
Duduk manis baca koran
Bersihkan lingkungan kita
Dari sampah dan kotoran
Laut tempat berenang ikan
Tempatnya luas juga aman
Lingkungan sekolah kita hijaukan
Tambah asri membuat nyaman
Hati-hati pada tikungan
Karena banyak yang kecelakaan
Jika kita peduli lingkungan
Menanam bunga ayo galakan
Burung parkit berwarna merah
Merah warnanya sangat merona
Bumi ini adalah anugerah
Jika tak terjaga jadi bencana
Badan letih lesu lunglai
Makan dulu nasinya matang
Jika sampah menyumbat sungai
Ketika hujan banjirnya datang
Monyet siapa pergi ke kantor
Asyik tangannya bermain kerang
Kalau lingkungan kita kotor
Berbagai kuman senang bersarang
Silih asah silih asih
Kalau capek istirahat
Kalau lingkungan kita bersih
Pemandangan indah badannya sehat
Pantun Kebersihan Kelas
Tali tambang ada di salon
Mengikat atap dari ijuk
Tanam kembang tanam pohon
Pohon rindang membuat sejuk
Cendrawasih memakai pita
Anak kera pakai terompah
Jangan lupa kelas kita
Bersihkan juga dari sampah
Larinya cheetah tak terkejar
Tapi jatuh ke selokan
Kelas adalah tempat belajar
Jaga kerapihan dan kebersihan
Ikan kerapu memanglah ikan
Amat lezat untuk makanan
Lantai disapu dinding dibersihkan
Boleh juga ditambah wewangian
Ikan kerapu ikan langut
Jualnya di pasar pagi
Semua sampah sudah dipungut
Jangan sampai kotor lagi
Bratayuda adalah peperangan
Dalam cerita wayang golek
Yang suka buang sampah sembarangan
pasti dia mukanya jelek
Belajar baca harus dieja
yang belajar si belalang
Yang hanya duduk saja
Pasti pantatnya belang-belang
Terbanglah si betet raja
Mengejar burung perkutut
Yang tidak mau kerja
Pasti dia sukanya kentut
goyang-goyang kursi-kursi
kursi bagus masih baru
Ayo kita bersih-bersih
Sama-sama lebih seru
Hati-hati dengan duri
Kalau tertusuk bisa berdarah
Bunga dan tanaman semakin asri
Sekolah kita semakin indah
Ikan patin dibuat pindang
Dijual paman di tengah pasar
Tanam pohon yang bisa rindang
Tanam bunga yang mudah mekar
Petang hari matahari terbenam
Perahu jauh terlihat karam
Kalau semua sudah ditanam
Jangan lupa kita siram
Negeri Cina banyak tembikar
Sudah tua tidak lapuk
Agar bunga bisa mekar
Jangan lupa kita pupuk
Pantun Kelas/Sekolah
Lezat sayuran asparagus
Masak sebentar di atas api
Dinding kelas semakin bagus
Bila dicat dengan rapi
Kacang goreng rasanya gurih
Kue tape diberi ragi
Kalau dinding sudah bersih
Jangan ada coretan lagi
Si pitung jago golok
Musuh roboh satu tebasan
Kalau dinding sudah elok
Bolehlah kita beri hiasan
Berburu ke tanah rata
Dapat kancil sejumlah lima
Kelas ini milik kita
Ayo jaga bersama-sama
Pantun Kebersihan
Buah talas buang kedondong
Jangan malas dong…!
Buah mangga buah selasih
Ayo kita bersih-bersih
Buah mangga buah nipah
Ayo kita punguti sampah
Naik motor ke Kota Cepu
Kelas kotor mari disapu
Minum sekoteng lima belas
Orang ganteng jangan malas
Burung gelatik bersahaja
Cewek cantik suka bekerja
Ada kereta jatuh ke kali
Kelas kita cantik sekali
Pantun Lingkungan Hidup
Api membara karena dikipas
Panas menyengat hewan melata
Tambang dicari hutan dilibas
Hasilnya dibagi tidak merata
Kalau ingin melanglang buana
Jangan memandang fatamorgana
Lingkungan rusak dimana-mana
Kesadaran manusia hanya wacana
Kapal berlayar tanpa muatan
Diiringi musik orkes simponi
Bumi merana kehabisan hutan
Tanam pohon hanya seremoni
Pasang tenda memakai pasak
Tenda dibangun untuk pajangan
Pemerintah sadari lingkungan rusak
Tanam pohon buru penghargaan
Hobinya bikin mainan sawah
Buat ngusir hama tanaman
Mobilnya sih mahal dan mewah,
Buang sampahnya kok sembarangan.
Andaikan ada orang dirindukan
Tentulah kawan baik tersayang
Jika pantai bebas pencemaran
Tangkapan ikan takkan berkurang
Air mengalir dari hilir
Melalui sungai, terus ke laut
Sering juga menyebabkan banjir
Kalau selokannya masih semraut
Banjir dan macet menjadi pemandangan
Semuanya terjadi karena kesalahan
Yang buang sampahnya pada sembarangan
Dan kalau jalan suka langgar aturan
Biarkan air mengalir terus ke parit
Parit dan gotnyanya mari bersihkan
Kalao pake air harus selalu irit
Sebab berlebihan bisa jadi temennya setan
Beli buah ditoko Bedus
Jangan lupa membeli belati
Jika tanah menjadi tandus
Bagaikan hidup tiada arti
Pantun Nasehat Orangtua
Anak elang jatuh ke rawa
Ditolong oleh menjangan rusa
Kasih dan sayang orang tua
Selalu ada sepanjang masa
Hari rabu memetik kelapa
Airnya segar hilang dahaga
Hormati Ibu juga Bapak
Agar kelak masuk surga
Dari apa kue lemang
Dari ketan yang dipanggang
Waktu kecil kita ditimang
Ayah Ibu harus disayang
Bapak tani menanam tebu
Pembeli datang bertanya harga
Wahai ananda hormati Ibu
Karena Ibu jalan ke surga
Empek-empek ditambah cuka
Tak terbanding enaknya rasa
Coba lihat anak durhaka
Di dunia hidupnya tersiksa
Orang dahulu hidup di goa
Biawak hidup di dalam rawa
Turuti perintah orang tua
Tiap sholat tak lupa berdoa
Mana mungkin ada buaya
Coba lihat dengan cermat
Mana mungkin hidup bahagia
Jika pada orang tua tiada hormat
Pantun Nasehat
Ngengat mengejar kura-kura
Bertemu mereka di pelimbahan
Semangat bagai api membara
Tiada padam oleh godaan
Laut dalam tempat berenang
Tempat ikan bermain-main
Sehari seutas benang
Setahun menjadi sehelai kain
Lebah dipimpin seekor ratu
Mencari bunga dekat kencur
Air lembut menetes di batu
Lama-lama batupun hancur
Sepah tebu rasanya hambar
Bila dibakar pasti berkobar
Jika engkau terus bersabar
Ilmumu pasti akan lebar
Jangan tertipu dunia semu
Tinggal di dunia hanya sepagi
Jika engkau orang berilmu
Derajatmu pasti meninggi
Dari mana datangnya wahyu
Kepada Nabi wahyu turun
Dari mana datangnya ilmu
Dari belajar dengan tekun
Pantun Berteman
Pergilah ke tengah taman
Menikmati bunga menawan
Carilah olehmu teman
Yang dapat dijadikan pedoman
Amat ternama bunga selasih
Bunga indah selalu berseri
Jika hatimu selalu bersih
Engkau akan dikelilingi kasih
Berburu ke bukit kapur
Bawa senjata panah sangkur
Jaga diri jangan angkuh
Niscaya hidup penuh syukur
Kulit harimau elok disamak
Untuk tidur dengan nyenyak
Jaga diri dari tamak
Niscaya temanmu akan banyak
Pasar baru ramai marak
Tangan bertepuk mulut bersorak
Jaga diri dari congkak
Agar hidup tak luluh lantak
Air tertampung dalam tangki
Siram bunga agar tak mati
Jaga diri dari iri dengki
Niscaya sentosa relung hati
Tanam keladi tanam talas
Bawah matahari cahaya panas
Jaga diri dari malas
Niscaya punya banyak emas
Jalan-jalan ke Kota Medan
Pulangnya bawa burung bayang
Jaga diri dari godaan
Niscaya diri bertemu kejayaan
Mari nanda memanjat kelapa
Hari panas sangat dahaga
Adat baik bertutur sapa
Sopan santun harus dijaga
Cahaya terang sang matahari
Lebih terang dari pelita
Pandai-pandai membawa diri
Orang sayang hiduppun bahagia
Kacang tanah rasanya gurih
Tapi pedas si buah pala
Bantu teman jangan berpamrih
Kepada Allah mengharap pahala
Dari mana kain batik
Dari pasar Tanjung Pinang
Jaga lisan berkata baik
Niscaya orang menjadi senang
Perih sekali tertancap ilalang
Sangat sakit susah hilang
Tajamnya kata bagai pedang
Sekali terluka tetap terkenang
Pergi ke Padang berjalan kaki
Jangan letih dipaksakan
Luka pedang dapat diobati
Luka hati susah disembuhkan
Emas perak tersimpan di rongga
Banyak yang suka mutiara
Berbuat baik kepada tetangga
Niscaya diri banyak saudara
Di manakah hidupnya ikan-ikan
Di laut dalam mereka berenang
Salahnya orang dimaafkan
Jiwa besar hatimu lapang
Pantun Ibadah
Bertemu teman mesti menyapa
Jika hujat terjadi kilat
Coba lihat jam berapa
Jam tujuh sekolah ahad
Jangan membuang air beras
Pada bunga kita siramkan
Ayo mandi lekas-lekas
Sekolah Minggu menanti kita
Ayam diintai oleh rubah
Jamu pahit sedang diseduh
Jika kadim sedang khotbah
Simak ia jangan ribut
Pohon rindang banyak dahan
Jangan dahan dipatahkan
Hadapkan hati kepada Tuhan
Ayah dan Ibu engkau doakan
Pantun Bermain
Di Eropa hujan salju
Memang cuacanya sudah lain
Pulang sekolah ganti baju
Makan dahulu barulah main
Pasar baru tempatnya kain
Pergi ke sana beli satu
Silakan ananda pergi main
Jangan sampai lupa waktu
Ikan mabuk terkena tuba
Ambil ketika tuba mendera
Jika petang sudah tiba
Pulang ke rumah dengan segera
Membeli bawal dapat tenggiri
Karena pikiran tidak tertib
Segera mandi bersihkan diri
Lalu bikin PR sendiri
Tali kekang terikat kendur
Kudanya lari entah ke mana
Bila malam segera tidur
Bergadang itu tiada guna
Pantun Bersyukur
Berkicau merdu burung tekukur
Kepakan sayap terbang kabur
Selalulah belajar bersyukur
Niscaya rezeki tambah subur
Tekukur turun memakan sepat
Anak kera membawa lepat
Jika syukur menjadi sifat
Segenap bahagia ananda dapat
Memetik padi bersisa masih
Sisa dipatuk si burung nuri
Syukur itu berterimakasih
kepada Tuhan Maha Pemberi
Jika padi dimakan tekukur
Jangan lempar dengan lumpur
Jika Nanda tiada bersyukur
Artinya hidup dalam kufur
Burung tekukur berlaksa-laksa
Merdu sekali bunyi kicaunya
Orang jujur mendapat imbal
Di akhirat dan di dunia
Pantun Kejujuran
Hidup itu mesti jujur
Agar badan mendapat mujur
Bukan saja mujur di dunia
Moga mujur di akhirat kelak
Jauhkan darimu dari dusta
Karena dusta dibenci oleh Yang Esa
Tinggalkanlah jangan kau teruskan
Semoga engkau mendapat maaf.
Meski apapun kan terjadi
Kejujuran tetap terpatri
Ia tak boleh lepas
Harus menyatu bagaikan nafas
Jika kau jujur selalu
Tiada takut dalam hatimu
Karena engkau dalam kebenaran
Maka ketentraman bersemayam.
Tunggu kabar tunggu berita
Kepada orang ditanyakan
Jangan bohong haramkan dusta
Apa yang benar engkau katakan
Hutan bakau menjadi taman
Agar pantai tiada hancur
Jika engkau ingin berteman
jauhkan dusta besarkan jujur
Makan di lepau naik pedati
Potong nilam pakai pisau
Jika engkau jujur hati
Hidup tentram jauhlah risau
Syahadat itu yang pertama
Mesti diresap sejiwa raga
Jujur itu landasan agama
Teguh dipegang sekuat tenaga
Puteri suka bunga petunia
Tanamnya di taman luas lega
Jangan mengharap pahala dunia
Jujur kita untuk ke surga
Terhampar luas bukit hijau
Hijau karena warna rumput
Dusta itu bagaikan ranjau
Membuat engkau jadi penakut
Sampan perahu mengejar kayak
Dari hulu tak kena-kena
Dusta itu bagaikan riak
Membuat hati gundah gulana
Matahari bercahaya silau
Anak negeri pergi merantau
Dusta itu bagaikan pisau
Membuat pikiran selalu risau
Pantun Jenaka
Burung camar di tepi pantai
Ikan teri dimakan paus
Si Rani memang pandai
Tapi sayang masih keluar ingus
Bunga mawar bunga melati
Janganlah ditanam didalam pot
Dea memang menarik hati
Sayang pipinya sudah kempot
Buah nanas buah rambutan
Buah mangga buah kedondong
Si Anas memang tampan
Tapi sayang giginya ompong
Jalan-jalan ke kota Batik
Jalannya naik sepeda
Si Intan memang Cantik
Sayang giginya tinggal dua
Buah mangga buah manggis
Buah nanas buah kedondong
Nisa memang anak yang manis
Tapi sayang giginya ompong
Pantun Nasib
Suaranya membahana bergemuruh.
Jeritan dari kehidupan nan keruh.
Jangan putus asa jangan menyerah.
Hidup ini bisa berubah.
Mari tanamkan harapan.
Dalam doa dan kerja.
Bintang masih berkelipan.
Matahari masih bercahaya.
Kerja adalah ibadah.
Jika niat tidak tersalah.
Maka hati jangan berbelah.
Berikan hanya untuk Allah.
Moga-moga kelak nanti.
Hidup cemerlang menghampiri.
Pada diri dan keluarga.
Maka jangan hatimu resah.
Daripada gundah gulana.
Pantun nasib menghibur kita.
Coba baca sebentar saja.
Melepas penat juga lelah.
Suara guntur bergemuruh
Matahari bersinar terik
Begini nasib seorang buruh
Habislah hidupnya di pabrik
Tolong bawakan daku elap
Emas bercahaya sangat mengkilap
Berangkat masihlah gelap
Pulang ke rumah smua terlelap
Air tuba warnanya keruh
Hanya dilihat bertopang dagu
Apa yang ditunggu seorang buruh
Gaji bulanan untuk seminggu
Malaka kerajaan samudra pasai
Tempat pedagang yang teruji
Mengapa wajah kusut masai
Karna bingung membagi gaji
Belum titik barulah koma
Belum habis semua tinta
Gaji belumlah diterima
Angsuran bulanan sudah meminta
Gula jawa gula merah
Untuk membuat kue pala
Di tempat kerja si bos marah
Istri di rumah marah pula
Cantik sekali gadis langsing
Wajah lembut terlihat bening
Bagaimana hati tidak rungsing
Anak merengek ibunya pening
Cari ikan dengan tajur
Tajur hilang masuk lumpur
Hendak hati ingin tidur
Istri ribut minta uang dapur
Mari menanam kucai bawang
Jangan duduk santai bersila
Pusing bagaimana menambah uang
Duduk termenung seperti gila
Badan tua sudah renta
Siapa pula hendak menyapa
hendak menangis tak ada air mata
Hendak mengadu pada siapa
Parang sakti dari baja
Si pandai dapat piala
Sudah buruh tak ada kerja
Tak ada kerja pening kepala
1.
Ø Dari hulu menuju kanal
Ø Jangan lagi balik kehulu
Ø Maunya sih kepingin kenal
Ø Apalah daya hati malu
2.
Ø pergi kepasar membeli sandal
Ø jangan lupa membawa doku
Ø kalau memang kepingin kenal
Ø katakan saja tak usah malu
3.
Ø kalau cerdik cobalah terka
Ø gulalah tebu mabis rasanya
Ø wahai adik cantik jelita
Ø bolehkah abang tahu namanya?
4.
Ø Gali lubang buat petakan
Ø Buatlah lubang di dekat rawa
Ø Kalau abang mau kenalan
Ø Datanglah abang di rumah saya
5.
Ø Kain kebaya dipakai si janpang
Ø Bekal satu Cuma buat dirinya
Ø Main kerumah itu gampang
Ø Asal tahu nama dan alamatnya
6.
Ø Pepaya padat penuh berisi
Ø Kalu dimakan enak rasanya
Ø Nama dan alamat sudah kuberi
Ø Janganlah lupa kunjunganya
7.
Ø Kalau ada semur diladang
Ø Ladang pasti akan dijarah
Ø Kalu ada umur panjang
Ø Abang pasti main kerumah
8.
Ø Pucuk mentimun bersih sendiri
Ø Tunggu matang akan terasa renyah
Ø Dudukmelamun bersedih hati
Ø Menunggu abang datang kerumah
9.
Ø Ujunglah badik setajam duri
Ø Diasahnya menjelang petang
Ø Janganlah adik bersedih hati
Ø Karena abang telah datang
10.
Ø Nasi uduk masak digarang
Ø Dimakan dengan sambal terasi
Ø Hati adik mendadak senag
Ø Karena abang tepati janji
11.
Ø Diambang petang makan nasi
Ø Makannya pakai wajan
Ø Tak mungkin abang ingkari janji
Ø Pada adik gadis pujaan
12.
Ø Begadang makanya wajik
Ø Hisap juga rokok cerutu
Ø Kalau abang cinta adik
Ø Katakan saja I Love You
13.
Ø Cinta itu ikatan hati
Ø Jangan dibuat semaunya
Ø Mari kita mengikat janji
Ø Untuk bersama selamanya
14.
Ø Pohon randu tubuh di kota
Ø Taman kota pun jadi terhiasi
Ø Rindu di dada tiada terkira
Ø Karena menanti pujaan hati
15.
Ø Terbang burung menuju kandang
Ø Karena perut sudah terisi
Ø Abang jadi tidak berani datang
Ø Karena bapakmu galak sekali
16.
Ø Saat petang cahaya pun meremang
Ø Waktu itu dikatakan senja
Ø Kalu abang benar benar xayang
Ø Kenapa takut pada calon mertua
17.
Ø Buku juga di namakan pustaka
Ø Butuh uang janganlah mencuri
Ø Bukanya abang takut mertua
Ø Tapi abang tidak mau di maki
18.
Ø Kena paku ban harus di tambal
Ø Jangan sampai dibawa jalan
Ø Walau ayahku berkumis tebal
Ø Tapi ayahku bukanlah macan
19.
Buah bacang bukan pepaya
Nanas bersisik bukan berduri
Kalau abang boleh berttanya
Apkah adik masih sendiri
20.
Berlayar kita naik perahu
Layar berkembang di udara
Kalu boleh adik tahu
Apa maksud abang bertanya
21.
Jangan dimakan nasi basi
Karena itu sudah terkena hama
Kalu adik masih sendiri
Bolehkan abang jalan bersama
22.
Menari harus dengan irama
Tapi jangan seorang diri
Boleh saja jalan bersama
Asal jangan mencuri hati
23.
Menjangan bukanlah rusa
Kalu dikejar akan berlari
Kalu memang ada iasa
Apa tak boleh jatuh hati
Menulis pakailah tinta
Janganlah memakai gincu
Apa benar abang cinta
Atau abang Cuma merayu
25.
Bedak pupur dibuat dari sagu
Untuk menghias wajah sendiri
Wahai adik janganlah ragu
Abang cinta setengah mati
Demikianlah artikel dari dosenmipa.com mengenai 100 + Pantun Anak Sekolah : Lucu, SMP, SMK, SMA, Nasehat, Jenaka, Agama, Muda, Orang Tua, Pendidikan, Bahasa, Berbalas, Ketekunan Belaja, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.