Pantun Anak Sekolah

Diposting pada

Pengertian Pantun

Pantun adalah salah satu karya sastra daerah yang banyak digemari masyarakat. Sebab, isi pantun lebih banyak berupa nasihat dan ajaran moral, walau ada juga jenis pantun lain yang sekadar hiburan seperti pantun  jenaka.

Sebagai bahan ajaran moral, kami sajikan sejumlah contoh pantun yang bisa menjadi bahan ajar dan bahan didik buat anak-anak, terutama anak-anak sekolah SD, SMP dan SMA. Karena itu, dalam buku ini terhimpun pantun-pantun yang lebih banyak ditujukan untuk mendidik dan mengajar anak sekolah tentang moral dan kebaikan hidup.

Mudah-mudahan, buku kecil ini akan bermanfaatkan bagi siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Bagi anak-anak, karena menjadi sumber ilmu dan pelajaran morak, sedangkan bagi orangtua akan menjadi tambahan pengetahuan untuk mendidik anak-anak. Semoga.

pantun anak sekolah


Pantun Anak Sekolah 1

Ke laut kita berlayar

Mencari paus dan ikan hiu

Jadi anak harus rajin belajar

Demi meraih cita-citamu

 

Burung hantu berbulu biru

Terbang tinggi dikejar ular

Jika kita ingin banyak ilmu

Rajinlah kita dalam belajar

 

Bandung kota kembang

Jakarta ibu kota Indonesia

Ayo menabung kita ke bank

Sebagai bekal di usia tua

 

Buah nanas buah mengkudu

Buah duku dimakan kutu

Jangan malas membaca buku

Karena buku sumber ilmu

 

Buah nangka buah semangka

Paling enak si buah naga

Patuhilah nasihat orang tua

Jika tidak ingin jadi anak durhaka

 

Tugu muda di Semarang

Di Jakarta bernama Monas

Rajin belajar sejak sekarang

Biar tidak tinggal di kelas

 

Burung merak giginya ompong

Gigi ompong tidak bisa makan

Jadi anak janganlah bohong

Karena bohong dibenci Tuhan

 

Beli buah di Pulau Sumatera

Naik becak kapan sampainya

Patuhilah nasihat orang tua

Kelak menjadi anak yang berguna

 

Malam dingin gelap gulita

Tak ada cahaya tak melihat wajah

Boleh kita rajin bekerja

Asal jangan lupa beribadah

 

Yogyakarta kota pelajar

Surabaya kota pahlawan

Anak yang suka rajin belajar

Pasti punya banyak pengetahuan

 

Ada bintang ada bulan

Ada daun ada kayu

Jangan suka bermalas-malasan

Tapi rajin-rajinlah membantu ibu

 

Gajah besar berwarna abu-abu

Lari ketakutan dikejar ular

Jika ingin punya banyak ilmu

Maka harus rajin dalam belajar

 

Gudeg dari Yogyakarta

Empek-empek dari Palembang

Tutur kata harus dijaga

Bertingkah-laku jangan sembarangan

 

Burung dara terbang ke angkasa

Burung penguin menyelam di lautan

Patuhlah kita terhadap nasihat orang tua

Karena itu adalah suatu kewajiban

 

Burung bangau terbang bersama-sama

Terbang ke utara membawa pesan

Punya teman baru boleh-boleh saja

Asalkan teman lama jangan ditinggalkan

 

Di pasar ada penjual parang

Di sebelahnya si penjual bawang

Belajarlah hingga ke negeri orang

Sebagai bekal di masa mendatang

 

Anak-anak membeli bubur

Bubur merah enak rasanya

Jadilah kamu anak yang jujur

Karena jujur mahal harganya

 

Naik sepeda bersama bagong

Karena bagong malas berlari

Jadi anak jangan suka berbohong

Sekali berbohong tidak dipercaya lagi

 

Angsa putih mandi di kali

Setelah mandi terbanglah tinggi

Jadilah anak yang baik hati

Suka menolong dan suka memberi

 

Pagi hari hujannya deras

Saat siang hujan berhenti

Sejak kecil suka bekerja keras

Di masa depan nanti banyak rezeki

 

Ikan teri dimakan buaya

Terinya satu buayanya seribu

Belajarlah demi meraih cita-cita

Membuat bangga ayah dan ibu

 

Ada bakmi berkuah pedas

Ditambah cabe dan merica

Jadilah anak yang cerdas

Kelak berguna bagi nusa dan bangsa

 

Merah putih bendera Indonesia

Bendera Amerika ada gambar bintangnya

Bertemanlah dengan siapa saja

Jangan membeda-bedakan miskin atau kaya

 

Kura-kura masuk ke kelas

Si kepiting berputa-putar di halaman

Berbuat sesuatu harus tulus dan ikhlas

Jangan pernah mengharapkan imbalan

 

Aladin terbang naik sajadah

Berkelana mengelilingi dunia

Rajin-rajinlah engkau beribadah

Karena itu kewajiban manusia

 

Tuan Raja sedang marah

Tuan putri sedang mengajar

Kalau sekolah jangan marah

Hilangkan marah sekolah di al azhar

 

Sutera ini sutera gulungan

Sutera biru pemalut kaca

Surat ini surat kiriman

Kalau rindu boleh dibaca

 

Dingin-dingin enaknya minum teh

Teh disedu rasanya manis

Dengan orang tua jangan bersedih

Kalau bersedih ibu menangis.

 

Makan nasi uduk ikan tongkol

Sambil duduk pegang jempol

Punya hati jangan dongkol

Buat pikiran jadi tumpul

 

Ada burung bermain-main

Terpeleset jatuh ke kali

Jangan belajar sambil bermain

Nilai jelek nangis sendiri

 

Buah jeruk buah delima

Buah rambutan biji selasih

Tulisan jelek jangan dihina

Cukup sekian dan terima kasih

 

Tiga empat angka dan tanggal

Tanggal merah kena lingkar

Lima waktu jangan ditinggal

Kalau tinggal surga diingkar

 

Dalamnya laut ada berlian

Dalamnya gunung batu merah

Dalamnya miskin tak bisa makan

Dalamnya hati beri sedekah

 

Masak babat jangan ditambat

Menanak nasi jangan dijilid

Mari seringlah kita sholat

Sholat tenang tempat di masjid

 

Jika kulit bermasalah

Mungkin karna ulat

Jatuh berulang tak masalah

Jangan menyerah tetap semangat

 

Semua membuat pantun

Pantun ada empat bait

Jangan buang sampah sembarangan

Sampah itu jadi penyaki

 

Istirahat makan manggis

Manggis merah rasa manis

Olahraga setiap kamis

Lari bersama ketawa cengingis

 

Kaki seribu kakinya banyak

Badannya lonjong warnanya merah

Buah apa bijinya banyak

Jika dibelah  warnanya merah

 

Orang buta kejebur sumur

Dalam sumur tak berenang

Jika kita sering jujur

Saat besar tentulah senang

 

Pagi-pagi pergi ke sawah

Ke sawah naik sepeda tua

Jika ingin jadi anak sholehah

Berbaktilah pada orang tua

 

Ada anak namanya Hening

Baik Akhlak juga hatinya

Jika bohong terlalu sering

Sifat dengki jujur obatnya

 

Mangga masak ada empat

Dikali dua jadi delapan

Jagalah bumi tetap sehat

Untuk generasi masa depan

 

Kaki seribu kakinya banyak

Badannya lonjong warnanya merah

Buah apa bijinya banyak

Jika dibelah  warnanya merah

 

Orang buta kejebur sumur

Dalam sumur tak berenang

Jika kita sering jujur

Saat besar tentulah senang

 

Pagi-pagi pergi ke sawah

Ke sawah naik sepeda tua

Jika ingin jadi anak sholehah

Berbaktilah pada orang tua

 

Ada anak namanya Hening

Baik Akhlak juga hatinya

Jika bohong terlalu sering

Sifat dengki jujur obatnya

 

Mangga masak ada empat

Dikali dua jadi delapan

Jagalah bumi tetap sehat

Untuk generasi masa depan

 

Dari Seram ke Pulau Buru

Dalam kota beli papaya

Anak baik menghormati guru

Berbakti jua pada orangtua

 

Ke kota Medan membeli ulos

Beli ulos penuh bergambar

Anak sekolah jangan membolos

Jika membolos tak jadi pintar

 

Buah duku dari Palembang

Pulau Bali mashur mangganya

Baca buku janganlah jarang

Sebab buku jendela dunia

 

Pohon jati kuat kayunya

Pohon nyiur tinggi batangnya

Murid sejati banyak ilmunya

Bekal mengabdi nusa bangsa

 

Air laut asin rasanya

Kelapa muda manis airnya

Jika ingin hidup bahagia

Sejak muda tekun bekerja

 

Masuk toko membeli kain

Kain batik buatan Tasik

Jika engkau banyak bermain

Kepada ilmu tidak tertarik

 

Tanam padi di tengah sawah

Sawah subur selalu basah

Pagi hari pergi sekolah

Sore hari ke madrasah

 

Tanah tandus penuh batu

Tanah subur selalu gembur

Jika orang banyak berilmu

Sehat makmur sepanjang umur

 

Tinta hitam untuk menulis

Pensil warna untuk melukis

Ilmu itu tak pernah habis

Turun temurun ke ahli waris

 

Hujan angin bercampur badai

Hujam reda pergi ke pantai

Di sekolah jangan berkelahi

Kalau berkelahi tak jadi pandai

 

Anak bambu bernama rebung

Rebung dibeli di pasar pagi

Anak sekolah suka menabung

Semua keperluan bisa dibeli

 

Tamasya ke kota Bogor

Jangan lupa ke Kebun Raya

Meski kau sudah tersohor

Jangan lupakan ayah bunda

 

Gajah perang melawan gajah

Seekor pelanduk mati di tengah

Jika kau tiada masuk sekolah

Ayah bunda pastilah resah

 

Kain tenun dari Sumbawa

Kain batik dari Pekalongan

Jika ingin jadi mahasiswa

Sekolah Dasar jangan diabaikan

 

Merah warna buah tomat

Membuat sayur terasa nikmat

Beta ingin mencari sahabat

Agar hidup punya manfaat

 

Tinggi batang pohon jambu

Tumbuh di sisi pohon mangga

Engkau dan aku adalah satu

Bersahabat dalam suka duka

 

Pohon ceri subur tumbuhnya

Petik buahnya masukkan kantong

Saling memberi saling menerima

Saling bantu tolong menolong

 

Pergi ke Medan membeli ulos

Singgah di kedai membeli gulai

Jangan ajak aku membolos

Dorong aku jadi anak pandai

 

Jika ke kota beli kain kaca

Beli pita dua seuntai

Rajin menulis rajin membaca

Itu pertanda anak yang pandai

 

Di sana gunung di sini gunung

Di tengah-tengah gunung Rajabasa

Ke sana bingung ke situ bingung

Lebih baik ke sekolah saja

 

Kau mandi aku pun mandi

Kau renang aku pun renang

Jika kawan mampu mandiri

Beta pasti merasa senang

 

Bulu cenderawasih berkilauan

Burung merak sering menari

Walau kawan anak perantauan

Sidah jadi saudara sendiri

 

Pergi ke pasar membeli mangga

Belinya di Pematang Siantar

Kalau ingin orang tua bangga

Jadilah anak yang pintar

 

Pergi ke pasar membeli tomat

Tidak lupa membeli tas baru

Kalau ingin ilmumu bermanfaat

Hormatilah bapak ibu guru

 

Tanam padi di tengah sawah

Sawah subur selalu basah

Pagi hari pergi sekolah

Sore hari membantu ayah

 

Pohon jati kuat kayunya

Pohon nyiur tinggi batangnya

Murid rajin banyak ilmunya

Murid malas banyak bohongnya

 

Ada jarum dan juga peniti

Jangan ditusuk pastilah sakit

Sesama teman jangan berkelahi

Tak ada guna badanpun sakit

 

Ke Pekanbaru membeli ulos

Beli ulos penuh bergambar

Anak sekolah jangan membolos

Jika membolos tak jadi pintar

 

Ada sisir monyet berkaca

Ada kuda mirip keledai

Rajin menulis rajin membaca

Itu pertanda anak yang pandai

 

Buah duku dari Palembang

Pulau Bali mashur mangganya

Baca buku janganlah jarang

Sebab buku jendela dunia

 

Kain tenun dari Sumbawa

Kain batik dari Pekalongan

Jika ingin jadi mahasiswa

Sekolah Dasar jangan abaikan

 

Tinggi batang pohon jambu

Tumbuh di sisi pohon mangga

Engkau dan aku adalah satu

Bersahabat dalam suka duka

 

Merah warna buah tomat

Membuat sayur terasa nikmat

Beta ingin mencari sahabat

Agar hidup punya manfaat

 

Gajah perang melawan gajah

Seekor pelanduk mati di tengah

Jika kau tiada masuk sekolah

Ayah bunda pastilah resah

 

Pohon ceri subur tumbuhnya

Petik buahnya masukkan kantong

Saling memberi saling menerima

Saling bantu tolong menolong

 

Bangau terbang iring-iringan

Terbang jauh satu kepakan

Firman Tuhan adalah pegangan

Jangan pernah dilupakan

 

Tari piring tari saman

Tari lilin apinya berpijar

Friman Tuhan adalah pedoman

Rajin-rajinlah ananda belajar

 

Mentari pagi sinarnya hangat

Berangkat kerja ke Pulau Rengat

Belajar haruslah semangat

Jangan tersalah pada niat

 

Kancil menulis di daun lontar

Ketika mentari telah bersinar

Belajar bukan sekedar pintar

Tapi menjadi pribadi benar

 

Memancing ikan diberi umpan

Agar datang si ikan toman

Ilmu ibarat kemudi sampan

Agar hidup di garis tujuan

 

Apa gunanya tumbuhan temu

Ramuan jamu dengan lengkuas

Bila hati dipenuhi ilmu

Jiwanya besar pikirannya luas

 

Ikan nila berpindah kolam

Mencari kawan namanya tiram

Jika ilmu semakin dalam

Jiwa berani hatinya tentram

 

Sungguh indah syair setanggi

Merangkai kata bagai hiasan

Ilmu itu harus tinggi

Jangan dunia sebagai batasan

 

Apa namanya kepala kereta

Namanya masinis bukan nakhoda

Apa tujuan ilmu kita

Tujuannya mengenal Sang Pencipta

 

Kolam penuh ikan sepat

Untuk dimasak di daun talas

Jika ingin ilmu bermanfaat

Cari guru yang tulus ikhlas

 

Elang terbang ke atas awan

Turun bangau badannya kumal

Bukan banyaknya pengetahuan

Ilmu adalah banyaknya amal


Pantun Nasehat Orang Tua

Ibu merenda adik main layang

Anak Melayu bermain gada

Wahai nanda yang kusayang

Dengarkan olehmu nasehat ayahanda

Air tajin menyiram talas

Membeli bumbu duitnya di laci

Hiduplah rajin jangan malas

Orang malas banyak yang benci

Tuan raja belajar menari

Ditemani para hulubalang

Hidup rajin bagaikan mentari

Kelak hidupmu akan cemerlang

Kucing hutan belang di kaki

Dipungut oleh anak petani

Rajin itu mengundang rezeki

Membuat mudah hidup ini

Kereta berjalan di atas roda

Raja menghela memberi tanda

Dengarkanlah wahai ananda

Cukup-lah nasehat dari ayahanda

Bahtera berlayar ke Selat Sunda

Gelombangnya besar senantiasa

Turuti-lah nasehat ibunda

Kelak hidupmu makmur sentosa


Pantun Nasehat 

Terik mentari enak berenang

Sambil makan buah kelapa

Berbuat baik menolong orang

Pasti akan dapat banyak pahala

Mengerjakan kerja janganlah malas

Lahir dan batin janganlah culas

Jernihkan hati hendaklah ikhlas

Jadilah seperti air di dalam gelas

Jika anda menjadi besar

Tutur dan kata janganlah kasar

Janganlah seperti orang yang sasar

Banyaklah orang menjadi gusar

Anak ayam turun sepuluh

Mati satu tinggal sembilan

Tuntutlah ilmu sungguh-sungguh

Supaya engkau tak ketinggalan

Anak ayam turun sembilan

Mati satu tinggal delapan

Ilmu boleh sedikit ketinggalan

Tapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapan

Mati satu tinggal lah tujuh

Hidup harus penuh harapan

Jadikan itu jalan yang dituju

pergi merantau membawa bekal

naiklah kuda dengan cemeti

tiada manusia yang hidup kekal

pastilah kelak akan mati

Berenang di dalam telaga

masuk angin mintalah dipijat

orang  dijamin masuk surga

asal kan rajin beribadah

Tiada boleh memetik jati

Papan di Jawa dibelah-belah

Tiada boleh sesuka hati

Kita di bawah perintah Allah

Nasihat ayahanda ananda fikirkan

Keliru setan ananda jagakan

Orang berakal ananda hampirkan

Orang jahat ananda jauhkan

Menjemur padi terhujan basah

beli di pasar ditukar benang

Walau hancur badan dikandung tanah

Budi yang baik selalu dikenang

Anak ayam belajar berkokok

Meniru suara ayam jantan

Anak kecil jangan merokok

Kalau merokok pasti penyakitan

Dari Seram ke Pulau Buru

Dalam kota beli papaya

Anak baik menghormati guru

Berbakti jua pada orangtua

Ke kota Medan berbaju polos

Baju polos tiada bergambar

Anak sekolah jangan membolos

Jika membolos tak jadi pintar

Buah duku dari Palembang

Pulau Bali mashur mangganya

Baca buku janganlah jarang

Sebab buku jendela dunia

Pohon jati kuat kayunya

Pohon nyiur tinggi batangnya

Murid sejati banyak ilmunya

Bekal mengabdi nusa bangsa

Air laut asin rasanya

Kelapa muda manis airnya

Jika ingin hidup bahagia

Sejak muda tekun bekerja

Masuk toko membeli kain

Kain batik buatan Tasik

Jika engkau banyak bermain

Kepada ilmu tidak tertarik

Tanam padi di tengah sawah

Sawah subur selalu basah

Pagi hari pergi sekolah

Sore hari membantu ayah

Tanah tandus penuh batu

Tanah subur selalu gembur

Jika orang banyak berilmu

Sehat makmur sepanjang umur

Tinta hitam untuk menulis

Pensil warna untuk melukis

Ilmu itu tak pernah habis

Turun temurun ke ahli waris

Hujan angin bercampur badai

Hujam reda pergi ke pantai

Di sekolah jangan berkelahi

Kalau berkelahi tak jadi pandai

Anak bambu bernama rebung

Rebung dibeli di pasar pagi

Anak sekolah suka menabung

Semua keperluan bisa dibeli

Tamasya ke kota Bogor

Jangan lupa ke Kebun Raya

Meski kau sudah tersohor

Jangan lupakan ayah bunda

Gajah perang melawan gajah

Seekor pelanduk mati di tengah

Jika kau tiada masuk sekolah

Ayah bunda pastilah resah

Kain tenun dari Sumbawa

Kain batik dari Pekalongan

Jika ingin jadi mahasiswa

Sekolah Dasar jangan diabaikan

Merah warna buah tomat

Membuat sayur terasa nikmat

Beta ingin mencari sahabat

Agar hidup punya manfaat

Tinggi batang pohon jambu

Tumbuh di sisi pohon mangga

Engkau dan aku adalah satu

Bersahabat dalam suka duka

Pohon ceri subur tumbuhnya

Petik buahnya masukkan kantong

Saling memberi saling menerima

Saling bantu tolong menolong

Pergi ke Medan membeli ulos

Singgah di kedai membeli gulai

Jangan ajak aku membolos

Dorong aku jadi anak pandai

Jika ke kota beli kain kaca

Beli pita dua seuntai

Rajin menulis rajin membaca

Itu pertanda anak yang pandai

Di sana gunung di sini gunung

Di tengah-tengah gunung Rajabasa

Ke sana bingung ke situ bingung

Lebih baik ke sekolah saja

Kau mandi aku pun mandi

Kau renang aku pun renang

Jika kawan mampu mandiri

Beta pasti merasa senang

Bulu cenderawasih berkilauan

Burung merak sering menari

Walau kawan anak perantauan

Sudah jadi saudara sendiri

Ada ubi ada talas

Ada budi ada balas

Sebab pulut santan binasa

Sebab mulut badan merana

Anak ayam turun sepuluh

Mati satu tinggal sembilan

Tuntulah ilmu dengan sungguh-sungguh

Supaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilan

Mati satu tinggal delapan

Ilmu boleh sedikit ketinggalan

Tapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapan

Mati satu tinggal lah tujuh

Hidup harus penuh harapan

jadikan itu jalan yang dituju

Jika pergi ke padang datar

Jangan lupa pulang berlabuh

Jika kita kepingin pintar

Belajarlah dengan sungguh-sungguh

Jika ingin mendulang cadas

Jangan lupa palu baja

Jika murid tumbuh cerdas

Guru pun ikut bahagia

Jika kamu pergi ke dusun

Jangan lupa bawa beras

Belajarlah dengan tekun

Agar kita naik kelas

Jika kita makan petai

jangan lupa makan kerupuk

Jika kita ingin pandai

Rajin-rajin baca buku

Ke hutan mencari rusa

Hendaklah membawa tali

Wahai anak-anak bangsa

Cepat bangun lekas mandi

Andai ini hari rugi

Tentu mujur esok lusa

Jangan lupa gosok gigi

Sebab kamu anak bangsa

Hendaklah melempar jangkar

Kalau ada perahu singgah

Kalau anak bangsa pintar

Negeri ini akan bangga

Masak angsa dikuali

Bukan saja di perigi

Hendaklah kamu mengabdi

Di pangkuan ibu pertiwi

Pergilah ke tepi kali

Jangan lupa bawa guci

Bangkitlah anak pertiwi

Bangunlah negerimu ini

Jika kita pegang kuas

Melukislah pada kertas

Jika anak bangsa cerdas

Bangsa pun berkualitas

Jika hendak kamu melamar

Jangan banyak tulis dihapus

Jika siswa rajin belajar

Sudah tentu pasti lulus

Anak ayam belajar berkokok

Meniru suara ayam jantan

Anak kecil jangan merokok

Kalau merokok pasti penyakitan

Dari Seram ke Pulau Buru

Dalam kota beli papaya

Anak baik menghormati guru

Berbakti jua pada orangtua

Ke kota Medan membeli ulos

Beli ulos penuh bergambar

Anak sekolah jangan membolos

Jika membolos tak jadi pintar

Buah duku dari Palembang

Pulau Bali mashur mangganya

Baca buku janganlah jarang

Sebab buku jendela dunia

Pohon jati kuat kayunya

Pohon nyiur tinggi batangnya

Murid sejati banyak ilmunya

Bekal mengabdi nusa bangsa

Air laut asin rasanya

Kelapa muda manis airnya

Jika ingin hidup bahagia

Sejak muda tekun bekerja

Masuk toko membeli kain

Kain batik buatan Tasik

Jika engkau banyak bermain

Kepada ilmu tidak tertarik

Tanam padi di tengah sawah

Sawah subur selalu basah

Pagi hari pergi sekolah

Sore hari ke madrasah

Tanah tandus penuh batu

Tanah subur selalu gembur

Jika orang banyak berilmu

Sehat makmur sepanjang umur

Tinta hitam untuk menulis

Pensil warna untuk melukis

Ilmu itu tak pernah habis

Turun temurun ke ahli waris

Hujan angin bercampur badai

Hujam reda pergi ke pantai

Di sekolah jangan berkelahi

Kalau berkelahi tak jadi pandai

Anak bambu bernama rebung

Rebung dibeli di pasar pagi

Anak sekolah suka menabung

Semua keperluan bisa dibeli

Tamasya ke kota Bogor

Jangan lupa ke Kebun Raya

Meski kau sudah tersohor

Jangan lupakan ayah bunda

Gajah perang melawan gajah

Seekor pelanduk mati di tengah

Jika kau tiada masuk sekolah

Ayah bunda pastilah resah

Kain tenun dari Sumbawa

Kain batik dari Pekalongan

Jika ingin jadi mahasiswa

Sekolah Dasar jangan diabaikan

Merah warna buah tomat

Membuat sayur terasa nikmat

Beta ingin mencari sahabat

Agar hidup punya manfaat

Tinggi batang pohon jambu

Tumbuh di sisi pohon mangga

Engkau dan aku adalah satu

Bersahabat dalam suka duka

Pohon ceri subur tumbuhnya

Petik buahnya masukkan kantong

Saling memberi saling menerima

Saling bantu tolong menolong

Pergi ke Medan membeli ulos

Singgah di kedai membeli gulai

Jangan ajak aku membolos

Dorong aku jadi anak pandai

Jika ke kota beli kain kaca

Beli pita dua seuntai

Rajin menulis rajin membaca

Itu pertanda anak yang pandai

Di sana gunung di sini gunung

Di tengah-tengah gunung Rajabasa

Ke sana bingung ke situ bingung

Lebih baik ke sekolah saja

Kau mandi aku pun mandi

Kau renang aku pun renang

Jika kawan mampu mandiri

Beta pasti merasa senang

Bulu cenderawasih berkilauan

Burung merak sering menari

Walau kawan anak perantauan

Sidah jadi saudara sendiri


Pantun Ulang Tahun

ada harimau sedangbidik

sang pemburu harta karun

Buat sobat ku yang terbaik

Kuucapkan Selamat ultang tahun

Terbuat dari apa itu bangku

Terbuatnya itu dari kayu

Kukatakan kepada temanku

”Happy birthday to U”

Di gudang makan soto

Moga panjang umur bro

Beli buah di pasar Babat,

beli sofa di Tawangmangu.

Selamat ultah ya sobat,

tetap sehat dan sukses selalu.

Paling enak emang makan

Apalagi makannya sate kerang

Hanya ini yang dapat kuucapkan

Selamat ulang tahun pada sobatku seorang

Ada berang berang mata sipit

Lagi mandi di hari rabu

Maaf sayang tiada duit

Buat beli kado HUT kamu

Nonton wayang, sambil makan pepaya.

O kawan, selama  ulang tahun ya.

Batu karang kok berjubah

Buat kawan selamat ultah

Bandar Malaka indah bandarnya

Sungguh elok bila dipandang

Semakin matang kawan usianya

Makin eloklah pribadi dipandang


Pantun Perpisahan

Kalau tidak karen tugas

Tidaklah rusak padi di sawah

Kalau bukan karena tugas

Tidaklah kita akan berpisah

Tanjung sauh di pulau Bintan

Tmepat berlabu orang penyengat

Berpisah jauh bercerai badan

Sahabat hadai tetap kuingat

Gunung Bintan lekuk di tengah

Putihnya melur di ujung dahan

Atas kerja sama dan bantuannya

Puji syukur  terima kasih kuucapkan

Bunga kamboja putih berseri

Putihnya melur di ujung dahan

Atas kerja samanya dan bantuan diberi

Puji syukur dan terima kasih diucapkan

Kalau menjemur papan panjang

Baik disusu tegak berdiri

Kalaulah ada umur panjang

Semoga kita berjumpa lagi

Hari ini menjual jagung

Hari esok menjual jelai

Hari ini berkampung

Hari esok kita bercerai

Dari mana hendak ke mana

Tinggi rumput hingga ke padi

Hari mana bulan yang mana

Dapat kita bertemu lagi

Kelap-kelip kusangka api

Kalaulah api mana puntungnya

Hilang ghaib kusangka mati

Kalau mati mana kuburnya

Batang selasih permainan budak

Berdaun sehelai dimakan kuda

Bercerai kasih bertalak tidak

Seribu tahun kembali juga

Orang Aceh sedang sembayang

Hari jumat tengah hari

Pergilah kasih pergilah kawan

Pandai-pandai menjaga diri

Berhembus bayu angin semilir

Sejuknya sampai ke ujung pohon

Sambutlah salam pesan terakhir

Kusampaikan lewat untaian pantun

Hendak menebang nibung berduri

Dibuat pagar tepi perigi

Pantun dikarang melepas diri

Entahkan bila berjumpa lagi

Orang Mentigi mengail tenggiri

Tenggiri dijual dalam pekan

Kami yang pergi memohon diri

Silap dan salah mohon dimaafkan

Dari Tungkal pergi Siantan

Singgah berlabuh di Kuala Maras

Selamat tinggal handai tolan

Kita berpisah karena tugas


Pantun Kebersihan Sekolah 

Sungguh cantik ikan louhan

Hidup nyaman di kolam taman

ayo kawan jaga kebersihan

kebersihan itu bagian dari iman

Kancil suka bunga selasih

Bunga mawar bunganya berduri

Jika sekolah kita bersih

Hati kitapun ikut berseri

Memang indah bunga selasih

Selasih bunga tanpa getah

Lingkungan asri juga bersih

Belajarnya nyaman hatinya betah

Siapa suka naik motor

Makan dulu tempe penyet

Orang-orang yang suka kotor

Itu memang temannya monyet

Anak buaya sakit mata

Anak monyet bermain cinta

Ayo hijaukan lingkungan kita

Udara segar pikiranpun tertata

Kerupuk gurih kacang gurih

Simpan semua di daun lontar

Di rumah bersih, sekolah bersih

Badan sehat otaknya pintar

Kancil ditangkap dalam kurungan

Sakit badannya terkena kuman

Yang buang sampah sembarangan

Pasti jomblo sepanjang zaman

Burung nuri hinggap di dahan

Mematuk ikan dalam nampan

Yang suka menjaga kebersihan

Orangnya pasti akan tampan


Pantun Lingkungan Hidup 1

Ke jakarta naik kereta

Duduk manis baca koran

Bersihkan lingkungan kita

Dari sampah dan kotoran

Laut tempat berenang ikan

Tempatnya luas juga aman

Lingkungan sekolah kita hijaukan

Tambah asri membuat nyaman

Hati-hati pada tikungan

Karena banyak yang kecelakaan

Jika kita peduli lingkungan

Menanam bunga ayo galakan

Burung parkit berwarna merah

Merah warnanya sangat merona

Bumi ini adalah anugerah

Jika tak terjaga jadi bencana

Badan letih lesu lunglai

Makan dulu nasinya matang

Jika sampah menyumbat sungai

Ketika hujan banjirnya datang

Monyet siapa pergi ke kantor

Asyik tangannya bermain kerang

Kalau lingkungan kita kotor

Berbagai kuman senang bersarang

Silih asah silih asih

Kalau capek istirahat

Kalau lingkungan kita bersih

Pemandangan indah badannya sehat


Pantun Kebersihan Kelas

 

Tali tambang ada di salon

Mengikat atap dari ijuk

Tanam kembang tanam pohon

Pohon rindang membuat sejuk

Cendrawasih memakai pita

Anak kera pakai terompah

Jangan lupa kelas kita

Bersihkan juga dari sampah

Larinya cheetah tak terkejar

Tapi jatuh ke selokan

Kelas adalah tempat belajar

Jaga kerapihan dan kebersihan

Ikan kerapu memanglah ikan

Amat lezat untuk makanan

Lantai disapu dinding dibersihkan

Boleh juga ditambah wewangian

Ikan kerapu ikan langut

Jualnya di pasar pagi

Semua sampah sudah dipungut

Jangan sampai kotor lagi

Bratayuda adalah peperangan

Dalam cerita wayang golek

Yang suka buang sampah sembarangan

pasti dia mukanya jelek

Belajar baca harus dieja

yang belajar si belalang

Yang hanya duduk saja

Pasti pantatnya belang-belang

Terbanglah si betet raja

Mengejar burung perkutut

Yang tidak mau kerja

Pasti dia sukanya kentut

goyang-goyang kursi-kursi

kursi bagus masih baru

Ayo kita bersih-bersih

Sama-sama lebih seru

Hati-hati dengan duri

Kalau tertusuk bisa berdarah

Bunga dan tanaman semakin asri

Sekolah kita semakin indah

Ikan patin dibuat pindang

Dijual paman di tengah pasar

Tanam pohon yang bisa rindang

Tanam bunga yang mudah mekar

Petang hari matahari terbenam

Perahu jauh terlihat karam

Kalau semua sudah ditanam

Jangan lupa kita siram

Negeri Cina banyak tembikar

Sudah tua tidak lapuk

Agar bunga bisa mekar

Jangan lupa kita pupuk


Pantun Kelas/Sekolah

Lezat sayuran asparagus

Masak sebentar di atas api

Dinding kelas semakin bagus

Bila dicat dengan rapi

Kacang goreng rasanya gurih

Kue tape diberi ragi

Kalau dinding sudah bersih

Jangan ada coretan lagi

Si pitung jago golok

Musuh roboh satu tebasan

Kalau dinding sudah elok

Bolehlah kita beri hiasan

Berburu ke tanah rata

Dapat kancil sejumlah lima

Kelas ini milik kita

Ayo jaga bersama-sama


Pantun Kebersihan

Buah talas buang kedondong

Jangan malas dong…!

Buah mangga buah selasih

Ayo kita bersih-bersih

Buah mangga buah nipah

Ayo kita punguti sampah

Naik motor ke Kota Cepu

Kelas kotor mari disapu

Minum sekoteng lima belas

Orang ganteng jangan malas

Burung gelatik bersahaja

Cewek cantik suka bekerja

Ada kereta jatuh ke kali

Kelas kita cantik sekali

Pantun Lingkungan Hidup

Api membara karena dikipas

Panas menyengat hewan melata

Tambang dicari hutan dilibas

Hasilnya dibagi tidak merata

Kalau ingin melanglang buana

Jangan memandang fatamorgana

Lingkungan rusak dimana-mana

Kesadaran manusia hanya wacana

Kapal berlayar tanpa muatan

Diiringi musik orkes simponi

Bumi merana kehabisan hutan

Tanam pohon hanya seremoni

Pasang tenda memakai pasak

Tenda dibangun untuk pajangan

Pemerintah sadari lingkungan rusak

Tanam pohon buru penghargaan

Hobinya bikin mainan sawah

Buat ngusir hama tanaman

Mobilnya sih mahal dan mewah,

Buang sampahnya kok sembarangan.

Andaikan ada orang dirindukan

Tentulah kawan baik tersayang

Jika pantai bebas pencemaran

Tangkapan ikan takkan berkurang

Air mengalir dari hilir

Melalui sungai, terus ke laut

Sering juga menyebabkan banjir

Kalau  selokannya masih semraut

Banjir dan macet menjadi pemandangan

Semuanya terjadi karena kesalahan

Yang buang sampahnya pada sembarangan

Dan kalau jalan suka langgar aturan

Biarkan air mengalir terus ke parit

Parit dan gotnyanya mari bersihkan

Kalao pake air harus selalu irit

Sebab berlebihan bisa jadi temennya setan

Beli buah ditoko Bedus

Jangan lupa membeli belati

Jika tanah menjadi tandus

Bagaikan hidup tiada arti


Pantun Nasehat Orangtua

Anak elang jatuh ke rawa

Ditolong oleh menjangan rusa

Kasih dan sayang orang tua

Selalu ada sepanjang masa

Hari rabu memetik kelapa

Airnya segar hilang dahaga

Hormati Ibu juga Bapak

Agar kelak masuk surga

Dari apa kue lemang

Dari ketan yang dipanggang

Waktu kecil kita ditimang

Ayah Ibu harus disayang

Bapak tani menanam tebu

Pembeli datang bertanya harga

Wahai ananda hormati Ibu

Karena Ibu jalan ke surga

Empek-empek ditambah cuka

Tak terbanding enaknya rasa

Coba lihat anak durhaka

Di dunia hidupnya tersiksa

Orang dahulu hidup di goa

Biawak hidup di dalam rawa

Turuti perintah orang tua

Tiap sholat tak lupa berdoa

Mana mungkin ada buaya

Coba lihat dengan cermat

Mana mungkin hidup bahagia

Jika pada orang tua tiada hormat


Pantun Nasehat

Ngengat mengejar kura-kura

Bertemu mereka di pelimbahan

Semangat bagai api membara

Tiada padam oleh godaan

Laut dalam tempat berenang

Tempat ikan bermain-main

Sehari seutas benang

Setahun menjadi sehelai kain

Lebah dipimpin seekor ratu

Mencari bunga dekat kencur

Air lembut menetes di batu

Lama-lama batupun hancur

Sepah tebu rasanya hambar

Bila dibakar pasti berkobar

Jika engkau terus bersabar

Ilmumu pasti akan lebar

Jangan tertipu dunia semu

Tinggal di dunia hanya sepagi

Jika engkau orang berilmu

Derajatmu pasti meninggi

Dari mana datangnya wahyu

Kepada Nabi wahyu turun

Dari mana datangnya ilmu

Dari belajar dengan tekun


Pantun Berteman

Pergilah ke tengah taman

Menikmati bunga menawan

Carilah olehmu teman

Yang dapat dijadikan pedoman

Amat ternama bunga selasih

Bunga indah selalu berseri

Jika hatimu selalu bersih

Engkau akan dikelilingi kasih

Berburu ke bukit kapur

Bawa senjata panah sangkur

Jaga diri jangan angkuh

Niscaya hidup penuh syukur

Kulit harimau elok disamak

Untuk tidur dengan nyenyak

Jaga diri dari tamak

Niscaya temanmu akan banyak

Pasar baru ramai marak

Tangan bertepuk mulut bersorak

Jaga diri dari congkak

Agar hidup tak luluh lantak

Air tertampung dalam tangki

Siram bunga agar tak mati

Jaga diri dari iri dengki

Niscaya sentosa relung hati

Tanam keladi tanam talas

Bawah matahari cahaya panas

Jaga diri dari malas

Niscaya punya banyak emas

Jalan-jalan ke Kota Medan

Pulangnya bawa burung bayang

Jaga diri dari godaan

Niscaya diri bertemu kejayaan

Mari nanda memanjat kelapa

Hari panas sangat dahaga

Adat baik bertutur sapa

Sopan santun harus dijaga

Cahaya terang sang matahari

Lebih terang dari pelita

Pandai-pandai membawa diri

Orang sayang hiduppun bahagia

Kacang tanah rasanya gurih

Tapi pedas si buah pala

Bantu teman jangan berpamrih

Kepada Allah mengharap pahala

Dari mana kain batik

Dari pasar Tanjung Pinang

Jaga lisan berkata baik

Niscaya orang menjadi senang

Perih sekali tertancap ilalang

Sangat sakit susah hilang

Tajamnya kata bagai pedang

Sekali terluka tetap terkenang

Pergi ke Padang berjalan kaki

Jangan letih dipaksakan

Luka pedang dapat diobati

Luka hati susah disembuhkan

Emas perak tersimpan di rongga

Banyak yang suka mutiara

Berbuat baik kepada tetangga

Niscaya diri banyak saudara

Di manakah hidupnya ikan-ikan

Di laut dalam mereka berenang

Salahnya orang dimaafkan

Jiwa besar hatimu lapang


Pantun Ibadah

Bertemu teman mesti menyapa

Jika hujat terjadi kilat

Coba lihat jam berapa

Jam  tujuh sekolah ahad

Jangan membuang air beras

Pada bunga kita siramkan

Ayo mandi lekas-lekas

Sekolah Minggu menanti kita

Ayam diintai oleh rubah

Jamu pahit sedang diseduh

Jika kadim sedang khotbah

Simak ia jangan ribut

Pohon rindang banyak dahan

Jangan dahan dipatahkan

Hadapkan hati kepada Tuhan

Ayah dan Ibu engkau doakan


Pantun Bermain

Di Eropa hujan salju

Memang cuacanya sudah lain

Pulang sekolah ganti baju

Makan dahulu barulah main

Pasar baru tempatnya kain

Pergi ke sana beli satu

Silakan ananda pergi main

Jangan sampai lupa waktu

Ikan mabuk terkena tuba

Ambil ketika tuba mendera

Jika petang sudah tiba

Pulang ke rumah dengan segera

Membeli bawal dapat tenggiri

Karena pikiran tidak tertib

Segera mandi bersihkan diri

Lalu bikin PR sendiri

Tali kekang terikat kendur

Kudanya lari entah ke mana

Bila malam segera tidur

Bergadang itu tiada guna

Pantun Bersyukur

Berkicau merdu burung tekukur

Kepakan sayap terbang kabur

Selalulah belajar bersyukur

Niscaya rezeki tambah subur

Tekukur turun memakan sepat

Anak kera membawa lepat

Jika syukur menjadi sifat

Segenap bahagia ananda dapat

Memetik padi bersisa masih

Sisa dipatuk si burung nuri

Syukur itu berterimakasih

kepada Tuhan Maha Pemberi

Jika padi dimakan tekukur

Jangan lempar dengan lumpur

Jika Nanda tiada bersyukur

Artinya hidup dalam kufur

Burung tekukur berlaksa-laksa

Merdu sekali bunyi kicaunya

Orang jujur mendapat imbal

Di akhirat dan di dunia


Pantun Kejujuran

Hidup itu mesti jujur

Agar badan mendapat mujur

Bukan saja mujur di dunia

Moga mujur di akhirat kelak

Jauhkan darimu dari dusta

Karena dusta dibenci oleh Yang Esa

Tinggalkanlah jangan kau teruskan

Semoga engkau mendapat maaf.

Meski apapun kan terjadi

Kejujuran tetap terpatri

Ia tak boleh lepas

Harus menyatu bagaikan nafas

Jika kau jujur selalu

Tiada takut dalam hatimu

Karena engkau dalam kebenaran

Maka ketentraman bersemayam.

Tunggu kabar tunggu berita

Kepada orang ditanyakan

Jangan bohong haramkan dusta

Apa yang benar engkau katakan

Hutan bakau menjadi taman

Agar pantai tiada hancur

Jika engkau ingin berteman

jauhkan dusta besarkan jujur

Makan di lepau naik pedati

Potong nilam pakai pisau

Jika engkau jujur hati

Hidup tentram jauhlah risau

Syahadat itu yang pertama

Mesti diresap sejiwa raga

Jujur itu landasan agama

Teguh dipegang sekuat tenaga

Puteri suka bunga petunia

Tanamnya di taman luas lega

Jangan mengharap pahala dunia

Jujur kita untuk ke surga

Terhampar luas bukit hijau

Hijau karena warna rumput

Dusta itu bagaikan ranjau

Membuat engkau jadi penakut

Sampan perahu mengejar kayak

Dari hulu tak kena-kena

Dusta itu bagaikan riak

Membuat hati gundah gulana

Matahari bercahaya silau

Anak negeri pergi merantau

Dusta itu bagaikan pisau

Membuat pikiran selalu risau


Pantun Jenaka

Burung camar di tepi pantai

Ikan teri dimakan paus

Si Rani memang pandai

Tapi sayang masih keluar ingus

Bunga mawar bunga melati

Janganlah ditanam didalam pot

Dea memang menarik hati

Sayang pipinya sudah kempot

Buah nanas buah rambutan

Buah mangga buah kedondong

Si Anas memang tampan

Tapi sayang giginya ompong

Jalan-jalan ke kota Batik

Jalannya naik sepeda

Si Intan memang Cantik

Sayang giginya tinggal dua

Buah mangga buah manggis

Buah nanas buah kedondong

Nisa memang anak yang manis

Tapi sayang giginya ompong


Pantun Nasib

Suaranya membahana bergemuruh.

Jeritan dari kehidupan nan keruh.

Jangan putus asa jangan menyerah.

Hidup ini bisa berubah.

Mari tanamkan harapan.

Dalam doa dan kerja.

Bintang masih berkelipan.

Matahari masih bercahaya.

Kerja adalah ibadah.

Jika niat tidak tersalah.

Maka hati jangan berbelah.

Berikan hanya untuk Allah.

Moga-moga kelak nanti.

Hidup cemerlang menghampiri.

Pada diri dan keluarga.

Maka jangan hatimu resah.

Daripada gundah gulana.

Pantun nasib menghibur kita.

Coba baca sebentar saja.

Melepas penat juga lelah.

Suara guntur bergemuruh

Matahari bersinar terik

Begini nasib seorang buruh

Habislah hidupnya di pabrik

Tolong bawakan daku elap

Emas bercahaya sangat mengkilap

Berangkat masihlah gelap

Pulang ke rumah smua terlelap

Air tuba warnanya keruh

Hanya dilihat bertopang dagu

Apa yang ditunggu seorang buruh

Gaji bulanan untuk seminggu

Malaka kerajaan samudra pasai

Tempat pedagang yang teruji

Mengapa wajah kusut masai

Karna bingung membagi gaji

Belum titik barulah koma

Belum habis semua tinta

Gaji belumlah diterima

Angsuran bulanan sudah meminta

Gula jawa gula merah

Untuk membuat kue pala

Di tempat kerja si bos marah

Istri di rumah marah pula

Cantik sekali gadis langsing

Wajah lembut terlihat bening

Bagaimana hati tidak rungsing

Anak merengek ibunya pening

Cari ikan dengan tajur

Tajur hilang masuk lumpur

Hendak hati ingin tidur

Istri ribut minta uang dapur

Mari menanam kucai bawang

Jangan duduk santai bersila

Pusing bagaimana menambah uang

Duduk termenung seperti gila

 

Badan tua sudah renta

Siapa pula hendak menyapa

hendak menangis tak ada air mata

Hendak mengadu pada siapa

Parang sakti dari baja

Si pandai dapat piala

Sudah buruh tak ada kerja

Tak ada kerja pening kepala

1.

Ø  Dari hulu menuju kanal

Ø  Jangan lagi balik kehulu

Ø  Maunya sih kepingin kenal

Ø  Apalah daya hati malu

2.

Ø  pergi kepasar membeli sandal

Ø  jangan lupa membawa doku

Ø  kalau memang kepingin kenal

Ø  katakan saja tak usah malu

3.

Ø  kalau cerdik cobalah terka

Ø  gulalah tebu mabis rasanya

Ø  wahai adik cantik jelita

Ø  bolehkah abang tahu namanya?

4.

Ø  Gali lubang buat petakan

Ø  Buatlah lubang di dekat rawa

Ø  Kalau abang mau kenalan

Ø  Datanglah abang di rumah saya

5.

Ø  Kain kebaya dipakai si janpang

Ø  Bekal satu Cuma buat dirinya

Ø  Main kerumah itu gampang

Ø  Asal tahu nama dan alamatnya

6.

Ø  Pepaya padat penuh berisi

Ø  Kalu dimakan enak rasanya

Ø  Nama dan alamat sudah kuberi

Ø  Janganlah lupa kunjunganya

7.

Ø  Kalau ada semur diladang

Ø  Ladang pasti akan dijarah

Ø  Kalu ada umur panjang

Ø  Abang pasti main kerumah

8.

Ø  Pucuk mentimun bersih sendiri

Ø  Tunggu matang akan terasa renyah

Ø  Dudukmelamun bersedih hati

Ø  Menunggu abang datang kerumah

9.

Ø  Ujunglah badik setajam duri

Ø  Diasahnya menjelang petang

Ø  Janganlah adik bersedih hati

Ø  Karena abang telah datang  

10.

Ø  Nasi uduk masak digarang

Ø  Dimakan dengan sambal terasi

Ø  Hati adik mendadak  senag

Ø  Karena abang tepati janji

11.

Ø  Diambang petang makan nasi

Ø  Makannya pakai wajan

Ø  Tak mungkin abang ingkari janji

Ø  Pada adik gadis pujaan

12.

Ø  Begadang makanya wajik

Ø  Hisap juga rokok cerutu

Ø  Kalau abang cinta adik

Ø  Katakan saja I Love You

13.

Ø  Cinta itu ikatan hati

Ø  Jangan dibuat semaunya

Ø  Mari kita mengikat janji

Ø  Untuk bersama selamanya

14.

Ø  Pohon randu tubuh di kota

Ø  Taman kota pun jadi terhiasi

Ø  Rindu di dada tiada terkira

Ø  Karena menanti pujaan hati

15.

Ø  Terbang burung menuju kandang

Ø  Karena perut sudah terisi

Ø  Abang jadi tidak berani datang

Ø  Karena bapakmu galak sekali

16.

Ø  Saat petang cahaya pun meremang

Ø  Waktu itu dikatakan senja

Ø  Kalu abang benar benar xayang

Ø  Kenapa takut pada calon mertua

17.

Ø  Buku juga di namakan pustaka

Ø  Butuh uang janganlah mencuri

Ø  Bukanya abang takut mertua

Ø  Tapi abang tidak mau di maki

18.

Ø  Kena paku ban harus di tambal

Ø  Jangan sampai dibawa jalan

Ø  Walau ayahku berkumis tebal

Ø  Tapi ayahku bukanlah macan

19.

Buah bacang bukan pepaya

Nanas bersisik bukan berduri

Kalau abang boleh berttanya

Apkah adik masih sendiri

20.

Berlayar kita naik perahu

Layar berkembang di udara

Kalu boleh adik tahu

Apa maksud abang bertanya

21.

Jangan dimakan nasi basi

Karena itu sudah terkena hama

Kalu adik masih sendiri

Bolehkan abang jalan bersama

22.

Menari harus dengan irama

Tapi jangan seorang diri

Boleh saja jalan bersama

Asal jangan mencuri hati

23.

Menjangan bukanlah rusa

Kalu dikejar akan berlari

Kalu memang ada iasa

Apa tak boleh jatuh hati

Menulis pakailah tinta

Janganlah memakai gincu

Apa benar abang cinta

Atau abang Cuma merayu

25.

Bedak pupur dibuat dari sagu

Untuk menghias wajah sendiri

Wahai adik janganlah ragu

Abang cinta setengah mati


Demikianlah artikel dari dosenmipa.com mengenai 100 + Pantun Anak Sekolah : Lucu, SMP, SMK, SMA, Nasehat, Jenaka, Agama, Muda, Orang Tua, Pendidikan, Bahasa, Berbalas, Ketekunan Belaja, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.