Tata Nama Senyawa Sederhana
Daftar Isi Artikel
Tata Nama Senyawa – Setiap senyawa perlu mempunyai nama spesifik. Seperti halnya penamaan unsur, pada mulanya penamaan senyawa didasarkan pada berbagai hal, seperti nama tempat, nama orang, atau sifat tertentu dari senyawa yang bersangkutan. Sebagai contoh:
- Garam glauber, yaitu natrium sulfat (Na2 SO4 ) yang ditemukan oleh J. R. Glauber
- Salmiak atau amonium klorida (NH4 Cl), yaitu suatu garam yang awal mulanya diperoleh dari kotoran sapi di dekat kuil untuk dewa Jupiter Amon di Mesir
- Soda pencuci, yaitu natrium karbonat (Na2 CO3 ) yang digunakan untuk melunakkan air (membersihkan air dari ion Ca2+ dan ion Mg2+).
- Garam NaHCO3 (natrium bikarbonat) digunakan untuk pengembang dalam pembuatan kue.
Dewasa ini jutaan senyawa telah dikenal dan tiap tahun ditemukan ribuan senyawa baru, sehingga diperlukan cara (sistem) untuk pemberian nama. Oleh karena mustahil bagi kita untuk menghapalkan jutaan nama dan setiap nama berdiri sendiri, tanpa kaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam sistem penamaan yang digunakan sekarang, nama senyawa didasarkan pada rumus kimianya. Kita akan membahas cara penamaan senyawa yang terdiri dari dua dan tiga jenis unsur.
Tata Nama Senyawa Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur, misalnya air (H2 O), amonia (NH3 ), dan metana (CH4 ).
Rumus Senyawa
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan.
B – Si – C – S – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3 N dan rumus kimia air lazim ditulis sebagai H2 O bukan OH2 .
Nama Senyawa
Nama senyawa biner dari dua jenis nonlogam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur dengan akhiran ida pada nama unsur yang kedua. Contoh :
- HCl = hidrogen klorida
- H2 S = hidrogen sulfida
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani sebagai berikut.
Indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk karbon monoksida. Contoh:
- CO = karbon monoksida (awalan mono untuk C tidak perlu)
- CO2 = karbon dioksida
- N2 O = dinitrogen oksida
- NO = nitrogen oksida
- N2 O3 = dinitrogen trioksida
- N2 O4 = dinitrogen tetraoksida
- N2 O5 = dinitrogen pentaoksida
- CS2 = karbon disulfida
- CCl4 = karbon tetraklorida
Senyawa Umum
Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan di atas. Contoh:
- H2 O = air
- NH3 = amonia
- CH4 = metana
Tata Nama Senyawa Ion
Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan suatu anion. Kation umumnya adalah suatu ion logam, sedangkan anion dapat berupa anion nonlogam atau suatu anion poliatom. Daftar kation dan anion penting diberikan dalam tabel 3.1 dan 3.2.
Rumus Senyawa
Unsur logam ditulis di depan. Contohnya, rumus kimia natrium klorida ditulis NaCl bukan ClNa. Rumus senyawa ion:
Untuk a dan b sama dengan angka 1 tidak perlu ditulis. Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya. Jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.
Nama Senyawa Ion
Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama anion (di belakang), angka indeks tidak disebut. Contoh:
- NaCl = natrium klorida
- CaCl2 = kalsium klorida
- Na2 SO4 = natrium sulfat
- Al(NO3 )3 = aluminium nitrat
Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu jenis bilangan oksidasi, maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya, yang ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam tersebut. Contoh:
- Cu2 O = tembaga(I) oksida
- CuO = tembaga(II) oksida
- FeCl2 = besi(II) klorida
- FeCl3 = besi(III) klorida
- Fe2 S3 = besi(III) sulfida
- SnO = timah(II) oksida
- SnO2 = timah(IV) oksida
Tata Nama Senyawa Terner
Senyawa terner sederhana meliputi asam, basa, dan garam. Asam, basa, dan garam adalah tiga kelompok senyawa yang saling terkait satu dengan yang lain. Reaksi asam dan basa menghasilkan garam.
Tata Nama Asam
Rumus asam terdiri atas atom hidrogen (di depan, dapat dianggap sebagai ion H+ ) dan suatu anion yang disebut sisa asam. Akan tetapi, perlu diingat bahwa asam adalah senyawa kovalen, bukan senyawa ion. Nama anion sisa asam sama dengan asam yang bersangkutan tanpa kata asam. Contoh:
Nama asam tersebut adalah asam fosfat.
Rumus molekul dan nama dari beberapa asam yang lazim ditemukan dalam laboratorium dan kehidupan sehari-hari adalah:
H2 SO4 : asam sulfat (dalam aki)
HNO3 : asam nitrat
H3 PO4 : asam fosfat
CH3 COOH : asam asetat (asam cuka)
Tata Nama Basa
Basa adalah zat yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH– . Larutan basa bersifat kaustik, artinya jika terkena kulit terasa licin seperti bersabun. Pada umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH– . Nama senyawa basa sama dengan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida.
Tata Nama Garam
Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam. Rumus dan pemberian nama senyawa garam sama dengan senyawa ion.
Tata Nama Senyawa Organik
Senyawa organik adalah senyawa-senyawa karbon dengan sifat-sifat tertentu. Pada awalnya, senyawa organik ini tidak dapat dibuat di laboratorium, melainkan hanya dapat diperoleh dari makhluk hidup. Oleh karena itu, senyawa-senyawa karbon tersebut dinamai senyawa organik. Senyawa organik mempunyai tata nama khusus. Selain nama sistematis, banyak senyawa organik mempunyai nama lazim atau nama dagang (nama trivial). Beberapa di antaranya sebagai berikut.
demikianlah artikel dari dosenmipa.com mengenai Tata Nama Senyawa, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuaya.