Al Mushawwir Artinya

Diposting pada
Rate this post

Al Mushawwir Artinya

Arti Al Mushawwir (Yang Maha Pembentuk)

Allah sebagai Al Mushawwir yang berarti memberikan segala bentuk, kepada mahkluknya yang begitu indah dan sempurna dengan segala ciri khas dan karakternya, sehingga masing-masing mahkluk mempunyai perbedaab dan fungsi masing-masing dari yang lainnya.Dia-lah Allah Al Mushawwir : Yang Maha Pembentuk, segala bentuk yang unik tanpa ada contoh terlebih dahulu dan menciptakan atau membentuk berbeda semua mahkluknya, sehingga tidak ada yang sama.

Baca Juga : Al Bari Artinya

Pengertian atau makna dari Asmaul Husna Al Mushawwir

Al Mushawwir mempunyai pengertian Yang Maha Pembentuk, yang berarti membentuk mahkluknya dengan sempurna dan menciptakan sesuatu dengan segala fungsi dan ciri khasnya.

Sebagaimana Allah menciptakan Nabi Adam berdasarkan bentuk-Nya, disebutkan dalam hadits Rasulullah:

“Sesungguhnya Allah swt, telah menciptakan Nabi Adam As, berdasarkan bentuk-Nya”

Bentuk lahiriah manusia dan mahkluk-mahkluk lainnya adalah sebagai bukti bahwa Allah swt mempunyai sifat Al Mushawwir (Yang Maha Pembentuk), perhatikan ayat-ayat berikut:

Dialah Allah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendakinya, tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran [3]:6)

Sesunguhya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian kami katakan kepada para malaikat, ‘bersujudlah kamu kepada Adam!’ Maka, mereka pun bersujud, kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.” (QS. Al-A’araf [7]:11)

Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat enetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu, serta memberi kamu rezeki dengan sebagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, maka Maha Berkah Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Mu’min [40]:64).

Sifat al-mushawwir ini dalam ketiga ayat tersebut bahwa sifat ini melengkapi sifat al-Khaliq dan al-Bari yang telah dibahas terlebih dahulu.

Baca Juga : Al Khaliq Artinya

Al-Khaliq yag berarti Allah menciptakan sesuatu menurut kadar ciptaan-Nya.

Al-Bari’ yang berarti Allah menciptakan dan mengadakan segala sesuatu dari ketiadaan.

Al-Mushawwir yang berarti Allah memberikan bentuk, citra, cara serta memberikan substansi ciptaan-Nya, sehingga semuanya nampak harmonis dan sempurna. Saling melengkapi sehingga kita dapat belajar dan bersyukur.

Imam Ghazali Ra. Menjelaskan ketiga sifat tersebut seperti membagun sebuah bangunan yang harus ada perhitungan kadarnya, yang mengukur berapa buth kayu, bata, pasir, luas tanah dan lain-lainya. Ini biasanya dilakukan oleh seorang arsitek yang kemuadian menggambar rancangan bangunan, setelah itu diperlukan para pekerja bangunan yang mengerjakannya sehingga teercipta bangunan.

Selanjutnya masih dibutuhkan orang yang memperhalus pekerjaan, memperindah bangunan. Mereka adalah orang yang ahli dalam bidangnya. Sehingga terbangun sebuah bagunan yang indah dan kokoh sesuai dengan kadarnya. Inilah yang dibituhkan dalam membangun sebuah bangunan,

Namun Allah tidak membutuhkan semua itu untuk menciptakan, mengadakan, dan membentuk, itu semua karena Allah adalah Al-Khaliq, Al-Bari dan Al-Mushawwir.

Meneladani Asmaul Husna Al-Mushawwir (Yang Maha Pembentuk)

Dengan meneladani sifat Al-Mushawwir ini seorang hamba harus dapat meneladani sifat Al-Khaliq  Al-Bari serta Al-Mushawwir yang ketiganya apabila dapat diteladani maka seorang manusia memandang dari segi Jasmani-anggota tubuhnya, bentuk dan penempatannya, serta hikmah dan tujuan penciptaannya.

Dengan mengetahui apa tujuan dari penciptaan dari manusia dan segala yang membentuk tubuh manusia tersebut maka akan didapat hikmah yang tiada tara, sehingga manusia mendapat curahan rahmat Allah.

Berikut hadits Rasulullah SAW;

Baca Juga : Al Mutakabbir Artinya

Sesungguhnya dari Tuhanmu pada hari atau saat-saat tertentu dalam proses perjalanan masa selalu ada curahan-curahan rahmat, maka berusahalah untuk mendapatkannya, siapa tahu kamu memperoleh percikan dari curahan itu, sehingga kamu sama sekali tidak akan celaka setelah mendapatkannya.” (HR. Ath-Thabrani dari Muhammad bun Maslamah dan juga dari Anas bin Malik Ra.)

Dengan begitu seorang hamba al-mushawwir akan dapat membentuk karakter dan ciri khasnya sebagai hamba yang akan selalu ingin meraih curahan rahmat Illahi.

Seorang manusia dengan segala pembentukkannya menghasilkan kreasi yang indah dan sempurna sehingga dapat bermanfaat untuk ummat dan termanifestasi dalam segala sesuatu yang diciptakan Allah, yang berarti menciptakan sesuatu yang selalu memberikan hikmah untuk meraih curaha rahmat-Nya.

Manusia menciptakan kreasi yag indah dan sempurna yang yang sejalan dengan ciptaan-Nya, yang tentunya dengan restu Allah Yang Maha Pencipta, Maha Mengadakan dan Maha Membentuk.

Dia yang mengenal dirinya dengan baik, berarti mengenal Allah sebaik apa yang ia ketahui tentang dirinya sendiri.

Dalil-Dalil

هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Hasyr: 24)

يَا أَيُّهَا الإنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِز الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَز فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَكَ

Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuh-mu. (Q.S. Al-Infithar: 6-8)

Baca Juga : Al Jabbar Artinya

هُوَ الَّذِي يُصَوِّرُكُمْ فِي الأرْحَامِ كَيْفَ يَشَاءُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. ali-Imran: 6)

وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. (Q.S. Al-A’raaf: 11)

اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ قَرَارًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَتَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezeki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S. Al-Mu’min: 64)

Al-Mushawwir secara bahasa berasal dari kata “shawwara” yang berarti memberi rupa dan subtansi bagi sesuatu, sehingga menjadi berbeda dengan yang lainnya.

Baca Juga : Al Aziz Artinya

Allah al-Mushawwir, artinya Allah Maha Membentuk Rupa pada semua ciptaan-Nya. Manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan segala yang ada di alam ini diberi bentuk rupa yang terbaik oleh Allah. manusia adalah makhluk yang diberi bentuk rupa paling baik.

al-Qur’an menegaskan, “sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (Q.S. At-Tin: 4)

Kita bisa lihat wajah manusia, tidak ada yang sama. Alah-lah yang memberi bentuk wajah-wajah manusia itu. Ibarat sebuah bangunan yang telah selesai dibuat maka perlu diperindah dan diperhalus. Demikian pula dengan penciptaan manusia. Allah menciptakan manusia dengan ukuran tertentu yang tepat (Al-Khaliq), mengadakannya ke alam dunia dari tiada (Al-Bari’), kemudian memberikan bentuk rupa yang bagus (Al-Mushawwir).

Baca Juga : Al Muhaimin Artinya

Demikianlah makna Al-Mushawwir. Sekarang, bagaimana bentuk meneladani nama dan sifat Allah Al-Mushawwir? Meneladani nama dan sifat Allah Al-Mushawwir berarti ketika membuat sebuah karya, buatlah sebagus-bagusnya. Tidak hanya asal jadi, melainkan indah dan bermanfaat. Misalnya, kita membuat kursi dari anyaman rotan, buatlah dengan semenarik dan sebagus mungkin. Dengan demikian, selain memiliki nilai seni dan ekonomi yang tinggi, kita juga telah meneladani Al-Mushawwir.

Baca Juga : Al-Mu’min Artinya

Akhirnya, marilah kita berdoa, “Ya Allah Engkau telah membaguskan penciptaanku, maka baguskanlah pula akhlakku.” (H.R. Ahmad)