Pantun Pendek

Diposting pada

Pantun Agama

Banyak bulan perkara bulan

Tidak semulia bulan puasa

Banyak Tuhan perkara Tuhan

Tidak semulia Tuhan Yang Esa

 

Daun terap di atas dulang

Anak udang mati dituba

Dalam kitab ada terlarang

Yang haram jangan dicoba

 

Bunga kenanga di atas kubur

Pucuk sari pandan Jawa

Apa guna sombong dan takabur

Rusak hati badan binasa

 

Anak ayam turun sepuluh

Mati seekor tinggal sembilan

Bangun pagi sembahyang subuh

Minta ampun kepada Tuhan

 

Asam kandis asam gelugur

Ketiga asam si riang-riang

Menangis mayat dipintu kubur

Teringat badan tidak sembahyang


Pantun Pendidikan

Jika pergi ke padang datar

Jangan lupa pulang berlabuh

Jika kita kepingin pintar

Belajarlah sungguh-sungguh

 

Jika ingin mendulang cadas

Jangan lupa palu baja

Jika murid tumbuh cerdas

Guru pun ikut bahagia

 

Jika kamu pergi ke dusun

Jangan lupa bawa beras

Belajarlah dengan tekun

Agar kita naik kelas

 

Jika kita makan petai

jangan lupa makan kerupuk

Jika kita ingin pandai

Ranjin-rajin baca buku

 

Kehutan mencari rusa

Hendaklah membawa tali

Wahai anak-anak bangsa

Cepat bangun lekas mandi

 

Andai ini hari rugi

Tentu mujur esok lusa

Jangan lupa gosok gigi

Sebab kamu anak bangsa

 

Hendaklah melempar jangkar

Kalau ada perahu singgah

Kalau anak bangsa pintar

Negeri ini akan bangga

 

Masak angsa dikuali

Bukan saja di perigi

Hendaklah kamu mengabdi

Di pangkuan ibu pertiwi

 

Pergilah ke tepi kali

Jangan lupa bawa guci

Bangkitlah anak pertiwi

Bangunlah negerimu ini

 

Jika kita pegang kuas

Melukislah pada kertas

Jika anak bangsa cerdas

Bangsa pun berkualitas

 

Jika hendak kamu melamar

Jangan banyak tulis dihapus

Jika siswa rajin belajar

Sudah tentu pasti lulus


Pantun Jenaka

Dimana kuang hendak bertelur

Diatas lata dirongga batu

Dimana tuan hendak tidur

Diatas dada dirongga susu

 

Elok berjalan kota tua

Kiri kanan berbatang sepat

Elok berbini orang tua

Perut kenyang ajaran dapat

 

Sakit kaki ditikam jeruju

Jeruju ada didalam paya

Sakit hati memandang susu

Susu ada dalam kebaya

 

Naik ke bukit membeli lada

Lada sebiji dibelah tujuh

Apanya sakit berbini janda

Anak tiri boleh disuruh

 

Orang Sasak pergi ke Bali

Membawa pelita semuanya

Berbisik pekak dengan tuli

Tertawa si buta melihatnya

 

Ada apa diseberang itu

Mentimun busuk dimakan kalong

Ada apa diseberang itu

Bujang bungkuk gadis belong

 

Limau purut di tepi rawa,

buah dilanting belum masak

Sakit perut sebab tertawa,

melihat kucing duduk berbedak


Pantun Nasihat

Kayu cendana diatas batu

Sudah diikat dibawa pulang

Adat dunia memang begitu

Benda yang buruk memang terbuang

 

Kemuning di tengah balai

Bertumbuh terus semakin tinggi

Berunding dengan orang tak pandai

Bagaikan alu pencungkil duri

 

Parang ditetak ke batang sena

Belah buluh taruhlah temu

Barang dikerja takkan sempurna

Bila tak penuh menaruh ilmu

 

Padang temu padang baiduri

Tempat raja membangun kota

Bijak bertemu dengan jauhari

Bagaikan cincin dengan permata

 

Ngun Syah Betara Sakti

Panahnya bernama Nila Gandi

Bilanya emas banyak dipeti

Sembarang kerja boleh menjadi


Kumpulan Pantun Nasihat

Ke hulu membuat pagar

Jangan terpotong batang durian

Cari guru tempat belajar

Supaya jangan sesal kemudian

 

Mari kita tanam halia

Ambil sedikit buat juadah

Usia muda jangan disia

Nanti tua sesal tak sudah

 

Padi muda jangan dilurut

Kalau dilurut pecah batang

Hati muda jangan diturut

Kalau diturut salah datang

 

Cuaca gelap semakin redup

Masakan boleh kembali terang

Budi bahasa amalan hidup

Barulah kekal dihormati orang

 

Orang Daik memacu kuda

Kuda dipacu deras sekali

Buat baik berpada-pada

Buat jahat jangan sekali

 

Dayung perahu tuju haluan

Membawa rokok bersama rempah

Kalau ilmu tidak diamalkan

Ibarat pokok tidak berbuah

 

Kalau kita menebang jati

Biar serpih tumbangnya jangan

Kalau kita mencari ganti

Biar lebih kurang jangan

 

Pinang muda dibelah dua

Anak burung mati diranggah

Dari muda sampai ke tua

Ajaran baik jangan diubah

pantun-pendek

Pantai Mersing kuala Johor

Pantainya bersih sangat mashyur

Pohonkan doa kita bersyukur

Negara kita aman dan makmur

 

Orang tua patut disegani

Boleh mendapat ajarnasihat

Ular yang bisa tidak begini

Bisa lagi lidah yang jahat

 

Ramai orang menggali perigi

Ambil buluh lalu diikat

Ilmu dicari tak akan rugi

Buat bekalan dunia akhirat


Pantun Percintaan

Coba-coba menanam mumbang

Moga-moga tumbuh kelapa

Coba-coba bertanam sayang

Moga-moga menjadi cinta

 

Limau purut lebat dipangkal

Sayang selasih condong uratnya

Angin ribut dapat ditangkal

Hati yang kasih apa obatnya

 

Ikan belanak hilir berenang

Burung dara membuat sarang

Makan tak enak tidur tak tenang

Hanya teringat dinda seorang

 

Anak kera diatas bukit

Dipanah oleh Indera Sakti

Dipandang muka senyum sedikit

Karena sama menaruh hati

 

Ikan sepat dimasak berlada

Kutunggu di gulai anak seberang

Jika tak dapat dimasa muda

Kutunggu sampai beranak seorang

 

Kalau tuan pergi ke Tanjung

Kirim saya sehelai baju

Kalau tuan menjadi burung

Sahaya menjadi ranting kayu

 

Kalau tuan pergi ke Tanjung

Belikan sahaya pisau lipat

Kalau tuan menjadi burung

Sahaya menjadi benang pengikat

 

Kalau tuan mencari buah

Sahaya pun mencari pandan

Jikalau tuan menjadi nyawa

Sahaya pun menjadi badan


Kumpulan Pantun Percintaan

Dinda cantik tinggi semampai

Dada bidang rambut mengurai

Putih melepak lembut gemulai

Kakanda melihat rasa terkulai

 

Walau banyak bunga di taman

Bunga mawar masih dikenang

Walau banyak kupunya teman

Dalam hatiku dinda seorang

 

Pohon selasih tumbuh melata

Tumbuh perdu jauh di sana

Sepasang kasih mabuk bercinta

Siang merindu malam merana

 

Tinggi-tinggi burung merbuk

Terbang melayang ke tanah rata

Hati teringat mulut menyebut

Wajah terbayang di depan mata

 

Hujan basah habis pun basah

Duduk sendiri tidak mengapa

Sudah lama kita berpisah

Baru kini kita berjumpa

 

Bunga saya bunga melati

Bunga-bungaan harum baunya

Kasih saya sepenuh hati

Kasih tuan ke mana hinggapnya

 

Pungguk terbang di atas awan

Hampir tak terlihat oleh mata

Kalau hati rindu-rinduan

Rindu di hati meronta-ronta

 

Anak itik di sambar elang

Dari sumur sampai ke kali

Tinggalkan adik abang kan pulang

Panjang umur jumpa kembali

 

Putri di taman memakai gelang

Rambut berurai bawa mahkota

Bunga idaman disambar orang

Jatuh berderai si air mata

 

Sayang-sayang mabuk kepayang

Bunga di taman disunting kumbang

Belum dapat abang disayang

Sudah dapat abang dibuang

 

Melompat belalang di atas kapuk

Melihat orang hendak berperang

Alangkah malang si bujang lapuk

Bunga di tangan disambar orang

 

Kalau ada sumur di ladang

Mandi jangan di bulan terang

Sudah nasib celaka badan

Tunangan hilang dibawa orang

 

Ikan di laut garam di darat

Dalam kuali bertemu jua

Hati terpaut janji terikat

Atas pelamin bertemu jua

 

Ikan di laut asam di darat

Dalam kuali bertemu jua

Orang jauh berkirim surat

Berkali-kali dibaca juga

 

Sayang selasih tidak berbunga

Engganlah kumbang untuk menyapa

Sayang kekasih tidak setia

Badan merana kini jadinya

 

Bunga yang malang jaga dirimu

Janganlah layu sebelum kembang

Pupuklah iman dalam hatimu

Kalau kau layu dibuang orang

 

Ukir-ukirlah si kayu jati

Jadikanlah sebuah jambangan

Pikir-pikirlah sebelum terjadi

Jangan menyesal kemudian

 

Berbaju batik mata memikat

Melirik senyuman memukau semua

Duhai cantik saya terpikat

Bolehkah tahu siapa namanya

 

Bunyi lagu membangkit suasana

Bunga mekar di depan mata

Sunyi rasa tak dapat bersama

Kekasih hati jauh di sana

 

Layang-layang terputus tali

Jatuh ke bumi melayang laju

Duhai kekasih aku berjanji

Aku tercipta hanya untukmu

 

Hujan turun laut memburu

Dingin malam mengusik kalbu

Biar batu menjadi debu

Aku tetap sayang padamu

 

Ada jantung ada debaran

Ingin bertanya tetapi malu

Kumenunggu penuh harapan

Sudikah engkau menerimaku

 

Kelap-kelip bintang bertaburan

Cuma satu yang tampak terang

Sungguh banyak gadis pilihan

Hanya dinda yang paling kusayang

 

Kelap-kelip bintang bertaburan

Begitu indah bagai berlian

Sungguh banyak gadis menawan

Hanya dinda yang kurindukan

 

Kelap-kelip di tengah malam

Cahaya bintang sangat menawan

Biar cinta banyak rintangan

Akan kujaga dengan kesetiaan

 

Kelap-kelip bintang seribu

Indah menawan di tengah malam

Sungguh aku sedang merindu

Rindu di hati yang paling dalam

 

Kelap-kelip bintang menari

Indahnya bagai mata bidadari

Dinda kuharap menjaga diri

Untuk diriku sampai ku kembali


Pantun Perpisahan

Pucuk pauh delima batu

Anak sembilang ditapak tangan

Biar jauh dinegeri satu

Hilang dimata dihati jangan

 

Bagaimana tidak dikenang

Pucuknya pauh selasih Jambi

Bagaimana tidak terkenang

Dagang yang jauh kekasih hati

 

Duhai selasih janganlah tinggi

Kalaupun tinggi berdaun jangan

Duhai kekasih janganlah pergi

Kalaupun pergi bertahun jangan

 

Batang selasih mainan budak

Berdaun sehelai dimakan kuda

Bercerai kasih bertalak tidak

Seribu tahun kembali juga

 

Bunga Cina bunga karangan

Tanamlah rapat tepi perigi

Adik dimana abang gerangan

Bilalah dapat bertemu lagi

 

Kalau ada sumur di ladang

Bolehlah kita menumpang mandi

Kalau ada umurku panjang

Bolehlah kita bertemu lagi


Pantun Teka-teki

Kalau tuan bawa keladi

Bawakan juga si pucuk rebung

Kalau tuan bijak bestari

Binatang apa tanduk dihidung ?

 

Beras ladang sulung tahun

Malam malam memasak nasi

Dalam batang ada daun

Dalam daun ada isi

 

Terendak bentan lalu dibeli

Untuk pakaian saya turun kesawah

Kalaulah tuan bijak bestari

Apa binatang kepala dibawah ?

 

Kalau tuan muda teruna

Pakai seluar dengan gayanya

Kalau tuan bijak laksana

Biji diluar apa buahnya

 

Tugal padi jangan bertangguh

Kunyit kebun siapa galinya

Kalau tuan cerdik sungguh

Langit tergantung mana talinya ?

Pergi kesawah menanam padi
Sawah dibajak dengan sapi
Jadi anak yang baik hati
Tentu tahu balas budi

Lumba-lumba ikan pintar
Pandai bermain lingkaran api
Jika sudah tumbuh besar
Harus taat mami papi

Burung camar di tepi pantai
Pantai indah banyak ombaknya
Jadilah kamu anak yang pandai
Sudah pasti banyak temannya

Ke pasar lama menanti
Tunggu ibu beli terasi
Jadilah anak yang baik hati
Agar nanti bisa berprestasi

Si kancil mencuri timun
Timun hijau warna kulitnya
Jangan sering kamu melamun
Nanti bisa jadi pelupa

Burung nuri di dalam sangkar
Sangkar dibuat dari bambu
Tidak baik sering bertengkar
Kalah menang jadi abu

Pakai payung dikala hujan
Kena baju pastilah basah
Kalau ingin lulus ujian
rajin belajar pantang menyerah

Pergi ke pasar membeli gitar
Membeli gitar di toko depan
Rajin-rajinlah belajar
Agar bermanfaat bagi masa depan

Kucing manis berbulu legam
Lebih hitam dari jelaga
Budaya kita sunggu beragam
Mari kita bersama jaga


Pantun Suka Cita

Pergi ke Bali naik perahu
Kencang sekali laju perahunya
Tiga tahun menuntut ilmu
Alhamdulillah lulus SMA

Pergi ke pasar membeli beras
Tidak lupa pergi kedukun beranak
Pikiran pusing memikir tugas
Lebih baik bermain PS sejenak

Anak katak namanya berudu
Anak lalat namanya larva
Sekian lama aku menunggumu
Akhirnya cinta ini kamu terima


Pantun Duka Cita

Tuntutlah ilmu sampai ke Cina
Negeri Cina pandai berperang
Hati sedih gundah gulana
Melihat nilai tes yang masih kurang

Sungguh pedas rasanya cabai
Apalagi dibeli di swalayan
Tubuh ini terasa lunglai
Menahan beban derita kehidupan


PANTUN JENAKA LUCU

Pohon ceri subur tumbuhnya
Petik buahnya masukkan kantong
Saling memberi saling menerima
Saling bantu tolong menolong

Jika ke kota beli kain kaca
Beli pita dua seuntai
Rajin menulis rajin membaca
Itu pertanda anak yang pandai

Ke Bandung beli tahu bulat
Jangan lupa dengan peuyeumnya
Siapa sering makan coklat
Hati-hati rusak giginya

Di sana gunung di sini gunung
Di tengah-tengah gunung Rajabasa
Ke sana bingung ke situ bingung
Lebih baik ke sekolah saja.

Jalan-jalan naik bis kota
Melewati Sungai Musi
Ibu adalah orang


tua kita
Yang harus kita sayangi

Masuk istana berliku-liku
Bertemu dengan sang raja
Aku senang baca buku
Buku antarkan kemana saja

Lebaran Makan Ketupat
Jangan Lupa dengan Dagingnya
Siapa Sering makan Coklat
Hati-Hati Rusak Giginya

Bunga mawar bunga melati
Harum mewangi indah di taman
Orang sabar dan baik hati
Pasti disukai teman


PANTUN PEMBUKA ACARA

Melati kuntum tumbuh melata,
Sayang merbah di pohon cemara;
Assalammualaikum mulanya kata,
Saya sembah pembuka bicara.

Ingin rasa memakan kari,
Kari cendawan batang keladi;
Girang rasa tidak terperi,
Bertemu tuan yang baik budi.

Mencari timba si anak dara,
Di bawah sarang burung tempua;
Salam sembah pembuka bicara,
Selamat datang untuk semua.

Sayang kumbang mencari makan,
Terbang seiring di tepi kali;
Selamat datang kami ucapkan,
Moga diiring restu Ilahi.

Ke Pekan Kuala membeli bingka,
Sayang pesanan terlupa sudah;
Majlis bermula tirai dibuka,
Dengan alunan madah yang indah.

Indah berbalam si awan petang,
Berarak di celah pepohon ara;
Pemanis kalam selamat datang,
Awal bismillah pembuka bicara.

Mega berarak indah berbalam,
Dipuput bayu ke pohon ara;
Pemanis kalam selamat malam,
Awal bismillah pembuka bicara.


PANTUN BACAAN DOA

Kalau pergi Tanjung Keramat,
Anak manis jangan diangkat;
Bersama kita memohon rahmat,
Moga majlis mendapat berkat.

Tetak buluh kajang sepuluh,
Laksana dititing kias ibarat;
Angkat tangan jemari sepuluh,
Doa di pohon biar selamat.

Garam ada kicap pun ada,
Sayang lada terlupa bagi;
Pantun ada ucapan ada,
Sayang tiada berdoa lagi.

Lebat kemiri pohonnya rendah,
Dahan terikat tali perkasa;
Sepuluh jari kami menadah,
Mohon berkat yang Maha Esa.

Tetak buluh kajang sepuluh,
Mari jolok sarang penyengat;
Angkat tangan jemari sepuluh,
Doa di pohon biar selamat.


PANTUN JEMPUT MAKAN

Lebat rumbia di Sungai Kedah,
Sayang senduduk di tepi muara;
Penganan mulia terletak sudah,
Samalah duduk menjamu selera.

Terbang sekawan si burung merbuk,
Batang selasih di Tanjung Dara;
Padamu tuan kami persembah,
Santapan kasih juadah mesra.

Kalau tuan pikat cemara,
Buatlah bara bakar selasih;
Sudilah tuan jamu selera,
Hidangan mesra pengikat kasih.

Sungguh indah bunga kemboja,
Di bawah atap tepi halaman;
Juadah sudah letak di meja,
Sudilah santap tuan budiman.


PANTUN UCAPAN ALU-ALUAN

Bukan rumput sebarang rumpun,
Rumput penghias tepi halaman;
Bukan jemput sebarang jemput,
Jemput memohon kata aluan.

Duduk sekawan gadis jelita,
Buat santapan untuk pahlawan;
Tampillah tuan kami meminta,
Madah ucapan kata aluan.

Sudilah tuan jalan berlapan,
Jalan berlapan di malam kelam;
Sudilah tuan beri ucapan,
Kata aluan pemanis kalam.

Emas tempawan buatmu puteri,
Busana indah buat rupawan;
Sudilah tuan tampilkan diri,
Bersama madah kata aluan.


PANTUN JEMPUTAN UCAPAN

Terbang di awan burung jentayu,
Di atas papan batang selisih;
Tampillah tuan kami merayu,
Bersama ucapan pengikat kasih.

Besar langit di tepi busut,
Besar tak muat di dalam peti;
Besar hajat kami menjemput,
Besar niat di dalam hati.

Duduk sekawan si burung unta,
Tepi keramat di waktu malam;
Pada mu tuan kami meminta,
Kata azimat penutup kalam.

Terbang di awan burung jentayu,
Kerana penat gugur ke bumi;
Tampillah tuan kami merayu,
Bersama amanat bekalan kami.

Pergi ke kota beli selasih,
Sayang si dara buat halwa;
Berilah kata simpulan kasih,
Sulamkan mesra satukan jiwa.


PANTUN UCAPAN PERASMIAN

Terbang di awan burung jentayu,
Di atas papan batang jerami;
Tampillah tuan kami merayu,
Bersama ucapan kata perasmi.

Daun semulur di pekan sari,
Batang jerami rebah ke bumi;
Madah dihulur sembah diberi,
Kata perasmi hajatnya kami.

Jangan tertawan alpa duniawi,
Hanya indah serupa mimpi;
Duhai pahlawan ksatria pertiwi,
Hulurkan madah kata perasmi.

Kalau tuan pikat kenari,
Jangan patahkan batang jerami;
Kepada tuan sembah diberi,
Mohon rasmikan majlis kami.


PANTUN DI AKHIR MAJLIS

Banyak keluk ke penarik,
Keluk tumbuh pohon kuini;
Nan elok bawalah balik,
Nan tak elok tinggallah di sini.

Bunga dedap di atas para,
Anak dusun pasang pelita;
Kalau tersilap tutur bicara,
Jemari disusun maaf dipinta.

Pohon berangan tempat bertemu,
Girangnya rasa si anak dara;
Baliklah tuan membawa ilmu,
Binalah bangsa bangunkan negara.

Di atas dahan burung tempua,
Melihat rusa tepi perigi;
Salam perpisahan untuk semua,
Dilain masa bersua lagi.

Bunga seroja di atas para,
Jatuh ditimpa buah berangan;
Andai kata tersilap bicara,
Kemaafan jua kami pohonkan.

Dari Rokan ke Indragiri,
Membawa tinta ke Kuala Linggi;
Baliklah tuan rehatkan diri,
Esok kita bersua lagi.

Dari Kedah ke pekan sari,
Beli suasa di Kota Tinggi;
Selesai sudah tugas diberi,
Di lain masa bersua lagi.

Sambil bengong makan bengkoang.
Kalau sayang coba buktikan.
Jangan cuma ngomong doang.
————————————————————————–
Anak ayam belajar berenang
Anak itik di paya bakau
Mulut menyebut hati terkenang
Rindukan adik jauh di rantau
————————————————————————–
Aku memantau anak beruang.
Kunang2 terbang melayang
Abang merantau mencari uang
Untuk meminang ade tersayang.
————————————————————————–
memanglah tidak enak makan nasi,
bila nasi tanpa ada lauknya,
kuberikan cinta buatmu setulus hati,
dengan bukti untukmu kuslalu setia…
————————————————————————–
didalam kardus ada rambutan,
disamping kardus ada nanas,
cinta tulus sudah didasari iman,
gak akan terperosok ke pergaulan bebas…
————————————————————————–
langit turunkan hujan,
terkadang gerimis terkadang deras,
sakit hatiku sudah kau pulihkan,
dengan senyum manismu yang ikhlas…
————————————————————————–
buah rambutan kulitnya berbulu,
kalau merah tandanya matang,
kalau emang cinta buktikan ke penghulu,
janganlah cuma dibibir doang…
————————————————————————–
jalan-jalan keliling dunia
hanya untuk beli akuarium
yg sangat membuatku bahagia,
waktu melihatmu tersenyum
————————————————————————–
makan sepiring berdua,
ibarat cinta yang setia,
pusingku sembuh tiba-tiba,
karena kau obati dengan salam sapa…
————————————————————————–
mentari gak sempat keluar,
karena sedang gerimis,
karena watakmu sangat sabar,
membuat cintaku untukmu gak bisa habis…
————————————————————————–
meski hanya buah jambu
tapi ini bisa diramu
meskipun jarang ketemu
cintaku hanya untukmu
————————————————————————–
ke cimanggis membeli kopiah
kopiah indah kan kau dapati
begitu banyak gadis yang singgah
hanya dinda yang memikat hati
————————————————————————–
Nasi uduk masih anget
Beli nye di pinggir jalan
Yang lagi duduk manis banget
Boleh ga kite kenalan
————————————————————————–
Di pinggir kolam makan bubur
Jangan lupa pakai keripik
Dari semalem aye ga bisa tidur
Selalu teringat wajah mu yg cantik
————————————————————————–
Beli kain warna nya merah
Dari kediri pake nya batik
Di godain jangan marah
Salah sendiri punya wajah cantik
————————————————————————–
Kalau mau menanam tebu
Tanamlah di dekat pohon jambu
Kalau kau cinta padaku
Bilang saja I LOVE U
————————————————————————–
Makan roti minumnya susu
Susunya di campur madu
Walaupun tadi kita udah ketemu
Tapi hatiku masih terasa rindu
————————————————————————–
Pagi pagi udah sarapan
Lauknya ikan teri
Met pagi aku ucapkan
Untukmu kekasih hati
————————————————————————–
Kemanapun kaki melangkah
Aku selalu mengurai doa
Kemanapun cinta merambah
Aku selalu mengurai setia
————————————————————————–
Beribu-Beribu Pohon Beringin
Hanya Satu Si Pohon Randu
Saat Malam Terasa Dingin
Hanya Wajah Mu Yang Aku Rindu
————————————————————————–
jika aku seorang pemburu
anak rusa kan kudapati
jika dinda merasa cemburu
tanda cinta masih sejati

darimana datangnya lintah
dari sawah turun ke kali
darimana datangnya cinta
dari mata turun ke hati
————————————————————————–
Pohon nangka dimakan rayap
sayang buahnya penuh berduri
kalau cinta sudah meresap
tahi kambing rasa strawberi
————————————————————————–
Membawa rotan pergi berburu
sambil berdendang lagu yang merdu
terkenang selalu akan wajahmu
karena kamu membuatku rindu
————————————————————————–
lupa sama tuhan, itu dosa
lupa sama temen, sudah biasa
lupa sama kamu, mana bisa..??!
————————————————————————–
hujan gerimis awannya pekat
minum kopi disamping meja
kalau cinta sudah melekat
abang rela lakuin apa aja
————————————————————————–
Sungguh bahaya ular berbisa,
bila tergigit akan koma,
sungguh bahagia kurasa,
bila kita slalu bersama.
————————————————————————–
Jangan pernah ke selokan,
nanti kotor ditertawakan,
jangan pernah ragukan,
janji setia yg ku ikrarkan
————————————————————————–
Single bukanlah takdir
tapi tangga menuju kedewasaan.
bukalah cinta dari semua tabir
biar hidupmu dalam lingkup kebahagiaan
————————————————————————–
Itu bukan salahmu
tapi salah yang membantu.
takdir cintaku adalah kamu
yang akan selalu melekat pada diriku
————————————————————————–
Burung gagak suka dikandangin,
kalo gajah suka dilepasin.
Katanya gak suka dibohongin,
tapi malah suka digombalin
————————————————————————–
Baca Buku Cerita Cinta
Bacanya Sembunyi Di Goa
Kalau Kamu Cinta
Berjanjilah Untuk Setia
————————————————————————–
Layang-Layang Terbang Melayang
Jatuh Ke Laut Melayang-Layang
Siapa Bilang Abang TAk sayank
Siang Malam Terbayang-Bayang
————————————————————————–
Beli bawang diwadah plastik
beli terigu dan juga lada
Memang sayang engkau tak cantik
Tapi bagiku kau sempurna
————————————————————————–
Pohon kelapa pohon kapas
Tumbuh berdampingan tampak menyatu
Biar saja aku dibilang malas
Karena yang bisa aku kerjakan hanya mencintaimu
————————————————————————–
Ada udang di atas batu
ada batu dalam perahu
jangan engkau jauh dariku
aku akan selalu sayang padamu
—————————————————————


PANTUN

Jala di tebar di Sungai Kenari,

Menjala ikan bersama Rozita,

Jalur gemilang nama diberi,

Bendera Negara Malaysia tercinta.

Ikan keli di dalam kolam,

Orang buta tangkap buaya,

Hidup aman siang dan malam,

Negara kita nama Malaysia.

Pergi berkebun bersama-sama,

Dengan Ali naik kereta,

Semua bangsa bersatu bersama,

Untuk membina negara tercinta.

Pergi beraya di negeri Melaka,

Singgah sebentar di rumah bapa,

31 Ogos negara merdeka,

Jasa pahlawan jangan dilupa.

 

Harum kemboja berseri dahlia,

Pohon cemara jauh di desa,

Belia remaja anak Malaysia,

Pewaris Negara penyambung bangsa.

 

Sungguh merdu suara si dara,

Menyanyi bersama di tepi sumur,

14 negeri dalam negara,

Hidup bersama aman dan makmur.

 

Naik basikal di atas titi,

Titi dibina oleh Pak Hasan,

Muda disayangi tua dihormati,

Menjadi panduan setiap insan.

 

Buah durian di makan kera,

Tinggal  sebiji di atas dahan,

Tua muda kibar bendera,

Bendera dikibar lambang kemegahan.

 

Putera ayahanda berkain pelikat,

Duduk bersantai berteduh di pokok,

Hidup sepakat membawa berkat,

Bagaimana ia dapat dipupuk?

 

Terbang sekawan anak jentayu,

Singgah bermalam di balik pohonan,

Rakyat Malaysia teguh bersatu,

Apa resipi menjadi adunan?

 

Makan nasi dengan pegaga,

Pegaga dipetik oleh Si Nyonya,

Keselamatan sekolah perlu dijaga,

Bagaimanakah cara untuk menjaganya?

 

Sawah padi telah dipajak,

Dipajak oleh kerbau Pak Hatan,

Jadilah seorang pengguna yang bijak,

Dengan membeli barangan tempatan.

 

Mari bersama mencari akar,

Mencari akar di tepi paya,

Jalan berlubang tiada berpagar,

Selamatkah kita di jalan raya?

 

Minum kopi di gerai Yahya,

Kopi diminum di pagi raya,

Pandulah berhemah di jalan raya,

Elakkan diri dari bahaya.

 

Jalan-jalan ke pasar raya

Hendak membeli buah rambutan

Berhati-hati di jalan raya

Jangan lupa jaga keselamatan.

 

Bantu ibu menyidai lampin,

Selesai sidai masaklah nasi,

Bila memandu, harus berdisiplin,

Agar selamat, sampai destinasi.

 

Bunga Kebangsaan, Bunga Raya,

Rakyat bersatu penuh semangat,

Berhati-hati, di jalan raya,

Pandu cermat, jiwa selamat.

 

Nasihat daripada orang tempatan,

Berwaspada di atas jalan raya,

Sesal dahulu, itu pendapatan,

Sesal kemudian, tidak berguna.

 

Anak teruna belajar menari,

Belajar menari bersulam indah,

Pelajar lestari negar bestari,

Sudahkah ia dicanang indah?

 

Bunga ros banyak berduri,

Hendak dipetik anak cik puan,

Kokurikulum disertai membina diri,

Kululusan akademik menjadi tumpuan?

 

Indah alam diwaktu pagi,

Mentari muncul embun terpinggir,

Ilmu pendidikan disanjung tinggi,

Kokurikulum juga sering dipinggir?


 Pantun Rakyat  Sihat

Anak merpati singgah di dahan,

Mencari makanan tidak berputus asa,

Hidangan berkhasiat menjadi pilihan,

Agar kita sihat sentiasa.

 

Petang hari ke kedai Mak Siti,

Ke kedai Mak Siti membeli buah Melaka,

Malaysia bebas obesiti,

Rakyatnya semua sihat belaka.

 

Pasar Tani di Kota Pekan,

Singgah mmebeli sayur maman,

Kurangkan gula dalam masakan,

Tambahkan gula pada senyuman.


Pelancongan

Mentari serlah ceria sinaran,
Nyanyi burung riang bersama;
Cuti sekolah ambil kesempatan,
Bercuti rehat bersama keluarga.

Nyanyi burung riang bersama,
Merdu suara burung kenari;
Bercuti rehat bersama keluarga,
Tempat menarik dalam negeri.

Merdu suara burung kenari,
Murai riuh mencari pasangan;
Tempat menarik dalam negeri,
Pulau dan pantai jadi pilihan.

Murai riuh mencari pasangan,
Terbang rendah, terbang tinggi;
Pulau dan pantai jadi pilihan,
Nikmati indah alam semulajadi.

Terbang rendah, terbang tinggi,
Burung punai hinggap di jendela;
Nikmati indah alam semulajadi,
Bukit gunung hijau Malaysia.

Burung punai hinggap di jendela,
Terbang pula ke satu arah;
Bukit gunung hijau Malaysia,
Kota besar syurga beli-belah.

Terbang pula ke satu arah,
Terbang sekawan cari rezeki;
Kota besar syurga beli-belah,
Tiada bezanya luar negeri.

Terbang sekawan cari rezeki,
Burung merpati jelajahi buana;
Tiada bezanya luar negeri,
Malaysia jadi pilihan utama.

 

Pergi tanam pokok palma,

Palma ditanam di rumah Lisa,

Jual beli keuntungan bersama,

Si pengguna juga menjadi mangsa?

Sudah lama langsatnya condong
Barulah kini batangnya rebah
Sudah lama niat dikandung
Baru sekarang diizinkan Allah

Dari Pauh singgah Permatang
Singgah merapat papan kemudi
Dari jauh saya datang
Karena tuan yang baik budi

Kalau gugur buah setandan
Sampai ke tanah baru tergolek
Kami bersyukur kepada Tuhan
Datang kami disambut baik

Berapa tinggi pucuk pisang
Tinggi lagi asap api
Berapa tinggi Gunung Ledang
Tinggi lagi harapan hati

Kabung enau tebang satu
Tebang sekali dengan sigainya
Tinggi gunung tinggi lagi harapanku
Harapan dalam tutur katanya

Besar api Teluk Gadung

Anak buaya mengonggong bangkai
Niat hati nak peluk gunung
Apakan daya tangan tak sampai

Sudah lama langsatnya condong
Dahannya rebah ke ampaian
Sudah lama niat dikandung
Baru sekarang disampaikan

Perahu kolek ke hilir tanjung
Sarat bermuat tali temali
Salam tersusun sirih junjung
Apa hajat sampai kemari?

Malam-malam pasang pelita
Pelita dipasang atas peti
Kalau sudah bagai dikata
Sila terangkan hajat di hati

Tidak pernah rotan merentang
Kayu cendana dijilat api
Tidak pernah tuan bertandang
Tentu ada maksud di hati

Tumbuk lada di atas para
Ada kasut simpan di hati
Tepuk dada tanya selera
Apa maksud di dalam hati

Daun raya di atas bukit
Tempat raja menanam pala
Harap kami bukan sedikit
Sebanyak rambut di atas kepala

Sudah lama kami ke tasik
Tali perahu terap belaka
Sudah lama kami merisik
Baru kini bertatap muka

Raja Hindu raja di Sailan
Singgah berenang di persiraman
Bagai pungguk rindukan bulan
Kumbang merindu bunga di taman

 Cendrawasih burung yang sakti
Singgah hinggap di atas karang
Kasih berputik di dalam hati
Dari dahulu sampai sekarang

 Singgah berenang di persiraman
Mayang terendam di dalam tasik
Kumbang merindu bunga di taman
Bintang merindu cendrawasih

 Hilir air sungai landai
Dalam pulak paras dada
Bukan pulak menunjukkan cerdik pandai
Kerana hendak menyambut adat lembaga

 Cantik memanjat pohon ara
Nampaknya cantik berseri laman
Besar hajat kami tidak terkira
Hendak memetik bunga di taman

 Budak-budak memakai senglit
Pergi ke kedai membeli timba
Kalau tidak jalan berbelit
Tadi-tadi saya dah tiba

 Katang-katang berisi manik
Manik berisi hampas padi
Encik-encik datang silalah naik
Inilah air pembasuh kaki

 Dari pauh ke permatang
Tetak tengar papan kemudi
Dari jauh kami datang
Mendengar tuan yang baik hati

 Tatang puan tatang cerana
Tatang biduk Seri Rama
Datang tuan datanglah nyawa
Jemputlah duduk bersama-sama

 Cerita pinang ceriti
Cerana di atas papan
Sirih kami sirih bererti
Sukat makna baharulah makan

 Saya tidak tahu berebana
Selisih telunjuk bertelekan
Saya tak tahu akan makna
Sirih diunjuk saya makan

 Rumah besar alangnya besar
Rumah Datuk Perdana Menteri
Kalau tidak hajat yang besar
Kami tidak sampai datang kemari

Raja Hindu raja di Sailan
Singgah berenang di persiraman
Bagai pungguk rindukan bulan
Kumbang merindu bunga di taman

Cendrawasih burung yang sakti
Singgah hinggap di atas karang
Kasih berputik di dalam hati
Dari dahulu sampai sekarang

inggah berenang di persiraman
Mayang terendam di dalam tasik
Kumbang merindu bunga di taman
Bintang merindu cendrawasih

Hilir air sungai landai
Dalam pulak paras dada
Bukan pulak menunjukkan cerdik pandai
Kerana hendak menyambut adat lembaga

Cantik memanjat pohon ara
Nampaknya cantik berseri laman
Besar hajat kami tidak terkira
Hendak memetik bunga di taman

Budak-budak memakai senglit
Pergi ke kedai membeli timba
Kalau tidak jalan berbelit
Tadi-tadi saya dah tiba

Katang-katang berisi manik
Manik berisi hampas padi
Encik-encik datang silalah naik
Inilah air pembasuh kaki

Dari pauh ke permatang
Tetak tengar papan kemudi
Dari jauh kami datang
Mendengar tuan yang baik hati

Tatang puan tatang cerana
Tatang biduk Seri Rama
Datang tuan datanglah nyawa
Jemputlah duduk bersama-sama

Cerita pinang ceriti
Cerana di atas papan
Sirih kami sirih bererti
Sukat makna baharulah makan

Saya tidak tahu berebana
Selisih telunjuk bertelekan
Saya tak tahu akan makna
Sirih diunjuk saya makan

Rumah besar alangnya besar
Rumah Datuk Perdana Menteri
Kalau tidak hajat yang besar
Kami tidak sampai datang kemari

Rimba dibakar menanam padi
Makan berulam buahnya petai
Jikalau sudah tulus dan sudi
Berbantalkan bandul bertikarkan lantai

Orang mengambil siput dilubuk
Airnya dalam banyak lintah
Datang membaiki atap yang tembuk
Hendak mengganti lantai yang patah

Tinggi-tinggi si matahari
Anak kerbau mati tertambat
Sekian lama kami mencari
Baru sekarang kami mendapat

 

Dari paya turun ke lembah
Petik pinang dipilih-pilih
Saya sudah mohonkan sembah
Adat meminang bertepak sirih

Teliti buah teliti
Terletak mari di atas papan
Tepak sirih sudah menanti
Minta sudikan datuk makan

Orang meracik burung tekukur
Racik benang kait-mengait
Sudikan datuk sirih sekapur
Pinangnya mabuk tembakaunya pahit

Pohon lemba di tepi bukit
Pokok pepaya di tepi jalan
Baik makan barang sedikit
Supaya jangan kecewa badan

Orang mengaji alif
Orang membilang daripada satu
Orang memanjat daripada pangkal

Dalam air sungainya landai
Habis hanyut sarang tempua
Bukan saya menunjukkan pandai
Saya khabarkan orang tua-tua

Arak-arak kelapa puan

Tidak puan kelapa bali

Harap-harap kepada tuan

Tidak tuan siapa lagi

Dah patah pokok kedondong

Ditimpa pula pokok delima
Titah datuk saya junjung
Hukum yang baik saya terima

Orang menyungkur di Tanjung Jati
Kuala Pilah darat Melaka
Patah tumbuh hilang berganti
Pusaka berpindah kepada kita

Bersusun sirih gagang berkembar

Beratur-atur berbunga tanjung
Melintang duduk gunung Rembau
Sebagai napuh di hujung tanjung

Asam kandis mari dihiris

Manis sekali rasa isinya
Dilihat manis dipandang manis
Manis lagi hati budinya

Dikira sudah dihitung sudah
Tidak selisih semuanya tamam
Untuk menjalankan majlis nikah
Kami serahkan kepada Tok Imam

Nyiur gading puncak mahligai

Masak ketupat berisi inti

Buah delima di dalam cawan

Hancur daging tulang berkecai

Belum dapat belum berhenti

Hendak bersama denganmu puan

 

Kelah seekor digulai lemak

Daun selasih di bawah batang

Tanah berlumpur jalannya semak

Kerana kasih saya datang

 

Dari mana punai melayang

Dari sawah turun ke kali

Dari mana datangnya sayang

Dari mata turun ke hati

 

Harimau putih di satu simpang

Mati dipanah Raja Roka

Putih kuning kekasih abang

Hati mana yang tidak suka

 

Apa guna pasang pelita

Kalau tidak dengan sumbunya

Apa guna bermain cinta

Kalau tidak dengan sungguhnya

 

Kain cindai dilipat-lipat

Lipat mari tepi perigi

Sungguh pandai dinda memikat

Sanggup kanda menyerah diri

 

Bunga tanjung kembang tak jadi

Jatuh berserak di rumpun buluh

Hancur hati kerana budi

Di dalam air badan berpeluh

 

Kalau roboh kota Melaka

Papan di Jawa saya dirikan

Kalau sungguh bagai dikata

Badan dan nyawa saya serahkan

 

Kapal berlayar tiga negeri

Jumpa di laut naga berjuang

Baik-baik fikirkan diri

Mandi berdua basah seorang

 

Kalau balik merendam selasih
Pantang merendam biji labuh
Kalaulah adik merendam kasih
Abangpun karam menahan rindu

 

Kalaulah labu dibawa bermain
Dimanakah sempat lagi dipetik
Kalau rindu pada yang lain
Dimanakan sempat bersua adik

 

Airlah dalam bertambah dalam
Hujan di hulu berlumlah teduh
Hatilah karam bertambah karam
Karam merindu orang yang jauh

 

Asap api orang berladang
Nampak dari kuala Siak
Tiap hari kutunggu abang
Sampai kini tiada nampak

 

Azan bukan sebarang pesan
Azan bilal suaranya merdu
Pesan bukan sebarang pesan
Pesan kutinggal tanda rindu

 

Dari subuh orang berburu
Banyak kijang dibawa balik
Dari jauh abang merindu
Hendak datang langkahku pendek

 

Bila menimbang putik pauh
Banyak getahnya tinggal melekat
Bila kukenang adik nan juah
Letak anggota pegallah urat

 

 

Makan manggis dengan bijinya

Daun miana di atas loyang

Kerana manis hati budinya

Bagaimana hati tidak disayang

 

Awan bergerak datang menerpa

Nampak bintang beribu keti

Biar tidak cantik sifat dan rupa

Asalkan pandai mengambil hati

 

Anak beruk di tepi pantai

Masuk ke bendang memakan padi

Biarlah buruk kain dipakai

Asalkan pandai mengambil hati

 

Selikur hari rejang hantu

Hantu bergulung duduk bersila

Tuan emas sepuluh mutu

Makin kupandang makin gila

 

Gelama ikan di karang

Kail mari anak Serani

Makin lama makin sayang

Bagai air pasang perbani

 

Buah pinang dalam pagar

Mari jual anak Melayu

Air tenang jangan ditawar

Jadi gelombang saya tak tahu

 

Anjing Belanda di dalam kubu

Hendak menghambat rusa sekawan

Mari adinda kita bertemu

Hendak bergurau denganmu tuan

 

Anak kijang di dalam hutan

Mati dimakan serigala

Bila terpandang wajahmu puan

Hancur hati bagai nak gila

 

Ular naga cintamani

Mari ditoreh tujuh culanya

Tuan laksana serbat dani

Tujuh tahun rasa manisnya

 

Kelapa muda jatuh di lumpur

Pohon serentang di pinggir kali

Terlupa tuan semasa tidur

Bila terjaga ingat kembali

 

Dari Rembang ke Banyuwangi

Pakai baju sutera kerawang

Tuan kembang asalnya wangi

Sampai layu tidak kubuang

 

Kalau ada kuda di Aceh

Buah pauh di pohon putat

Kalau sungguh adinda kasih

Rumah yang jauh kurasa dekat

 

Selilit pulau perca
Selembang Tanah Melayu
Sealam tanah Minangkabau
Sebengkah tanah terbalik


Sehelai akar yang putus
Sejenang kuda berlari

 

Limau manis dimakan manis

Manis sekali rasa isinya

Dilihat manis dipandang manis

Manis sekali hati budinya

 

Baik sungguh pergi berburu
Dapat pelanduk seekor dua

Adik jauh hatiku rindu
Penat duduk menanti berita

 

Baik Sungguh mencari kurai
Bulunya cantik untuk hiasan

Adiklah jauh hatiku risau
Rindukan adik terlupa makan

 

Baiklah naik ke gunung ledang
Di sana banyak buluh perindu

Adik nan molek sanjungpun abang
Bila tak nampak hatiku rindu

 

Banyaklan itik turun ke kali
Mandi berenang jalan mendudu
Hendak kupetik bunga berduri
Matilah abang menahan rindu

 

Banyaklah ikan mabuk terapung
Karena terminum air tuba
Letaklah badan duduk termenung
Karena belum bertemu adinda

 

Biji nangka jangan ditelan
Bia ditelan tentu tercekik
Hatiku duka putus harapan
Karena lama merindukan adik

 

Biji pauh ditanam orang
Sudah besar berbuah pula
Hati rusuh bukan kepalang
Habislah sabar menanti dinda

 

Buah kuini masak di batang
Pagi hari banyak yang jatuh
Biar ku mati dalam membujang
Karena menanti adik yang jauh

 

Buah mentimun di tepi tasik
Habis busuk dimakan belalang
Sudah bertahun ku nanti adik
Hatiku remuk bukan kepalang

 

Buluh perindu dibuat suling
Bunyinya merdu mendayu-dayu
Menahan rindu badanku kering
Dinda tak mau mengambil tahu

 

Bukan perahu sebarang perahu
Perahu kolek tidakkan karam
Bukan rindu sebarang rindu
Rindu kan adik siang dan malam

 

Hari minggu orang berjalan

Membawa badik jadi senjata
Hatiku rindu bukan buatan
Kepada adik sebiji mata

 

Hendak berburu orang dah pergi
Biarlah hamba duduk menunggu
Hendak bertemu dinda tak sudi
Biarlah hamba menanggung rindu

 

Dari pulau menjala ikan
Dapat pari dibuat pindang
Hati risau tiada tertahan
Mabuk menanti adik seorang

 

Dapat kolek pergi kejayuh
Air pasang berhenti dulu
Mengingat adik lah pergi jauh
Matilah abang menanggung rindu

 

Batang selasih sudah meranting
Lapuklah batang dahan pun layu
Orang kukasih sudah berpaling
Mabuklah dagang menahan rindu

 

Sayang balam mati tercekik
Makan putik buah mengkudu
Siang malam kunanti adik
Badanku letih menahan rindu

 

Bunga kenanga kembang sekaki
Rupanya molek kelopak mekar
Sungguhlah lama abang menanti
Mengapa adik tak beri kabar

 

Kalau tak ada sagu bertampin
Mengapa rumbia ditebang orang
Karena tak ada rindu ke lain
Mengapa lama abang tak datang

 

Belilah baju serta selendang
Untuk dipakai ke helat jamu
Hatiku rindu kepada abang
Hajat sampai dapat bertemu

 

Alangkah sayu hati di dalam
Mendengar guruh dayu mendayu
Abang merayu siang dan malam
Gemetar tubuh menahan rindu

 

Buluh kasap beruas panjang
Sembilunya tajam bagaikan pisau
Tidur tak lelap makan tak kenyang
Mengenang kakanda jauh di rantau

 

Dari pulau menjala hiu
Pulang pergi orang berlayar
Hati risau menahan rindu
Abang pergia tiada kabar

 

Buah pauh di tepi ladang
Dimakan tupai menjadi busuk
Susah sungguh menanti abang
Badan terkulai hatiku remuk

 

Batang menanti mati ditebang
Ditebang orang untuk perahu
Abang dinanti pagi dan petang
Hatiku bimbang bercampur pilu

 

Buluh perindu buluh ternama
Banyak sudah disebut orang
Hatiku rindu sudahlah lama
Adik juga tak ingat abang

 

Buluh perindu diberi nama
Ditiup angin bergoyang-goyang
Hatiku rindu tiada terperi
Karena adinda lama tak datang

 

Kalaulah batangnya dihimpit kayu
Mengapa kupandang tegak lurus
Kalaulah abang sakit merayu
Mengapa abang tak nampak kurus

 

Tentu batangnya tampak lurus
Karena kayunya sudah dibuang
Tentu abang tak nampak kurus
Kita bertemu sakitku hilang

 

Air pasang singgahlah dulu
Dapat berhenti di pulau karang
Hatiku bimbang bertambah pilu
Ingat kekasih dirantau orang

 

Air dangkal ikannya jinak
Ditangkap orang setiap hari
Hati mengkal dadapun kemak
Mengharap abang datang kemari

 

Kalau tak ada sagu bertampin
Mengapa rumbia ditebang orang
Kalau tak ada rindu ke lain
Mengapa lama abang tak datang

 

Air keruh bertambah keruh
Musim kemarau semakin panjang
Hatiku rusuh bertambah rusuh
Karena risau menunggu abang

 

Angin ribut bertambah ribut
Banyaklah kapal patah kemudi
Ingin diikut belumlah patut
Hendak ditinggal tak sampai hati

 

Bila lancang singgah di teluk
Sesudah timpas pasangpun datang
Apabila abang sudah menjenguk
Rindu ku lepas dadapun lapang

 

Baji kayu pembelah tiang
Ditukul orang beramai-ramai
Hatiku rindu tiada kepalang
Karena abang lama tak sampai

 

Patah pasak dalam kemudi

Patah di ruang bunga kiambang

Kalaulah tidak bertemu lagi

Bulan yang terang sama dipandang

 

Bintang barat terbit petang

Bintang timur terbit pagi

Jika tidak melarat panjang

Ada umur ketemu lagi

 

Asap api embun berderai

Patah galah haluan perahu

Niat hati tak mahu bercerai

Kehendak ALLAH siapa yang tahu

 

Buah pauh, delima batu

Anak sembilang di tapak tangan

Walau jauh di negeri Satu

Hilang di mata, dihati jangan.

 

Di atas dahan burung tempua

Melihat rusa tepi perigi

Salam perpisahan untuk semua

D ilain masa bersua lagi.

 

Bunga seroja di atas para

Jatuh ditimpa buah berangan

Andai ada tersilap bicara

Kemaafan jua saya pohonkan.

 

Jambu merahdi dinding

Jangan marah just kidding

 

Kalau punya gigi ompong

cepat cepat ke dokter gigi

kalau jadi anak sombong

pasti nanti jadi rugi.

 

jalan-jalan ke pinggir empang

nemu sendok di pinggir empang

hati siapa tak bimbang

saya botak minta dikepang

 

Buah kedondong Buah atep

Dulu bencong sekarang tetep

 

Buah semangka buah duren

Nggak nyangka gue keren

 

Buah semangka buah manggis

Nggak nyangka gue manis

 

Buah apel di air payau

Nggak level layauuuuuuu…..

 

Disini bingung, Di sana linglung

mangnya enak, engga nyambung….

 

Jambu merah di dinding

Jangan marah just kidding

 

Jauh di mata, dekat di hati

Jauh di hati, dekat di mata

Jauh-dekat tujuh ratus perak

 

Men sana in corpore sano

Gue maen ke sana, Elo maen ke sono!

 

Di sana gunung, di sini gunung,

Di tengah-tengah bunga melati

Saya bingung kamu pun bingung

Kenapa ada bunga melati

 

Mancing ikan di kolam tetangga

Manjat jambu di pohon tetangga

Sungguh enak punya tetangga

Maen-maen ke rumah tetangga yok !!!

 

buah kedondong, buah tomat

elu bodong memang amat

 

 

Anak-anak main gansing

Gansing terbuat dari kayu

Sekarang aku pangling

Wajah kamu makin ayu

 

Sore-sore jalan-jalan

Mampir ke toko beli buku

Engkau bagai seorang nelayan

Mampu sekali menjaring hatiku

 

Bunga melati jangan dipetik

Kalau dipetik akan layu

Senyum kamu bagaikan listrik

Yang mampu menyetrum hatiku

 

Anisa pergi ke pasar

Ditemani Ibu Rahayu

Hatiku makin berdebar

Memandang wajahmu yang ayu

 

Ada kuda makan rumput

Monyetpun makan pisang

Hatiku telah terpaut

Pada dirimu seorang

 

Penari kuda lumping makan beling

Kalau sudah jadi kesurupan

Engkau memang tiada saing

Wajahmu benar-benar rupawan

 

Pergi ke Solo beli batik

Kain batik bergambar bulan sabit

Wajahmu memang cantik

Bagai bidadari turun dari langit

 

Mawar jangan dipetik

Kalau dipetik tertusuk duri

Hatiku semakin tertarik

Dirimu bagaikan sang peri

 

Pergi ke toko beli busana

Busana wanita warnanya biru

Wajahmu memang mempesona

Membuat rontok hatiku

 

Pekalongan kota batik

Batik indah dilihat mata

Beribu-ribu gadis cantik

Hanya engkau yang aku cinta

 

Pergi ke warung beli petasan

Petasan meledak dipintu gerbang

Aku merasa tak bosan

Bila wajahmu kupandang

 

Pergi ke pasar beli terasi

Terasi enak dari Maluku

Engkau bagaikan polisi

Mampu memborgol hatiku

 

Burung nuri burung gelatik

Bila dipandang tak akan jemu

Monalisa memang cantik

Tetapi lebih cantik dirimu

 

Pagi-pagi ada tamu

Tamu jauh dari Samarinda

Bila kutatap bola matamu

Terasa ada kesejukan disana

 

Pagi-pagi kita mandi

Jangan lupa pakai sabun wangi

Dirimu seperti Srikandi

Mampu memanah hati ini

 

Kembang gula di perigi
Untuk aku minum jamu
Kemana pun kamu pergi
Aku selalu rindu kamu

Di hutan banyak lebah madu

Rasanya manis, disuka pemburu
Kamu saja adalah cintaku
Dan aku amat sayang padamu

Kelap kelip bintang bertaburan
Begitu indah bagai berlian
Sungguh banyak pria menawan
Hanya abang yang ku rindukan

Lama berpisah dengan si Rita
Teringat dia di dalam angan
Indahnya kisah antara Kita
Kini hanya tinggal kenangan

Beli paku sama si Ratu
Beli jamu sama si Anya
Cintaku cukup satu
Untuk kamu selamanya

Kelap kelip bintang menari
indah bagai mata bidadari
kanda kuharap menjaga diri
untuk diriku sampei ku kembali

Menulis Buku di akhir tahun
Bersandarkan sebuah kayu
Cintaku ibarat daun
Yang tak akan pernah layu

Naik Onta lihat Pemandangan
Makan Bubur ditambah Cuka
Biarlah Cinta dan Kenangan
Kan Terkubur bersama Luka

Di sana sini bunga pun kembang
Senanglah kumbang tinggal sendiri
Putuslah sudah kasih dan sayang
Jangan di harap dia kembali

Sungguh malangnya hidupmu bunga
Janganlah layu sebelum kembang
Tentulah diri akan merana
Karena bunga tiada berdaya

Dinda cantik tinggi semampai
Dada bidang rambut mengurai
Putih melepak lembut gemulai
Kekanda melihat rasa terkulai

Walau banyak bunga di taman
Bunga mawar masih dikenang
Walau banyak ku punya teman
Dalam hatiku dinda seorang

Taman hati tak akan hilang
Karena disiram air setia
Kekasih hati tak akan melayang
Karena selalu saling percaya

Kemanapun kaki melangkah
Aku selalu mengurai doa
Kemanapun cinta merambah
Aku selalu mengurai setia

Baju putih dikira kunti
Lagi nunggu di pohon jambu
Seribu jalan kunanti
Bila melangkah bersamamu

Ikan gurita panjang tangannya
Ikan gurame banyak durinya
Kalaulah cinta mana buktinya
Sumpah dan janji tiada artinya

Waktu TK dibantu guru
Waktu SD belajar baca
Waktu saya ketemu kamu
Langsung malu dan terpesona

Buat apa naik unta
Kalau enggak sampai ke Mekkah
Buat apa main cinta
Kalau enggak sampai menikah

Di sana gunung di sini gunung
Di tengah tengahnya bunga melati
Aku ini sedang merenung
Menunggu sang pujaan hati

Beli buku sama ani
Lebih murah beli margarin
Bagiku malam ini
Tak seindah malam kemarin

Di pinggir kolam makan bubur.
Jangan lupa pakai keripik
Dari semalem aye ga bisa tidur
Selalu teringat wajahmu yang cantik

Kelap kelip di tengah malam
Ku lihat bintang sangat menawan
biar cinta banyak rintangan
ku jaga cinta dengan kesetiaan,,,

Kelap kelip bintang seribu
Indah menawan di tengah malam
Sungguh aku sedang merindu
Rindu di hati yang terdalam,,,

Ada udang di balik batu
Ada ular di balik bambu
Hartaku hanyalah satu,

yaitu senyumanmu, eeeeaaaa


KUMPULAN PANTUN HUMOR

Ada padi, Ada jagung
Ada singkong, Ada pepaya
Panen ni yeeeeeeeeeeeee!

Disini bingung, Disana linglung
mangnya enak, engga nyambung….

Buah semangka berdaun sirih
Buah ajaib kali yah?????????

Jalan kaki ke pasar baru
Jauh boooooooooooo….

Disana gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati
Saya bingung kamu pun bingung
Kenapa ada bunga melati ???!?

banyak-banyak menabung
kagak nyambung

buah manggis buah pepaya
cewek manis siapa yg punya

Makan Jengkol Perut Melilit
Doyan Miscall pulsa dikit..!!

dulu delman sekarang dokar
dulu teman sekarang pacar

jualan es depan sekolah
sms, laah……….!!!

makan kue, minum sekoteng
gue emang ganteng

buah kedong-dong buah tomat
Elu bodong amat

buah duren di pohon beringin
rese’ banget tuch duren….

ayam kurus bulunya banyak
rugi banget yang beli………

kakak monyonk adik memble
keturunan jelek kali ye…

Pergi ke pasar, nyari obat gatal
Dasar, Gak modal!!

buah mangga buah manggis
ternyata ada cewek maniez

PANTUN HUMOR TERBARU

 

  1. Anak ayam nelan kedondong
    kenalan dong …
  2. Kepangkalan naik ojek ,
    Kenalan dong jack….
  3. Ada benalu di atas stupa
    Emang loe siapa …
  4. Beli batik ke Surabaya
    Adik cantik siapa yang punya
  5. Makan acar dikulum-kulum
    Udah punya pacar belum
  6. Makan acar di Rawalo
    Boleh dong jadi pacar loe …
  7. Ngangkut pasir pake andong
    Naksir gue, antri dong….
  8. Ikan teri naik andong
    Antri Dong ….
  9. Ikan hiu surfing di google
    I love U girl
  10. Ikan hiu main layang-layang
    I love u sayang
  11. Ikan hiu pergi ke Sidney
    I love u honey
  12. Ikan hiu kesandung batu
    I love U too
  13. Abang kumis digigit hiu
    I miss U
  14. Abang kumis kesandung batu
    I Miss U too….
  15. Ikan Hiu makan kurma
    I love U mama
  16. Ikan Hiu di atas stupa
    I love U papa
  17. Ada kepiting makan krupuk
    Kita chating yuk
  18. Ada semut ketimpa tangga
    kamu imut juga
  19. Kue Lapis dimakan semut
    Emang gue manis and imut
  20. Ian Kasela Makan kedondong
    Jangan Suka nyela dong
  21. Kuping dijewer Pake jari
    Swuer Gue masih sendiri
  22. Kuping dijewer mata jadi belo
    Swuer Gue masih jomblo
  23. Pake Pakaian Nggak Pake Handuk
    Kita Jadian yuk ….
  24. Buah labu Buah kedondong
    Mau Dong ….
  25. Ada Pertapa kena sikut
    Siapa takuut…
  26. Ada Semut Di atas Stupa
    Loe Imut Juga
  27. Ada Semut Pake Helm
    Gue imut Dan juga kalem ….
  28. Ikan hiu minum sekuteng
    Kamu emang ganteng
  29. Ada kuman Maling Loyang
    Cuman Kamu Yang paling aku sayang
  30. Kuman Mati Kecebur tinta
    Cuman Kamu yang kucinta
  31. Kuman mati kena Temiti
    Cuman Kamu yang aku nanti
  32. Main gundu main layang-layang
    Aku rindu sama kamu sayang
  33. Makan Sambal Mata Jadi belo
    Emang Gombal Loe
  34. Sibuta Jadi Tukang Parkir
    Kalo sudah cinta kenapa mikir
  35. Tukul Arwana makan krupuk
    Kita kemana yuk…
  36. Gita Gutawa Jalan ke priuk
    Kita Jalan yuk ….
  37. Doraemon Makan Krupuk
    Kita Kemon yuk….
  38. Bareng Katon Makan Krupuk
    Kita nonton yuk …
  39. Anak Kembar makan duren
    Apa kabar Friend
  40. Sikat gigi pake odol
    Selamat Pagi Dodol….
  41. Sikat gigi Diatas loyang
    Selamat pagi sayang…
  42. Pak camat abis sikat gigi minum sekuteng
    Selamat Pagi Juga Ganteng ….
  43. Pak camat nabrak tiang listrik
    Selamat siang Cantik …
  44. Pak camat nabarak tiang Peyangga
    Selamat siang juga
  45. Pak camat Makan kare
    Selamat sore …
  46. Pak camat beli meja pualam dan baju batik
    Selamat malam cantik…
  47. Pak camat makan bubur kacang
    Selamat Tidur sayang….
  48. kue lapis di makan semut
    gue manis n juga imut
  49. Mulan jamilah makan kedondong
    ya iyalah masak ya iya dong …
  50. Ada petir nyambar Andong
    Traktir Gue dong
  51. Bang jampang main catur
    Gampang bisa diatur
  52. Pohon Pinang Di sambar petir
    Tenang…nggak usah kuatir ….
  53. Ada Buaya kena palu
    Kebanyakan gaya loe
  54. Ikan Cucut makan kedondong
    Jangan Cemberut Dong
  55. Lampu Merah Diterjang Andong
    Jangan Marah dong ….
  56. Pake Helm Naik Ojek
    Kalem Jack ….
  57. Kue klepon Di atas loyang
    Telpon Gue dong Yank…
  58. Kue klepon di makan anjing
    Telpon gue dong cing….
  59. Kue klepon dimakan buaya
    Gue tunggu telponnya yach….
  60. Marimin nari salsa di atas andong
    Kirimin Pulsa Dong ….
  61. Pake sandal Kaki Kesleo
    Dasar nggak modal Loe
  62. Ada Duit Beli Permen
    Just Do It Men
  63. Ke Pantai Naik Ojeng
    Santai aja jack…
  64. Gatot Kaca di hajar supermen
    Ngaca dong men..
  65. Beli ketumbar bareng ojek
    Yang sabar ya jack …
  66. Kalender di pangkalan ojek
    Jangan Minder Jack
  67. Mata merah perut Kenyang
    Jangan marah dan cemberut dong sayang …
  68. Kucing Garong Lagu yang riang
    Jangan Bengong dong sayang …
  69. Buah timun buah kedondong
    Jangan melamun dong
  70. Pak dukuh beli Andong
    Jangan selingkuh dong
  71. Gorila makan kedondong
    Jangan Gila… dong…
  72. Kepersia naik andong
    Rahasia..dong…
  73. Dewi Persik Pake rok mini
    Lebih asyik kalo kamu di sini
  74. Dewi Persik makan Timlo
    Nggak Asyik loe
  75. Dewi Persik Naik ojek
    Nggak asyik loe Jack
  76. Dewi Persik naik andong
    Jangan berisik dong
  77. Pak Camat makan bihun kuah
    Selamat ulang tahun yach…
  78. Bang jampang naik ojek
    Gampang jack …
  79. Bang mamat kecemplung sumur
    Selamat panjang umur …
  80. Pak Camat makan mangga
    Selamat Berbahagia
  81. Bang mamat makan mie kuah campur kacang
    Met ultah ya sayang …..
  82. Lagi sembelit makan kedondong
    Jadi Orang Jangan pelit dong
  83. Makan sambel Campur kedondong
    Jangan Bikin Sebel dong
  84. Ada Gerbong ngangkut Kedondong
    Jadi orang Jangan Sombong dong
  85. Changcuter makan krupuk
    Muter-muter yuk ….
  86. Nganter cucian Ke Honolulu
    Kasian Deh loe ….
  87. Anak gadis Nyolong Permen
    Jangan sadis dong men
  88. Zarah Azhari naik Andong
    Jangan nyerah gitu dong
  89. Calo pake Helm cakil
    Loe Emang Gokil
  90. Bunga Kamboja Di Samping kubur
    Jangan lupa berdo’a ya sebelum tidur
  91. Melati Untuk marvel
    Jadi orang jangan Bawel
  92. Indah kalalo Pake Sabuk Pengamnan
    Walo sibuk jangan lupa makan
  93. Bawa Parafin pake Andong
    Maafin gue dong
  94. Masak lodeh pake Kompor Parafin
    Iya…deh Gue maafin ….
  95. Ananda Mikola ikut balap Andong,
    Jangan Suka Kalap dong
  96. Sutan Jorgi Buka bengkel andong ,
    jangan suka bikin jengkel dong
  97. Sikembar makan permen ,
    Sabar dong man
  98. Ada Kepiting Naik Ojek,
    Positive Thingking dong Jack
  99. Spong Bob makan krupuk
    Bobo yuk….
  100. Ke Bali bareng Si Boss,
    Beliiii….Bosss……

 

 

Pergi ke kedai tergesa-gesa
Hendak membeli gula Melaka
Malaysia maju rakyat sentosa
Negara aman bebas merdeka

 

Sesak sungguh di kaki lima
Penat berjalan sakitlah peha
Malaysia Boleh slogan bersama
Asalkan ada daya usaha

 

Terketar-ketar si penjual roti
Hendak seberang sebatang titi
Berbudi bahasa hormat menghormati
Jadilah warga elok pekerti

 

Dapur kotor mahu disental
Habis tertumpah kuah laksa
Jatidiri hendaklah kental
Semangat waja membangunkan bangsa

 

BURUNG PUYUH TERBANG KE HULU,

HINGGAP MERPATI DI DAHAN SAGA,

SEMASA BELAJAR JANGANLAH JEMU,

APABILA TUA TIDAK KECEWA.

 

PADI SERENDAH DIMAKAN ANGSA,

ORANG MENJAJA UBI KELADI,

JIKA MUDAH BERPUTUS ASA,

SEGALA KERJA TIDAK MENJADI.

 

IKAN KELI DAN IKAN HARUAN,

DITANGKAP ORANG DENGAN JALA,

WAJAH CANTIK BUKAN UKURAN,

BUDI BAHASA PALING UTAMA.

 

PETIK BUAH TERUNG,

SIMPAN DALAM PETI,

JANGAN CAKAP BOHONG,

NANTI ORANG BENCI.

 

MAIN PUSING-PUSING,

MUKA JADI MERAH,

JANGAN BUAT BISING,

NANTI CIKGU MARAH.

 

EMAK PERGI KE PASAR,

MEMBELI BUAH KELAPA,

APABILA SAYA BESAR,

MEMBANTU IBUBAPA


PANTUN SATU MALAYSIA

Jika adik pergi ke pasar,

Bawa bersama bakul sayur,

Konsep utama satu Malaysia,

Mengutamakan rakyat merentasi segalanya.

 

Setelah penat jalan di taman,

Menghirup udara terasa nyaman,

Tujuan utama satu Malaysia,

Perkongsian nikmat secara bersama.

 

Persekitaran yang indahnya suasana,

Menjadi pilihan semua hidupan,

Tidak mengenepikan pembangunan bumiputera,

Rakyat dan negara mencapai kejayaan.

 

Matahari terbit terjadinya siang,

Buat kerja jangan khilaf,

Kejayaan Malaysia namanya terbilang,

Mencapai kejayaan yang diiktiraf.

 

Rajin sungguh anak dara,

Tangan berkerja sungguh tangkas,

Rahsia menjadi pemajmukkan negara,

Rukun Negara menjadi teras.

 

Bunga mawar untuk si gadis,

Menjadi pengikat bujang dara,

Rukun Negara menjadi teras,

Begitu juga Perlembagaan Negara.

 

Bendera naik berdiri tegak,

Memberi hormat pada bendera,

Rakyat Malaysia mempunyai hak,

Tanggungjawab kepada kemajuan negara.

 

Banyak sungguh kambing-kambing,

Berkumpul bersama di pohon rending,

Terdapat lapan nilai utama,

Yang utama hidupkan budaya.

 

Pasar malam gerai dibuka,

Menjadi tumpuan gerai laksa,

Nilai yang perlu satu Malaysia,

Ketabahan, rendah hati adalah nilainya.

 

Rajin sungguh menanam bunga,

Bunga ditanam bunga kekwa,

Nilai yang pasti satu Malaysia,

Kesetiaan kepada raja dan negara.

 

 

 

Berjalan bertatih tepian dulang,

Semasa meniti berhati-hati,

Pegangan utama rakyat cemerlang,

Pentingkan pendidikan dan intergriti.

 

Indah sungguh suasana malam,

Senyap sunyi aman terasa,

Transformasi pengurusan Hal Ehwal Islam,

Meneraju gagasan satu Malaysia.

 

Anak kecil berteriak suka,

Riang bermain jongkang kongket,

Pegerakan utama satu Malaysia,

Menstruktur semula perpaduan rakyat.

 

Orang takut hari kiamat,

Jika takut taubat segera,

Meningkatkan nilai kesejahteraan rakyat,

Pegangan konsep satu Malaysia.

 

Puteri Jawa telah tiba,

Menghadap sembah raja berdaulat,

Semua kita harus bersedia,

Menghadapi segala anasir jahat.

 

Air kelapa sudah habis,

Menjadi hidangan kepada khalifah,

Anasir jahat harus dibanteras,

Agar negara tidak pecah belah.

 

Air pasang mudik ke hulu,

Balik nanti airnya surut,

Untuk membentuk negara maju,

Mengambil kira keperluan rakyat.

 

Hari telah bertukar ganti,

Tidak terasa berlalu masa,

Perlu ditiup semangat generasi,

Untuk berkhidmat kepada Malaysia.

 

Gembala kambing pergi ke padang,

Ingin menjenguk rumput-rumput,

Mencapai impian yang cemerlang,

Faedahnya kepada seluruh rakyat.

 

Harimau dikandang sedang mengaum,

Monyet disangkar leka makan,

Utamakan rakyat tidak mengira kaum,

Semua tidak tercicir dari pembangunan.

 

Elok-elok bergurau senda,

Jagalah santun dan perbuatan,

Semasa kerja jangan leka,

Bertanggungjawab dan berintegriti jadi pegangan.

 

Pulau Langkawi sungguh damai,

Asal Mahsuri berdarah putih,

Kita janganlah terlalu lalai,

Jadikan pekerajaan sebagai akidah.

 

Pasangan ombak ialah pantai,

Pantai tempat singgah perahu,

Semua impian akan tercapai,

Jika kita bersatu padu.

 

Gagak terbang pulang ke benua,

Singgah sebentar kawasan Kalimantan,

Strategi utama penyatuan Malaysia,

Rakyat didahulukan pencapaian diutamakan.

 

Niat hati kahwin putera,

Putera kahwin puteri sahaja,

Ikut arus kemajuan dunia,

Harus ada satu bangsa.

 

Sunyi sepi suasana hutan,

Burung kedengaran bersiul-siul,

Negara maju, selamat dan aman,

Dapat bersaing negara luar.

 

Anak Cina main tanglung,

Anak Melayu turut menumpang,

Cita rasa rakyat Malaysia,

Sejajar Perlembagaan Persekutuan dan Rukun Negara.

 

Meliuk lentok bunga lalang,

Ditiup angin sepoi-sepoi bahasa,

Malaysia menuju segenap bidang,

Disegani oleh seluruh dunia.

 

Jalan-jalan ke Kuala Lumpur,

ambil gambar Tugu Negara,

Kita berdiri kita berfikir,

Bertindak sebagai bangsa Malaysia.

 

Pergi berdua naik sampan,

Sampan di kayuh menuju muara,

Layani dan penuhi segala keperluan,

Tanpa mengira kaum dan agama.

 

Daun keladi di timpa hujan,

Air jatuh ke tanah senang,

Pemimpin melayani kehendak dan keperluan,

Setiap etnik masing-masing.

 

Burung merak menari-nari,

Sebagai tanda menyambut datang,

Wakil rakyat bertindak melepasi,

Sempadan kaum masing-masing.

 

Pipit di dahan meloncat-loncat,

Melihat perahu telah karam,

Satu Malaysia harmonikan rakyat,

Tanpa mengubah identity kaum.

 

Masak lepat dibungkus kukus,

Jadi hidangan tetamu kita,

Pemimpin kerajaan menjalankan tugas,

Demi kepentingan rakyat jelata.

 

Waktu senja masuk hutan,

Ingin mencari banyak buluh,

Sikap penerimaan antara kaum,

Membawa perpaduan yang utuh.

 

Masak Lombok mesti bersatu,

Agar nampak lebih berseri,

Satu Malaysia amat perlu,

Pemimpin dan rakyat berintergriti tinggi.

 

Kalau batu campur beras,

Asingkan ea dengan tangan,

Komitmen kita terhadap tugas,

Menjadi senjata ampuh kejayaan.

 

Bangun pagi terasa malas,

Rezeki masuk jua lambat,

Pemimpin penuh dedikasi dan ikhlas,

Dapat sokongan dan dihormati rakyat.

 

Ikan kembung digaul kunyit,

Kunyit sebagai penambah rasa,

Negara bangsa lahirkan rakyat,

Punya sikap kesamaan dan kekitaan.

 

Tsunami datang bawa bencana,

Itulah dugaan bukan sial,

Tiga prinsip satu Malaysia,

Penerimaa, kenegaraan dan keadilan sosial.

 

Rumah kuat kerana sendi,

Tetapi jangan dibina tepi laut,

Sistem petunjuk utama prestasi,

Pengukur pencapaian perkhidmatan rakyat.

 

Mari kita tanam halia,

Ambil sedikit buat juadah,

Rahsia untuk kita berjaya,

Kikis sikap mudah mengalah.

 

Pak Imam perlu disegani,

Menjadi tanduk kebanggaan kita,

Sifat berhemah dan berbudi,

Menjadi amalan hidup kita.

 

Apalah tanda batang kulim,

Batang kulim rending pokoknya,

Perkara terbaik setiap kaum,

Mendapat penerimaan masyarakat Malaysia.

 

Berhati-hati merendam kain,

Supaya kain kekal elok,

Kesetiaan akan membina kepercayaan,

Menjalin ikatan dua pihak.

 

 

 

Kalau habuk ada serbuk,

Kalau campak ada tompoknya,

Meritokrasi pastikan mereka layak,

Menjadi pemacu pembangunan negara.

 

Adik ke sungai leka berenang,

Masuk  waktu berhenti main,

Pendidikan dan pengetahuan prasyarat penting,

Mana-mana negara mencapai kejayaan.

 

Jika adik ke pasar,

Bawa bersama bakul sayur,

Wahai semua rakyat Malaysia,

Berkorbanlah untuk Malaysia kita.

 

Buku-buku tersusun berbaris,

Tersusun cantik satu para,

Negeri Malaysia ada empat belas,

Bersatu di bawah satu Malaysia.

 

Buah saga warnanya merah,

Musimnya tiba bulan November,

Janganlah kita cepat terpengaruh,

Dengan hasutan orang luar.


Demikianlah artiekel dari dosenmipa.com mengenai Pantun Pendek : Lucu, Buat Temen, Pendidikan, Nasihat, Anak, 2 Baris, Cinta, Teka teki, Agama, Tua, Sekolah, Sahabat, Nembak Cewe, Gombalan Maut, Jomlo Bahagia, semoga artiekl ini bermafnaat bagi anda semuanya.