Resensi Novel Si Anak Pemberani
Judul : Si Anak Pemberani
Pengarang : Tere Liye
Terbitan : Jakarta
Lihat Juga; Sinopsis Novel Pukat
Novel Si Anak Pemberani mengisahkan sosok Eliana yang terlahir dari keluarga kurang mampu tak membuat tekadnya surut bahkan malah membara, setidaknya itu sifat yang terdapat dalam diri Eli atau lebih akrab disapa Eliana.
Sosok gadis yang masih duduk di bangku sekolah SD kelas 6 itu merupakan anak sulung dari pasangan Wak Syahdan dan Mak Nung. Karena itu ia harus menjadi contoh yang baik bagi adik-adiknya yakni Pukat, Burlian, dan Amelia.
Lihat Juga; Sinopsis Novel “Negeri Para Bedebah”
Menjadi seorang kakak menurutnya memang tak mudah dan harus memberikan contoh yang baik yang sulit ia lakukan. Pernah di suatu hari Eli pergi menonton sebuah layar tancap di desanya, ia
pergi bersama Mak Nung dan keempat adiknya. Pada waktu itu kaki Amelia berdarah karena terkilir, hal tersebut tak lepas dari kurangnya pengamatan Eli kepada adiknya. Seusai acara selesai, Eli yang tidak ingin dimarahi emak pergi ke rumah bibinya yang bernama Wak Yati.
Selama 3 hari berturut-turut Eli tidak pernah menginjakkan kakinya di rumahnya sendiri. Ia hanya keluar dari rumah Wak Yati dan menuju musholla daerah untuk mengaji kepada Nek Kiba.
Perasaannya saat itu sangat membenci emaknya, karena biasanya ia selalu diperhatikan olehnya. Namun setelah kejadian layar tancap itu ia tak dicari bahkan sekalipun ditanyakan keberadaanya, informasi itu ia peroleh dari ucapan Amelia.
Lihat Juga; Sinopsis Novel ‘SagaraS’
Bahkan setelah 3 hari tak pulang, yang menjemputnya adalah bapak bukan emaknya, Eli semakin membenci ibunya.
Sesampai dirumah ia terkaget dengan kamarnya dan juga peralatannya yang mana semua sudah tertata rapi. Eli bertanya pada Amelia siapa yang melakukan semua itu,
Amelia menjawab bahwa selama ini emak selalu mengharap kepulangan Eli dari rumah Wak Yati dan juga emak yang membersihkan selimut maupun barang-barang Eli selama ia pergi. Eli merasa bersalah dan menangis meminta maaf pada emak.
Ternyata selama ini emaknya sangat perhatian kepada anak-anaknya dengan tidak membedakan kasih sayangnya. Ia semakin sayang pada emak dan juga meminta maaf pada Amelia atas waktu itu.
Lihat Juga; Sinopsis Novel Bibi Gill
Keluarga Eli merupakan sosok pekerja keras, emak yang setiap hari menjadi ibu rumah tangga yang tidak pernah mengeluh dan juga bapak yang mengurus masyarakat disana dan bekerja apa
adanya yang penting halal untuk keluarganya. Eli sendiri dan juga ketiga adiknya tak lepas dari perhatian orang tua mereka, Wak Syahdan selalu berusaha membuat anak-anaknya mengerti tentang keadaan sekitar dan juga pentingnya belajar.
Ia ingin anak-anaknya sukses dan tidak menjadi pekerja kasar sepertinya. Karena itu Wak Syahdan selalu menasihati anaknya untuk tetap sekolah walaupun seadanya. Eli sendiri sudah kelas 6 sedangkan adik-adiknya yang lain masih duduk di bangku kelas pertama.
Emak juga sering menasihati Eli dan adiknya agar berbuat kebaikan demi apapun itu. Mereka sangat menyimak pesan emaknya dan selalu mempraktikkannya.
Lihat Juga; Sinopsis Novel Lumpu
Karena nasihat emak tersebut, Eli menjadi sosok yang berbeda dari yang dulu. Ia tampil dengan berani walaupun seorang perempuan sekalipun.
Sejak kelas pertama hingga duduk di bangku kelima SD ia selalu mendapatkan ranking 1 di kelasnya. Hal tersebut ia buktikan kepada emak dan bapak agar mereka bahagia dan mengurangi rasa letihnya.
Semakin tahun nasihat yang diberikan emak akan keberanian dalam kebenaran kepada Eli kian menguat. Keberanian Eli pernah teruji saat di desanya terdapat rapat tentang proyek penggalian pasir.
Pak Johan seorang bos besar dan pengusaha sangat memandang remeh keluarga Eli dengan menghina bapak dengan sebutan miskin. Pak Johan menghina bahwa bapak sering membelikan baju bekas untuk anak-anaknya,
Lihat Juga; Sinopsis Novel Si Putih
keberanian Eli yang melihat bapak dihina mulai meletup. Ia pertama kali menangis waktu itu dan langsung membantah perkataan pak johan.
Eli berkata bahwa setidaknya keluarga bekerja dengan cara yang halal dan baik bukan seperti pengusaha yang sering memakan uang hasil korupsi. Ucapannya membuat Pak Johan terdiam dan ia warga
masyarakat yang dipimpin bapak dengan tegas menolak penggalian pasir di desa mereka karena akan berakibat merusak alam yang masih asri tersebut. Namun begitu Pak Johan tetap akan melakukan proyek itu karena surat izin dari atas telah diturunkan padanya.
Akibat penggalian pasir tersebut, masyarakat di desa Eli semakin kesulitan mendapatkan air bersih dan juga gagal panen serta beberapa faktor lain. Akhirnya Eli bersama sahabat lelakinya berjumlah 3 orang membentuk sebuah genk yang bertujuan mengacaukan proses penggalian pasir.
Lihat Juga; Sinopsis Novel Nebula
Eli atau Si Anak Pemberani selalu mendatangi proyek tersebut untuk mengempesi ban truk-truk besar yang digunakan mengangkut pasir.
Eli hampir tertangkap oleh anak buah Pak Johan namun ia diselamatkan oleh Marhotap salah seorang teman yang dulu usil kepadanya di lubuk Larangan. Mereka akhirnya berdamai dan mencari cara agar bisa mengacaukan proses penggalian.
Eli bertanya kepada Marhotap apa yang membuatnya melawan, Marhotap menjawab sejak kemunculan penggali pasir tersebut ia dan keluarganya susah untuk mencari bebatuan indah untuk souvenir.
Akhirnya untuk menyelamatkan para masyarakat dari proyek tersebut, Marhotap menemui Eli di malam hari dan mengatakan bahwa ia akan membakar truk-truk disana dengan bensin dan para pekerja itu tidak berani lagi ke sini. Marhotap juga berjanji akan memberikan Eli kalung selepas rencananya selesai.
Lihat Juga; Sinopsis Novel Selena
Namun naas bagi Marhotap, selepas ia berhasil membakar beberapa truk pengangkut, ia gagal menyelamatkan diri dan tewas. Semenjak itu jasadnya tidak ditemukan.
Eli yang mendengar kabar itu meminta bapak untuk melakukan proses evakuasi, sayangnya jasad Marhotap tetap tidak ditemukan. Bahkan polisi hanya berpendapat bahwa kematian Marhotap hanyalah imajinasi Eli semata.
Esoknya Eli dan genknya mendengar dari bawahan Pak Johan bahwa baju dan manik-manik milik Marhotap mereka sembunyikan di laci. Eli dan genknya lantas menuju tempat yang dimaksud, namun ternyata itu hanyalah jebakan Pak Johan semata. Anak-anak itu dijadkan sandera atas perizinan proyek penggalian pasir.
Namun pengusaha tetap pengusaha, dengan akal liciknya Pak Johan menyekap anak-anak itu pergi tanpa sepengetahuan bapak. Mereka disekap dalam truk pada malam hari di tempat proyek. Namun hujan membantu mereka dengan mendatangkan banjir yang berakibat hanyutnya truk tersebut.
Lihat Juga; Sinopsis Novel KOMET MINOR
Paginya Eli dan temannya ditemukan selamat, sebuah kabar juga diberitahukan bahwa jasad Marhotap ternyata dikubur di hutan larangan dan hanya menyisakan baju berdarah yang disimpan oleh bawahan Pak Johan.
Eli menemukan kalung yang dijanjikan oleh Marhotap kemarin dan menjadikannya sebagai kenang-kenangan. Setelah hal tersebut, Pak Johan tidak berani lagi melanjutkan proses penggalian pasir.
Eli juga tumbuh menjadi gadis yang pemberani seperti kata emak dan juga cinta alam seperti kata bapak. Eli juga ingin bercita-cita menjadi pengkritis alam dari pengusaha tak bertanggung jawab.
Novel Si Anak Pemberani ini disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami, selain itu penceritaan naskah dengan julukan emak dan bapak seakan mengingatkan kita dengan masa kecil kita yang indah.
Masa kecil bukan hanya untuk bermain tetapi juga proses belajar menjadi dewasa. Seperti kata emak dan bapak tadi yakni selalu berbuat kebenaran apapun itu dan peduli alam, Eli selalu melakukan semua itu dan menjadi anak kebanggaan emak dan bapak untuk masa depan.
Lihat Juga; Sinopsis Novel Komet