Pengertian Syukron
Daftar Isi Artikel
Tahukah kau arti syukron (شُكْرًا)? Tentu saja, biar sanggup menjawab atau membalas ucapan syukron, maka kita harus tahu artinya. Dalam kehidupan sehari-hari, syukron telah menjadi belahan dalam percakapan di kalangan umat muslim. Kata ini seolah telah menjadi kosakata bahasa Indonesia lantaran penggunaannya yang cukup intens. Padahal, syukron ialah kata yang berasal dari bahasa Arab.
Syukron (شُكْرًا) ialah kosakata bahasa Arab yang secara harfiah berarti “terima kasih”. Syukron dipakai sebagai ucapan terima kasih kepada seseorang. Kata syukron sering juga disanding dengan kata katsiiraa, sehingga menjadi “syukron katsiira” berarti “terima kasih banyak”.
Jawaban Syukron
Lantas, bagaimana cara menjawab atau membalas saat seseorang mengucapkan syukron (شكرًا) kepada kita? Jadi, ucapan syukron sanggup dibalas dengan ‘Afwan (عَفْوًا). Sebenarnya, ‘Afwan mempunyai arti “maaf”, tetapi kata ini sering dipakai sebagai jawaban syukron. Sehingga, ada juga yang mengartikannya sebagai “sama-sama”.
Menurut klarifikasi beberapa referensi, kata ‘Afwan dipakai untuk memberikan kerendahan hati seseorang yang menerima ucapan terima kasih dari orang lain. Penggunaan kata ‘Afwan pertanda bahwa dukungan yang ia berikan tidaklah seberapa, hanya sekedarnya saja.
Contoh Penggunaan Syukron
Kata syukron sering diselipkan pada percakapan di kalangan umat muslim. Beberapa pola penggunaan dari syukron, antara lain sebagai berikut:
A: Kak Budi kan mahir ngelukis nih apalagi ngelukis pemandangan, boleh minta bantuannya untuk mengajarkan saya?
B: Okay siap, insyaallah saya bantu
A: Syukron kak, jazakallah
X: Syukron dek atas bantuanmu selama ini ke kakak
Y: ‘Afwan kak
A: Nak, namamu sudah bapak daftarkan sebagai calon akseptor beasiswa
B: Syukron pak atas bantuannya
Anjuran Mengucapkan Syukron
Dalam Islam, kita sangat dianjurkan untuk senantiasa memberikan rasa terima kasih atau syukron kepada seseorang yang telah berbuat baik kepada kita. Hal ini menjadi salah satu sarana untuk membina kekerabatan baik di antara sesama manusia. Bahkan, rasa terima kasih itu merupakan indikator apakah kita bersyukur kepada Allah atau tidak, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits berikut ini:
Tidak dikatakan bersyukur pada Allah, siapa yang tidak tahu berterima kasih kepada sesama manusia. (HR. Tirmidzi dan Abu Daud)
Barang siapa tidak berterima kasih kepada manusia, ia tidak berterima kasih kepada Allah (HR. Ahmad)
Hadits di atas sanggup bermakna bahwa:
- Barangsiapa yang tidak tahu berterima kasih kepada insan yang telah berbuat baik padanya, maka ia juga niscaya sulit bersyukur pada Allah.
- Allah SWT tidak akan mendapatkan syukur hamba hingga ia berbuat ihsan (baik) dengan berterima kasih pada orang yang telah berbuat baik padanya.
- Perintah untuk pintar bersyukur.
- Segala nikmat berasal dari Allah SWT dan insan yang berbuat baik ialah sebagai mediator dalam sampainya kebaikan.
Selain syukron, bekerjsama ada bentuk ucapan terima kasih lain yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk diucapkan. Ucapan itu adalah “jazaakallah khairan”, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini: