Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, Wasyukurillah `ala ni`matillah.Wassalatu wassalamu `ala Rasulillah. Sayidina Muhammadin, waala alihi wasohbihi wamawalah.
Dewan juri yang saya hormati, serta sahabat semua yang saya cinta dan banggakan!!
Marilah sejenak kita tundukan kepala, rendahkan hati untuk memuji Sang Khaliq Zatt Rabbul Izzati, dengan cinta dan kebersihan hati, marilah kita lantunkan shalawat kepada Nabi yang semoga kita semua diberkahi, amin ya Allah ya Rabbal Alamin.
Pada kesempatan kali ini ijinkanlah saya membawakan pidato tema kejujuran dengan judul “ Jujur itu Hebat”
Teman-Teman Yang Saya Banggakan!!!
Kejujuran adalah tanda bukti keimanan. Orang mukmin pasti jujur. Jika tidak jujur berarti keimanannya sedang di serang penyakit munafikin. Sebagimana kita ketahui, munafikin itu orang bermuka dua, diluar berkata iya, didalam berkata tidak.
Suatu hari salah satu sahabat nabi bertanya padanya; “Apakah mungkin orang itu pelit?”. Dan Rasul menjawab; “ Mungkin saja”. Sahabat nabi bertanya lagi : “ Apakah mungkin orang mukmin pengecut?” Nabi menjawab lagi; “ Mungkin saja”. Tapi ketika sahabat nabi bertanya ;” Apakah mungkin seorang mukmin berbohong?” Nabi menjawab ; “ tidak “ ( HR Imam Malik dalam kitab Almuwathaa)
Teman-Teman Yang Berbahagia!!!
Apa yang bisa pelajari dari hadist tersebut? Hadits tersebut mengajarkan kita untuk berkata jujur, karena orang mukmin tidak mungkin berbohong, karena kejujuran adalah semua pangkal perbuatan baik manusia. Tidak ada perbuatan dan ucapan kecuali kejujuran. Oleh sebab itu Allah menyuruh orang-orang mukmin agar selalu berkata benar dan berlaku jujur. Ini diperintahkan oleh Allah melalui firmannya dalam Al-Qur`an surat Al-Ahzab Ayat 70.
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang jujur dan benar”.
Teman-Teman Yang Bahagia!!!
Sebagai penutup, kejujuran adalah tiang agama, sendi akhlak dan pokok rasa kemanusiaan manusia. Tanpa kejujuran agama tidak lengkap, akhlak tidak sempurna,dan seorang manusia tidak sempurna menjadi manusia. Disinilah pentingnya bagi kehidupan. Rasullullah SAW. Telah bersabda yang artinya sebagai berikut:
“ Tetap berpegang eratlah wahai kamu seakan-akan melihat kehancuran dalam berpegang teguh tapi yakinlah bahwa di dalam kejujuran itu terdapat keselamatan” .(HR Abu Dunya)
Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf dan semoga ada manfaatnya bagi kalian. Sekian dan terima Kasih
Wabilahitaufik wal hidayah Wassalamu`alaikum Wr. Wb.
Pidato Agama Singkat tentang Kejujuran
Assalmu’alaikum Wr.Wb
اَلْحَمْدُ للهِ وَالشُّكْرُلِلهِ وَالصَّلاَةُ وَالسّلَامُ عَلىَ رَسُوْلِ اللهِ سَيّدِ نَا وَمَوْلَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ, اَمَّا بَعْدُة
Sebelumnya, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga kita dapat berkumpul di sini dengan sehat wal afiat.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Para hadirin sekalian.
Jujur merupakan cerminan sejati seorang muslim. Rasulullah SAW adalah orang yang terkenal dengan kejujurannya. Dalam kehidupan sehari-harinya, beliau selalu mengedepankan kejujuran. Karena jujur adalah akhlak yang sangat baik menurut pandangan Allah SWT.
Bila kita senantiasa memeliharan kejujuran dalam hidup kita, niscaya kita akan menjadi bagian dari orang yang beruntung baik di dunia maupun di akhirat.
Bapak-bapak, Ibu-ibu dan saudara sekalian,
Kita semua setuju bahwa jujur merupakan budi pekerti yang mulia. Dengan kejujuran, seseorang perlahan akan menuju kebaikan. Apabila seseorang telah jujur dan mampu menempatkan suatu kebaikan, maka ia terbimbing menuju surga. Bukanlah Rasulullah saw. pernah bersabda:
“Sesungguhnya kejujuran membimbing kearah kebaikan. Dan kebaikan itu membimbingnya ke surga. Seseorang yang jujur, maka hingga di sisi Allah ia akan menjadi orang yang jujur dan benar. Sedangkan sifat dusta membimbing seseorang pada kejahatan. Lalu kejahatan itu menyeret ke neraka. Seseorang yang biasa berdusta, maka hingga di sisi Allah kelak tetap menjadi pendusta. (HR. Bukhari Muslim)
Para hadirin yang dirahmati Allah,
Orang yang suka berterus terang dan jujur dalam segala hal kehidupan ini, maka ia termasuk memiliki sifat kenabian. Sebab tentu saja orang-orang yang jujur ini suka sekali dengan kebenaran. Karena sukanya, maka ia selalu memelihara akhlaknya dari dusta. Karena itu ia cenderung untuk melakukan kebaikan dan menegakan kebenaran agama.
Dalam Surat Maryam ayat 41, Allah berfirman:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا
Artinya:
Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. (QS: Maryam Ayat: 41)
Kemudian di bagian lain, yaitu ayat 54 diterangkan pula:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا
Artinya:
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. (QS: Maryam Ayat: 54)
Para bapak, Ibu dan saudara sekalian,
Kejujuran itu dekat dengan kebenaran. Kebenaran adalah sesuatu yang disenangi Allah. Jika Allah senang, maka pastilah Dia akan mengasihi. Dan hambaNya yang jujur, maka kelak di hari Kiamat akan disediakan tempat yang menyenangkan, yaitu surga.
Sesungguhnya kejujuran dan sikap terus terang akan membawa diri seseorang menuju ke jalan kemerdekaan jiwa. Jiwa yang merdeka bebas tanpa ikatan. Sebab orang yang selalu jujur, maka ia tidak merasa cemas dan takut kepada siapapun. Apa yang dilihatnya akan dikatakan apa adanya. Tiada tersembunyi dan terselipi kebohongan sedikit pun.
Orang yang senantiasa jujur, maka ia pun jujur terhadap dirinya sendiri, kejujuran pada diri sendiri dapat mengantarkan dirinya pada suatu kemajua. Di mana, karena jujur, akhirnya ia mengakui kekurangan dan kelemahan yang dimiliki. Jika seseorang menyadari kekuarangan dan kelemahannya, pasti ia tidak mempunyai sifat sombong. Dengan demikian tentu akan terus belajar dan berusaha untuk meningkatkan diri dan memperbaiki kelemahan yang dimiliki.
Para hadirin yang saya hormati,
Sekali lagi saya katakan bahwa orang yang jujur tidak akan takut kepada siapapun juga. Jika ia harus menghadapi bahaya dari perkataannya yang jujur, maka ia tidak akan khawatir. Bahkan ia tak segan-segan mengatakan apa adanya. Tetapi terhadap diri dan hatinya sendiri ia sangat takut. Ketakutan itu ialah jangan-jangan ia memungkiri suara hatinya sendiri. Di mana suara hati mengemukakan kebenaran.
Oleh karena itu sebagai seorang muslim, hendaknya kita senantiasa bersikap jujur, di mana dan kapan saja. Dalam pergaulan sehari-hari, kejujuran perlu diterapkan. Marilah kita tunjukan kepada masyarakat bahwa seorang muslim selalu memiliki akhlak mulia.
Billahit tawfiq wal hidayat, wassalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuhu.