Fi’il Lazim

Diposting pada
4/5 - (3 votes)

Pengertian Fi’il Lazim

Fi’il lazim adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek untuk menjadi kalimat sempurna. dalam bahasa indonesia biasa kita kenal dengan kata kerja intransitif, contoh:
Sangat jelas tentunya contoh fi’il lazim di atas, ia sama sekali tidak membutuhkan objek (maf’ul bih) untuk menjadi kalimat sempurna dan memahamkan.
fi’il lazim hanya membutuhkan fa’il (pelaku) tapi tidak membutuhkan maf’ul bih (objek).
Berikut ini adalah ciri-ciri atau fi’il yang sudah dipastikan termasuk fi’il lazim atau kata kerja yang tidak membutuhkan objek:
Baca Juga : Fi’il Amr
1. Fi’il yang menunjukan arti sifat:
  • شَجُعَ: “Berani”
  • جَبُنَ: “Takut”
  • حَسُنَ: “Baik”
  • قَبَحَ: “Jelek”
2. Fi’il yang menunjukan arti ukuran:
  • طَالَ: “Panjang”
  • قَصَرَ: “Pendek”
3. Fi’il yang menunjukan arti kebersihan:
  • طَهُرَ: “Suci”
  • نَظُفَ: “Bersih”
4. Fi’il yang menunjukan arti kotor:
  • وَسِخَ: “Kotor”
  • دَنِسَ: “Kotor”
  • قَذِرَ: “Tercemar”
5. Fi’il yang menunjukan arti keadaan yang tidak lazim dan bukan termasuk gerakan:
  • مَرِضَ: “Sakit”
  • كَسِلَ: “Malas”
  • نَشِطَ: “Rajin”
  • فَرِحَ: “Gembira”
  • حَزِنَ: “Sedih”
  • شَبِعَ: “Kenyang”
  • عَطِشَ: “Lapar”

Baca Juga : Fi’il Mudhari

6. Fi’il yang menunjukan arti warna:
  • إِحْمَرَّ: “Memerah”
  • إِسْوَدَّ: “Menghitam”
  • إِخْضَرَّ: “Menghijau”
  • إِبْيَضَّ: “Memutih”
  • إِصْفَرَّ: “Menguning”
  • إِزْرَقَّ: “Membiru”
7. Fi’il yang mengikuti wazan (فَعُلَ):
  • حَسُنَ: “Baik”
  • شَجُعَ: “Berani”
  • شَرُفَ: “Mulia”
  • كَرُمَ: “Mulia”
  • جَمُلَ: “Indah/baik”
8. Fi’il yang mengikuti wazan (إنْفَعَلَ):
  • إنْكَسَرَ:  “Pecah”
  • إنْحَطَمَ: “Hancur”
  • إنْطَلَقَ: “Pergi”

Baca Juga : Fiil Majhul

9. Fi’il yang mengikuti wazan (إفْعَلَّ):
  • إِحْمَرَّ: “Memerah”
  • إِسْوَدَّ: “Menghitam”
  • إِخْضَرَّ: “Menghijau”
  • إِبْيَضَّ: “Memutih”

Penjelasan Fi’il Lazim

Fi’il lazim adalah kata kerja (fi’il) yang tidak membutuhkan objek  (maf’ul bih) untuk menjadi kalimat sempurna. Dalam bahasa indonesia biasa kita kenal dengan kata kerja intransitif, contoh:

  • جَلَسَ الْأُسْتَاذُ = Pak Guru itu duduk
  • جَلَسَ = berkedudukan sebagai fi’il madhi
  • الْأُسْتَاذُ = berkedudukan sebagai fa’il
  • يَنَامُ الطِّفْلُ مُبَكِّرًا = Anak itu tidur nyenyak
  • يَنَامُ = berkedudukan sebagai fi’il mudhori’
  • الطِّفْلُ = berkedudukan sebagai fa’il
  • مُبَكِّرًا = berkedudukan sebagai hal (keterangan)

Baca Juga : Jumlah Ismiyah