Al Qahhar Artinya

Diposting pada

Al Qahhar Artinya

Pengertian Al Qohhar

Nama Allah, Al-Qahir ( الْقَاهِرُ ) dan al-Qahhar ( الْقَهّ) ) termasuk Asmaul Husna tersebut dalam firman-Nya:
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
“Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.” (al-An’am: 18)
Baca Juga : Al Ghaffar Artinya
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ ۖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba- Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikatmalaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikatmalaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (al-An’am: 61)
Adapun al-Qahhar disebutkan pada enam tempat di dalam al-Qur’anul Karim, di antaranya,
قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ ۚ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُم مِّن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Katakanlah, “Siapakah Rabb langit dan bumi?” Jawabnya, “Allah.” Katakanlah, “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudaratan atas diri mereka sendiri?” Katakanlah, “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah, “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Rabb Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.” (ar-Ra’d: 16)
Jadi, Allah Subhanahu wata’ala memiliki sifat al- Qahr yang berarti menundukkan, mengalahkan, dan punya makna mengazab dari atas. Ibnu Jarir rahimahullah mengatakan, “Hanyalah Allah Subhanahu wata’ala mengatakan dalam ayat ( فَوْقَ عِبَادِهِ ) ‘di atas hamba-hamba- Nya’ karena Allah Subhanahu wata’ala menyifati diri-Nya bahwa Ia menundukkan mereka. Di antara sifat sesuatu yang menundukkan yang lain adalah dia berada di atasnya.
Karena itu, makna firman-Nya adalah ‘Dan Allah-lah yang mengalahkan hamba-hamba-Nya dan menundukkan mereka’.”
Adapun al – Qahhar adalah bentuk mubalaghah dari kata al-Qahir, bentuk kata yang memberi arti yang lebih dalam pada sifat tersebut.
As-Sa’di t menjelaskan, “Al-mQahhar, Yang Maha Menundukkan seluruh alam semesta baik yang atas maupun yang bawah, yang menundukkan segala sesuatu, yang tunduk kepada- Nya seluruh makhluk. Hal itu karena keperkasaan-Nya dan kesempurnaan kemampuan-Nya.
Tidaklah sesuatu terjadi, dan tidaklah msesuatu tergerak selain dengan seizin- Nya. Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi dan yang tidak Dia kehendaki maka tidak terjadi. Semua makhluk membutuhkan-Nya. Semuanya lemah, tidak memiliki kekuasaan untuk memberi dirinya manfaat ataupun mudharat, kebaikan ataupun kejelekan.
Sifat qahr pada-Nya menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wata’ala memiliki sifat hidup, perkasa, dan mampu. Tidak sempurna penundukan-Nya terhadap semua makhluk, kecuali dengan kesempurnaan sifat hidup-Nya, keperkasaan-Nya, dan kemampuan-Nya.
Baca Juga : Al Bari Artinya
” Nama Allah Subhanahu wata’ala al-Qahhar yang terdapat dalam al-Qur’an selalu beriringan dengan nama Allah al-Wahid, Yang Maha Esa. As-Sa’di rahimahullah menjelaskan mhikmahnya, “Sesungguhnya tidak terdapat keesaan bersama dengan sifat menundukkan kecuali hanya milik Allah Subhanahu wata’ala satu-satu-Nya. Sebab, setiap makhluk pasti di atasnya ada makhluk lain yang menundukkannya. Di atas makhluk yang menundukkan itu ada makhluk lain lagi yang menundukkannya dan lebih tinggi darinya.

Makna Kata  Al Qohhar

Nama Allah, Al Qohhar bermakna Yang dapat memaksa makhluk-Nya bagaimana saja Allah kehendaki.
Dalam al-Qur’an, al-Qahhar disebut enam kali dan kesemuanya dirangkai setelah penyebutan kata al-Wahid, yang juga merupakan Asma Allah. Penyebutan nama dan sifat al-Wahid di depannya memberi arti kuat bahwa hanya Dia satu-satunya yang memiliki sifat Al-Qahhar.
Orang yang mengaku dirinya Qahhar (penakluk) akan dikalahkan dan dihinakan-Nya. Fir’aun, dalam al-Qur’an dikisahkan pernah mengganggap dirinya sebagai “Qaahiruun” (penakluk) ketika dia memerintahkan untuk membunuh semua bayi lelaki.
Penundukan itu berakhir pada Yang Maha Esa lagi Maha Menundukkan. Maha Menundukkan dan Maha Esa adalah dua sifat yang saling terkait dan mesti ada pada Allah Subhanahu wata’ala satu-satu-Nya.
Jelaslah dengan dalil aqli bahwa semua yang disembah selain Allah Subhanahu wata’ala tidak punya kemampuan untuk menciptakan makhluk sedikit pun. Karena itu, tidak benar dia diibadahi. (Tafsir Surat ar-Ra’d: 16)

Ibnul Qayyim juga mengatakan, “Al-Qahhar tidak mungkin melainkan hanya satu. Sebab, apabila Dia memiliki tandingan yang sepadan lantas tidak mampu menundukkannya, dia tidak disebut Qahhar (yang menundukkan) secara mutlak. Apabila Dia bisa menundukkannya, tidak ada yang sepadan dengan-Nya, berarti al-Qahhar tidak lain kecuali hanya satu.” (ash-Shawa’iq al-Mursalah, 3/1032 dinukil dari Fiqh al-Asma’ul Husna)

Baca Juga : Al Khaliq Artinya

Definisi Sifat Allah Al Qahhar

Sifat Allah Al Qahhar diartikan sebagai Yang Maha Menundukkan. Dialah yang menundukkan siang dan malam, matahari, bulan dan bintang. Semua beredar menurut garis edarnya. Allah menundukkan manusia dan menunjukkan keesaanNya agar manusia mau berpikir.
Allah menundukkan semua makhluk termasuk manusia. Tiada yang dapat menolak rencanaNya. Dia yang menimpakan kehinaan dan Allah pula yang memberi kekuasaan kepada yang dikehendakiNya. Sungguh Allah menggenggam semua makhluk dalam kekuasaanNya.
Sebagai makhlukNya kita harus senantiasa mengambil keteladanan dari sifat Al Qahhar, dengan tidak merasa sombong karena kita hanyalah makhluk yang tiada daya.

Al-Qahhar adalah juga bermakna menjinakkan atau menundukkan. Segala makhluk-Nya dijinakkan dan ditundukkan di bawah kekuasaan-Nya. Tiada satupun makhluk yang menentang-Nya kecuali mereka akan dikalahkan dan dihinakan, sekaligus.

“Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am: 18)

Dalam al-Qur’an, al-Qahhar disebut enam kali dan kesemuanya dirangkai setelah penyebutan kata al-Wahid, yang juga merupakan Asma Allah. Penyebutan nama dan sifat al-Wahid di depannya memberi arti kuat bahwa hanya Dia satu-satunya yang memiliki sifat Al-Qahhar. Orang yang mengaku dirinya Qahhar (penakluk) akan dikalahkan dan dihinakan-Nya. Fir’aun, dalam al-Qur’an dikisahkan pernah mengganggap dirinya sebagai “Qaahiruun” (penakluk) ketika dia memerintahkan untuk membunuh semua bayi lelaki.

Baca Juga : Al Mutakabbir Artinya

“Fir’aun berkata: Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh atas mereka.” (QS. Al-A’raf: 127)

Allah membungkam Fir’aun dan orang-orang kafir lainnya dengan menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya, menekuk lutut para pembangkang dengan kekuasaan-Nya, menjinakkan hati para pecinta-Nya sehingga mereka bersuka cita menanti di depan pintu rahmat-Nya. Dia pula yang menundukkan panas dan dingin, mengalahkan besi dengan api, memadamkan api dengan air, menghilangkan gelap dengan terang, dan melenyapkan terang dengan kegelapan.

“Katakanlah: Jelaskan kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang bisa mendatangkan sinar terang kepadamu ? Maka apakah kamu tidak mendengar ? Katakanlah: Jelaskan kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang bisa mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya ? Maka apakah kamu tidak memperhatikan ?” (QS. Al-Qashash: 71 dan 72)
Sungguh, Allah telah mengalahkan semua makhluq-Nya, termasuk manusia. Dialah yang menjadikan manusia menjerit ketika lapar, menjadikannya lemah dan tak berdaya ketika kantuk dan tidur. Dia pula yang memberi manusia sesuatu yang tidak diinginkan dan menghalangi yang didambakan. Tak seorangpun yang bisa menolak ketika diberi celaka atau sakit. Sebaliknya, tak seorangpun yang bisa mendapatkan sesuatu yang dihalangi Allah.
Kepada manusia yang biasa menyombongkan ilmu dan teknologinya, Allah menantang, apakah mereka bisa menahan sebentar saja peredaran matahari? Apakah mereka juga bisa memperpanjang malam walau sedetik saja? Orang yang beriman segera akan menyadari dan berkata: “Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya.” (QS. Az-Zukhruf: 12 dan 13)
Sekalipun Al-Qahhar merupakan nama dan sifat Allah yang tak patut seorangpun mengaku sebagai penakluk, tapi hal itu tidak menghalangi orang beriman untuk meneladaninya. Imam Al-Ghazali mempersyaratkan bagi mereka yang ingin meneladani sifat Al-Qahhar dengan terlebih dahulu menyadari bahwa tujuan penciptaannya adalah untuk menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi.
Baca Juga : Al Jabbar Artinya
Banyak halangan dan rintangan yang menjadi sebab tak terpenuhinya tujuan penciptaan tersebut, salah satunya adalah hawa nafsu. Untuk itu kita harus “Qaahiruun”, menjadi penakluk dan penjinak hawa nafsu kita sendiri.