Pengertian Dhomir
Daftar Isi Artikel
Dhomir dalam bahasa Indonesia dinamakan kata ganti. Sedangkan definisi dhomir merupakan Isim Ma’rifah yang Mabni yang bermanfaat untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu atau seseorang maupun sekelompok.
Mabni diatas maksudnya yakni Isim yang tidak berubah harokat kesudahannya baik dalam suasana rofa, nashob maupun khofadz/jarr. sehingga bila di i’rob melulu menempati kedudukannya saja, harokat akhir tidak berubah
Dhomir sering dikenal juga dengan kata yang menunjukkan makna ia, kamu, saya, ataupun seseorang, baik berdua atau banyak, laki-laki atau perempuan.
Mudhmar dan dhomir ialah dua isim yang sama, yaitu tentang lafadz yang dipergunakan guna mutakallim (pembicara), laksana lafadz أَنَا = saya, atau orang yang disuruh bicara ( orang kedua) laksana أَنْتَ = kamu, atau guna orang ketiga laksana lafazh هُوَ = dia.
Pembagian Dhomir
ama منفصل Munfashil (terpisah)
- Kedua متصل Muttashil (menyatu/bersambung)
- Ketiga مستر Mustatir (melebur)
1. Dhomir Munfashil (الضمير المنفصل). Pengertian dhomir munfashil merupakan dhomir yang penulisanya dipisah dari isimnya sebab dhomir munfashil ialah dhomir yang berdiri sendiri. Contoh :
هو طالِبٌ = Dia (laki-laki) seorang pelajar.
أنْتَ نشيطٌ = Kamu (laki-laki) rajin.
هي مُدَرِّسَةٌ = Dia (pr) seorang guru (wanita).
Dhomir munfashil mempunyai 2 macam:
a). Dhomir munfashil yang di-rofa’-kan
Contoh: أَنا طالب , انت طالب , هم طلاب.
b). Dhomir munfashil yang dinashobkan
Contoh : إياك ، إياي ، إياكم .
2. Dhomir Muttashil (الضمير المتصل) merupakan dhomir yang penulisannya estafet dengan kata yang beda (menyatu). Dhomir ini berkedudukan sebagai objek. Contohnya : هذا كتابي (haadzaa kitaabii)= ini buku ku.
Dhomir Muttashil mempunyai 3 macam bentuk:
a). Dhomir Muttashil yang dibaca rofa’
b). Dhomir Muttashil yang dibaca nashob
c). Dhomir Muttashil yang dibaca jarr
3. Dhomir Mustatir (الضمير المستتر) merupakan dhomir yang tersembunyi dalam sebuah kata kerja / fi’il. Dhomir ini tidak tertulis atau tidak kelihatan tapi dapat diketahui dengan melihat format kata kerjanya. Contoh:
(ذهب) : Dia (lk) sudah pergi. Kata kerja ini mempunyai pelaku/fail yg tidak tertulis/tersembunyi yakni (هو).
(ذهبتُ) : Saya sudah pergi. Kata kerja ini mempunyai pelaku tersembunyi yang taqdirnya ialah anaa (أنا).
ذَهَبَ إلَى الْمَدْرَسَةِ (Dia laki-laki sudah pergi ke sekolah )
ذَهَبْتُ إلَى الْمَدْرَسَةِ (Saya sudah pergi ke sekolah )
أَذْهَبُ إلَى الْمَدْرَسَةِ (Aku sedang pergi ke sekolah )
Dhomir dikelompokkan menjadi tiga macam:
1. Mutakallim ( مُتَكَلِّم ) atau penceramah orang kesatu .
a) Mufrad/Tunggal: أَنَا guna Mudzakkar maupun Muannats.
b) Mutsanna/Jamak: نَحْنُ guna Mudzakkar maupun Muannats.
2. Mukhotob ( مُخَاطَب ) atau orang yang diajak bicara (orang kedua). Terdiri dari:
a) Mufrad: أَنْتَ (Anta) guna Mudzakkar dan أَنْتِ (Anti) guna Muannats.
b) Mutsanna: أَنْتُمَا guna Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: أَنْتُمْ (antum) guna Mudzakkar dan أَنْتُنَّ (antunna) guna Muannats.
3. Ghoib ( غَائِب ), tidak berada di lokasi stau orang ketiga. Terdiri dari:
a) Mufrad: هُوَ (huwa) guna Mudzakkar dan هِيَ (hiya) guna Muannats.
b) Mutsanna: هُمَا guna Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: هُمْ (Hum) guna Mudzakkar dan هُنَّ (Hunna) guna Muannats.
Ketentuan Dhomir
Dhomir terdapat yang menempati status rofa’, nashob dan jarr.
Apabila dibaca Rofa’ maka kedudukannya sebagai mubtada’, khobar, fa’il atau naibul fa’il, isim kaana.
Apabila dibaca Nashob maka kedudukannya sebagai maf’ul bihi dan isim inna.
Apabila Dhomir dibaca jarr, maka kedudukannya sebagai mudhof ilayhi dan majrur, sebab didahului huruf jar.
Dhomir dapat tampak (ضَمِيْرٌ ظَاهِرٌ) contohnya كَتَبْتُada pun yang tidak terlihat (ضَمِيْرٌ مُسْتَتِرٌ) misalnya كَتَبَ.
Syarat dhomir jangan dibaca jazm, sebab tidak terdapat dhomir yang menempati status Jazm sebab dhomir ialah isim dan isim tersebut tidak terdapat yang majzum.
MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA DARI ISIM
Mumpung sedang membahasa ISIM DHOMIR, sekalian kita bahas cara penggunaannya dalam sebuah kalimat sederhana
Pada materi di atas tertulis bahwa ada Isim Dhomir yang untuk bentuk TUNGGAL, ada yang untuk bentuk GANDA, dan ada yang untuk bentuk JAMAK
Nah, dalam Bahasa Arab, pada Materi sebelumnya telah di bahas yaitu pada Materi Pertemuan 3 tentang Pembagian Kalimat dan Ciri-Cirinya dimana dijelaskan ada 2 (dua) macam kalimat yaitu KALIMAT ISMIYYAH (JUMLAH ISMIYYAH) dan KALIMAT FI’LIYYAH (JUMLAH FI’LIYYAH)
Karena kalimat yang akan kita buat akan diawali oleh ISIM DHOMIR alias diawali ISIM, maka kita akan membuat KALIMAT ISMIYYAH
KALIMAT ISMIYYAH itu terdiri dari 2 (dua) unsur yaitu MUBTADA dan KHABAR
Kata yang pertama alias yang awal disebut dengan MUBTADA, dan kata yang kedua alias kata yang mengikuti nya disebut dengan KHABAR
Tetapi terkadang pada kondisi tertentu, justru kebalik, KHABAR diletakkan di awal, dan MUBTADA di akhir (tapi ini terjadi hanya beberapa kondisi alias kasus saja
KAIDAH MEMBENTUK KALIMAT ISMIYYAH adalah:
- MUBTADA dan KHABAR HARUS SAMA JENIS (misalkan mubtada dari jenis mudzakkar, maka khabar juga harus dari jenis mudzakkar)
- MUBTADA dan KHABAR HARUS SAMA BILANGAN (misalkan mubtada berbentuk Jamak, maka khabar juga harus berbentuk jamak)
- MUBTADA dan KHABAR HARUS SAMA-SAMA MARFU’ (coba baca, review, dan ingat kembali materi pertemuan 7 tentang Kedudukan atau Posisi Harokat Akhir suatu kata seperti Marfu’, Majrur, Manshub, Majzum)
Coba kita terapkan kaidah di atas
Misalkan: Kalian (laki-laki) adalah para muslim
Yaitu اَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Menjadi salah jika kita mengatakan اَنْتُمْ مُسْلِمٌ
Kalimat di atas salah arena اَنْتُمْ itu artinya Kalian (untuk jamak/banyak orang), sedangkan مُسْلِمٌ artinya satu orang muslim (tidak memenuhi kaidah HARUS SAMA BILANGAN)
Baca Juga : Isim Majrur
Kalimat di atas menjadi benar jika diubah menjadi اَنْتَ مُسْلِمٌ (engkau/kamu seorang muslim
Kalau kita analisis alias kita bedah pada kalimat اَنْتُمَا مُسْلِمَانِ di atas, maka semua kaidah yang telah dijelaskan sebelumnya di atas sudah terpenuhi semua:
# Mubtada dan Khabar sudah sama Jenis yaitu sama-sama dari jenis mudzakkar, dimana اَنْتُمْ adalah Isim Dhomir untuk Mudzakkar, dan مُسْلِمُوْنَ juga dari jenis mudzakkar
# Mubtada dan Khabar sudah sama Bilangan yaitu sama-sama bentuk jamak, dimana اَنْتُمْ adalah Isim Dhomir untuk bentuk JAMAK, dan مُسْلِمُوْنَ juga merupakan bentuk JAMAK
# Mubtada dan Khabar sudah sama MARFU’
Namun perlu diketahui bahwa mubtada di sini yaitu ISIM DHOMIR ini termasuk ISIM YANG MABNI alias harokat akhir nya tidak berubah alias TETAP. Jadi Posisi Marfu’, Majrur, Manshub nya pun sama saja alias tidak ada bedanya
Sedangkan Khabar nya bukan termasuk ISIM MABNI, maka bentuk khabarnya sudah MARFU’ yaitu berakhiran UUNA untuk jamak mudzakkar salim (coba pelajari, review, dan cek ulang pelajaran Pertemuan 7 tentang Kedudukan atau Posisi Harokat Akhir suatu Kata)
Coba kita beri contoh lagi tetapi untuk yang Isim Muannats yaitu KALIAN (perempuan) adalah para muslimah
Baca Juga : Isim Ma’rifah
Yaitu اَنْتُنَّ مُسْلِمَات
Coba dianalisa sebagai latihan, apakah memenuhi kaidah-kaidah yang telah disebutkan di atas? Jika sudah memenuhi kaidah, maka kalimat nya berarti BENAR
Semua ISIM DHOMIR di atas kalau diperhatikan berada atau terletak di awal suatu kalimat. Jenis ISIM DHOMIR yang terletak di awal kalimat alias mengawali suatu kalimat disebut dengan ISIM DHOMIR MUNFASHIL alias KATA GANTI SUBYEK
Kalau ISIM DHOMIR yang tertelak dibelakang alias diakhir suatu kalimat, disebut dengan ISIM DHOMIR MUTTASHIL alias KATA GANTI OBJEK (perhatikan Isim Dhomir Muttashil pada tabel di bawah ini karena berbeda dengan Isim Dhomir Munfashil) dan ISIM DHOMIR MUTTASHIL tidak perlu mengikuti KAIDAH-KAIDAH DI ATAS (tidak harus sama jenis dan tidak harus sama bilangan)
Baca Juga : Isim Nakirah
Ada juga ISIM DHOMIR MUSTATIR yaitu kata ganti yg melekat pada FI’IL / KATA KERJA yang insyaAllah kita akan pelajari pada Bab Fi’il atau Kata Kerja