Al Ghafur Artinya

Diposting pada

Al Ghafur Artinya

Pengertian Al Ghafur

Nama Allah, Al Ghafuuru ( الغفور ) dibaca Al Ghafur termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah :

  • Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkaidarahdaging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah [2]: 173)
  • Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, Saudara-saudara bapakmu yang perempuan; Saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nisaa’ [4]: 23)

Baca Juga : Al Azim Artinya

Makna Kata  Kata Al ghaffur

Nama Allah, Al Ghafuuru bermakna Yang sangat suka, senang memberikan ampunan sekalipun seorang mempunyai kesalahan memenuhi ruang antara langit dan bumi, bila ia benar-benar taubat dan minta ampun, maka diampuni oleh Allah.

“Kabarkan olehmu (Wahai Muhammad) kepada hamba-hamba-Ku bahwa sesungguhnya Aku adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hijr: 49)

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah saw melewati para sahabat yang sedang larut dalam tawa dan canda, lalu beliau menyalami mereka, kemudian bersabda: “Apakah kalian tertawa sedang neraka di hadapan kalian?” Atas nasihat tersebut, para sahabat menyesal atas perbuatannya dan mereka merasa sangat tertekan.

Tak lama kemudian Rasulullah saw kembali kepada mereka dan berkata, “Jibril baru saja mendatangi saya dan menyampaikan bahwa Allah bertanya, mengapa saya menjadikan sebagian hamba-Nya putus asa dari rahmat-Nya?” Setelah itu beliau membaca ayat di atas.

Baca Juga : Al Halim Artinya

Kata “Al-Ghafur” berasal dari kata dasar gha-fa-ra, sama dengan “Al-Ghaffar” yang sama-sama merupakan nama sekaligus sifat Allah. Sebagian Ulama memberi arti yang sama terhadap keduanya, sebagian lagi menyatakan bahwa cakupan Al-Ghaffar lebih luas dan dalam dibanding Al-Ghafur, dan sebagian lagi sebagaimana pendapatnya Imam Al-Ghazali bahwa Al-Ghafur lebih sempurna dan menyeluruh pengampunannya.

Lepas dari perbedaan tersebut, al-Qur’an tak kurang dari 91 kali menyebut kata Al-Ghafur. Sebagian besar dirangkai dengan nama dan sifat Allah yang lain, sebagian sisanya berdiri sendiri. Dari sekian banyak ayat, kata Al-Ghafuur lebih banyak disandingkan dengan kata Ar-Rahim (tak kurang dari 70 kali). Hal itu memberi kesan bahwa sifat ghafur-Nya lebih merupakan derivasi dari sifat kasih dan sayang-Nya.

Betapa tidak! Allah memberi ampunan kepada setiap mukmin yang bertobat dan bersungguh-sungguh meminta ampunan-Nya. Allah berfirman:

“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat, beriman, dan beramal shaleh, kemudian ia tetap mengikuti jalan (petunjuk) yang benar.” (QS. Thaaha: 82)

Bahkan kepada mereka yang telah melampaui batas dan tidak serta merta meminta ampunan sekalipun, Dia tetap berlapang untuk mengampuninya.

Baca Juga : Al Khabir Artinya

“Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Tentu saja tetap ada batasnya, yaitu syirk. Untuk jenis dosa yang satu itu Allah tak akan memberi ampunan sampai yang bersangkutan bertobat dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Allah berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirk) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisaa: 48)

Sebagai hamba-Nya Al-Ghafur, patut kita meneladani sifat tersebut dengan senantiasa berlapang dada, memberi maaf kepada mereka yang dengan sengaja maupun tidak sengaja telah melakukan kesalahan kepada kita. Kita tetap memberi maaf kepada mereka yang meminta maaf ataupun yang tidak, yang mengakui kesalahannya maupun yang tidak.

Dalam masalah yang satu ini Abu Bakar Ash-Shidiq patut diteladani. Bayangkan, ia tetap berlapang dada dan memberi maaf kepada orang yang telah memfitnah dan merusak nama baik keluarganya, padahal orang tersebut selama ini ditanggung segala kebutuhan hidupnya, termasuk sandang, papan, dan pangannya.

Pada awalnya ia marah, tersinggung, bahkan terlontar suatu sumpah untuk tidak lagi menafkahi orang tersebut, tapi ia segera membatalkannya. Atas sikapnya itu Allah menurunkan firman-Nya:

Baca Juga : Al Latif Artinya

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nuur: 22)

Perbedaan antara al’Afuww(Maha Pemaaf) dan al-Ghaffar (Maha Pengampun)

Pada dasarnya, semua nama Allah adalah sangat baik. Tapi al-‘Afuww itu memiliki makna lebih dalam daripada maghfirah (al-Ghaffar dan al-Ghafur). Karena maghfirah, adalah ampunan dosa namun dosa itu masih ada. Dosa tersebut ditutupi oleh Allah di dunia dan diakhirat nanti juga ditutupi dari pandangan makhluk. Sehingga Allah tidakmenyiksa seseorang dengan dosa tersebut, tapi dosa itu masih ada.

Adapun maaf (al-‘Afuww), maka dosa yang dilakukan hamba sudah tidak ada. Seolah-olah, ia tidak pernah melakukan kesalahan. Karena dosa itu telah dihilangkan dan dihapuskan sehingga bekasnya tidak lagi terlihat. Dari sisi ini, pemberian maaf lebih istimewa.

Boleh jadi seseorang melakukan dosa-dosa kecil, ia tidak banyak ibadah di Lailatul Qadar, maka ia datang di hari kiamat akan mendapati Allah sebagai Maha Pengampun (al-Ghafur). Namun nanti dosa-dosa itu akan ditampakkan dan ia disuruh mengakuinya.

Baca Juga : Al Adl Artinya

Berbeda dengan yang -boleh jadi- melakukan dosa besar, lalu ia bertaubat, giat ibadah di Lailatul Qadar, maka di hari kiamat ia memperoleh maaf. Maka Allah Maha Pemaaf (al-‘Afuww), tidak lagi menyebutkan kesalahan-kesalahannya, karena sudah dihapuskan. Adapun al-Ghafur (Maha Pengampun), terkadang dosanya masih disebut dan ditampakkan, namun Allah tidakmenyiksa/menghukum karenanya.

Perbedaan keduanya, terlihat jelas dalam dua hadits berikut ini:

Pertama,

hadits tentang datangnya seorang hamba pada hari kiamat, lalu Allah Tabarakan wa Ta’ala berfirman kepadanya:

“Wahai hamba-Ku, mendekatlah!” Maka hamba tadi mendekat. Lalu Allah menurunkan tabir penutup atasnya, dan bertanya padanya:”Apakah kamu ingat dosa ini? Apakah kamu ingat dosa itu?” -Dan ini menunjukkan bahwa bekas dosa itu masih ada dalam catatan amal-. Lalu hamba tadi menjawab, “Ya, masih ingat wahai Rabb.” Hamba tadi mengira akan binasa. Lalu Allah berfirman padanya: “Aku telah tutupi dosa itu atasmu didunia, dan hari ini Aku beri ampunan atas dosa itu untukmu.” Ini adalah maghfirah (al-Ghafuur / al-Ghaffar).

Sedangkan al-‘Afuww (pemaafan atasdosa), maka Allah akan berfirman pada hari kiamat kepada seseorang yang telahdimaafkan-Nya, “Wahai fulan, Sesungguhnya Aku telah ridha kepadamu karena perbuatanmu di dunia, Aku telah ridha kepadamu dan memaafkanmu, maka pergilah dan masuklah ke dalam surga.”

Perbedaan antara al’Ghafur dan al-Ghaffar

Menurut Imam Ghazali, al-Ghafuur adalah (يغفر الذنوب العظيم) atau mengampuni dosa dari segi kualitasnya, sedangkan al-Ghaffar adalah (يغفر الذنوب الكثير) atau mengampuni dosa dari segi kuantitasnya.

Baca Juga : Al Hakam Artinya

Sehinggaal-Ghafur lebih sempurna dan menyeluruh pengampunannya.

Ada juga ulama lain yang menjelaskan perbedaan kedua kata itu yaitu al-Ghafuur adalah mengampuni dosa dari masa lalu hingga masa mendatang (من الماضي الى المستقبل), sedangkan al-Ghaffar mengampuni dosa dari masa kini hingga masa mendatang (من الحاضر الىالمستقبل)